Sebagai pengampu isu transformasi digital, Kementerian Kominfo mengajak anggota Working Group dan Engagement Group untuk menyatukan pandangan dalam memperjuangkan agenda Digital Economy Working Group (DEWG) G20 dan Presidensi G20 Indonesia.
Sejalan dengan tiga agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia 2022, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak anggota Working Group dan Engagement Group untuk menyatukan pandangan dalam memperjuangkan agenda Digital Economy Working Group (DEWG) G20 dan Presidensi G20 Indonesia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kominfo Mira Tayyiba, yang ditugaskan menjadi Chair atau Ketua G20 DEWG oleh Co-Sherpa, berkomitmen untuk memperkuat dan menjadikan pembahasan isu digital dalam Presidensi G20 lebih efisien. Kolaborasi Kominfo dilakukan bersama kementerian dan lembaga yang mengampu Working Group maupun Engagement Group untuk menajamkan isu DEWG G20 tersebut.
"Kominfo mengelaborasi salah satu isu yaitu digital transformation melalui DEWG, dengan tiga isu prioritas. Pertama, adalah konektivitas dan pemulihan pasca-Covid-19. Kedua adalah literasi digital dan keterampilan digital dan yang ketiga yakni cross-border data flow dan data free-flow with trust," jelas Mira Tayyiba, dalam Rapat Koordinasi Isu Transformasi Digital Lintas Working Group-Engagement Group dalam Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia yang berlangsung virtual, dari Kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Penetapan tiga isu tersebut dilatarbelakangi adanya kesenjangan atau ketimpangan antara sektor usaha yang besar dan kecil maupun moda bisnisnya yang lama. "Bisa dikatakan konvensional dengan menggunakan platform digital maupun ketidakseimbangan karena belum adanya kesepakatan terkait dengan data governance. Sementara itu, kita tahu pada saat kita melakukan suatu kegiatan, sangat besar kemungkinannya terjadinya pertukaran data baik itu di dalam negara maupun antar negara atau kita sebut dengan cross-border," jelas Sekjen Kominfo.
Satu hal, Sekjen Kominfo menyatakan, berkaitan dengan tiga isu prioritas DEWG, Pemerintah Indonesia menargetkan tiga capaian. Pertama, dalam isu konektivitas diharapkan dapat disepakati konsep dan pemahaman bersama mengenai konektivitas digital, peningkatan G20 Inovation League menjadi G20 Innovation Network, serta pembuatan antologi praktik isu keamanan digital sebagai prasyarat keberlangsungan kegiatan usaha.
"Salah satu deliverables kita adalah elevasi dari G20 Innovation League yang merupakan Deliverables Italy menjadi G20 Innovation Network. Ada dua yang ingin kami highlight, jadi bukan physical connectivity saja melainkan juga people connectivity. Kita tahu, misalnya, UMKM sangat terbantu dengan adanya teknologi digital selama pandemi. Begitu juga dengan usaha rintisan," paparnya.
Isu kedua berkaitan dengan literasi digital, Kementerian Kominfo mengharapkan DEWG G20 bisa mengadopsi G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy, pembuatan antologi dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan partisipasi kelompok rentan di ekonomi digital, serta penyusunan kerangka kerja regulasi dan praktik terbaik dalam kecakapan dan literasi digital.
Sementara itu, dalam isu ketiga, berkaitan dengan cross-border data flow dan data free-flow with trust, Pemerintah Indonesia menargetkan, adopsi praktik terbaik tata kelola data dan rekomendasi kebijakan untuk penggunaan identitas digital.
Dalam rakor tersebut, Sekjen Kominfo Mira Tayyiba menegaskan, Indonesia sangat memahami setiap negara mungkin memiliki pendekatan yang berbeda. Namun demikian, Presidensi G20 Indonesia 2022 tetap konsisten dengan apa yang telah dilakukan di Presidensi Italia 2021.
Terungkap dari rakor itu, dari sejumlah Working Group dan Engagement Group telah memiliki isu digital yang sejalan dengan isu yang diusung oleh Kominfo. Seperti Kementerian Tenaga Kerja dengan gagasan future jobs pasti menyinggung mengenai digital. Sementara itu di sektor pendidikan akan ada pembahasan mengenai keahlian digital. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya menyinkronkan dan mengidentifikasi peluang kerja sama dan saling memperkuat antar-Working Group dan Engagement Group.
Di samping itu, penyelenggaraan DEWG, Kementerian Kominfo akan didukung knowledge partner nasional maupun internasional. Dari komunitas nasional ada Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, dan CSIS. Sementara itu, dukungan lembaga internasional dari International Telecommunication Union (ITU), UNESCAP, UNCTAD, dan OECD.
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi menambahkan, mayoritas negara-negara anggota G20 telah menyatakan dukungannya terhadap agenda maupun isu prioritas yang diangkat oleh Presidensi Indonesia dan DEWG. Keketuaan Indonesia dalam G20 Tahun 2022 diharapkan dapat mendorong kolaborasi konkret antarnegara anggota, baik dalam mewujudkan transformasi berbasis digital yang lebih merata dan berkelanjutan, terlebih lagi dalam upaya kolektif untuk pulih bersama dan pulih lebih tangguh.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari