Jakarta, InfoPublik - Pembangunan arsitektur kesehatan menjadi krusial guna mengantisipasi wabah di masa depan. Hal itu menjadi salah satu topik bahasan dalam Tri Hita Karana (THK) Forum Road to G20 di Kura Kura Bali, pada Sabtu (27/8/2022).
Diskusi tersebut mengambil tema “Global Health Architecture: Bali for the World on Health, Resilience, and Happiness – Research Innovation, Healthcare, and Finance Ecosystem”.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan resminya yang diterima InfoPublik Minggu (28/8/2022) mengatakan pandemi telah menciptakan kesempatan bagi Indonesia mengolah ratusan juta data genomik.
“Ratusan data itu yang akan digunakan sebagai basis penelitian untuk menciptakan inovasi kesehatan agar tumbuh generasi yang sehat di masa mendatang,” kata Menkes Budi.
Salah satu pusat untuk mengembangkan riset genomik adalah Bali. Sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali yang diluncurkan pada 3 Desember 2021, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi di Bali sehingga tidak hanya tergantung pada satu sektor, yaitu pariwisata.
Menkes Budi menjelaskan Bali memiliki modal untuk membangun dan menyiapkan infrastruktur kesehatan. Untuk itu, pihaknya membuka kesempatan bagi perusahaan asing untuk mendirikan pusat riset dan investasi lainnya di bidang kesehatan di Indonesia.
“Namun, monetisasi tetap harus dilakukan di Indonesia dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Menkes Budi.
Pada forum yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan dukungannya terhadap konsep medical tourism sebagai bagian dari pemulihan sektor wisata yang terdampak akibat pandemi.
Sebagai implementasi dari Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali tersebut, Kemenkes telah melakukan beberapa upaya untuk mengolah data genomik tersebut, misalnya membangun pusat riset genomik di Universitas Udayana dan melakukan pertemuan dengan East Venture untuk mendukung bio research di Bali.
Dalam pembukaan diskusi, Pro Vice Chancellor Oxford University Sir Gordon Duff mengemukakan pandangannya bahwa pandemi telah menciptakan momentum untuk mengembangkan skala, kapasitas, dan respon cepat untuk menciptakan ketahanan kesehatan global.
“Bali dan Indonesia adalah tempat yang strategis untuk memanfaatkan momentum ini agar ilmuwan bisa memahami target obat baru dan jenis perawatan kesehatan yang lebih tepat untuk kesehatan manusia,” ujarnya.
Dalam diskusi itu topik yang didiskusikan antara lain pembangunan infrastruktur kesehatan berupa fasilitas kesehatan berkelas dunia, pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM).
Kemudian pembiayaan riset kesehatan dan genomik, inovasi dalam pengiriman obat dan akses perawatan kesehatan, serta pemanfaatan inovasi digital untuk menciptakan ekosistem kesehatan global.
Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkes