Sejak awal September lalu, kawasan wisata Pulau Bunaken di Sulawesi Utara sudah mulai dibuka seiring dengan kebijakan adaptasi kebiasaan baru. Aktivitas kapal wisata hingga menyelam (snorkeling dan diving) dijalankan secara terbatas dan pengunjung wajib mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Sebagai upaya pemulihan sosial ekonomi masyarakat, pascapandemi Covid-19, pemerintah berharap pada sektor pariwisata sebagai pengungkit utama. Bakal banyak sektor yang tertolong ketika pariwisata digulirkan. Seperti transportasi, kuliner, perhotelan, kesenian lokal, hingga produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Oleh karena itu, pemerintah terus mengembangkan pengembangan infrastruktur pendukung dan konektivitas kawasan wisata nasional.
Sejauh ini, ada lima destinasi wisata yang menjadi superprioritas bagi pemerintah, meliputi Danau Toba (Sumatra Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika-Lombok (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara). Di lima destinasi inilah segala sarana dan prasarana dioptimalkan guna menarik para wisatawan sebanyak mungkin.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merupakan salah satu kementerian yang ditugaskan untuk mendukung infrastruktur transportasi di kawasan wisata superprioritas tersebut. Pihak Kemenhub telah memesan empat unit kapal bottom glass sea untuk melayani pengunjung dua daerah yang terkenal akan keindahan terumbu karangnya, yakni di Bunaken (masuk kawasan Likupang) dan Labuan Bajo. Wahana itu diharapkan menjadi sarana memikat para wisatawan mancanegara dan pelancong lokal agar mengunjungi ke dua destinasi wisata bahari unggulan tersebut.
Dalam proyek pembuatan kapal bottom glass tersebut, Kemenhub menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Peletakan lunas (keel laying) telah dilakukan Setjen Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Kegiatan pembangunan empat unit kapal wisata bottom glass sea ini dibiayai secara tahun jamak dari dana APBN Tahun Anggaran 2020 sampai dengan anggaran 2021 senilai Rp76,6 miliar.
Para pelancong akan dapat mengeksplorasi wisata bahari di Bunaken maupun Labuan Bajo tanpa harus bersusah payah menyelam tetapi cukup dengan menumpang kapal bottom glass sea.
Dengan menyewa kapal wisata khusus tersebut, dari bagian dasar kapal yang terbuat dari kaca itu, para wisatawan segala usia mulai dari anak-anak sampai lansia yang tidak bisa berenang dan menyelam pun dapat menikmati pesona keindahan alam dasar laut. Mereka tidak perlu repot-repot berenang menyelam ke dasar laut tetapi cukup dengan menonton di balik kaca kapal.
Di Bunaken, beberapa unit penyewaan kapal wisata laut jenis bottom glass sea, subsea atau long boat dikelola oleh pihak swasta. Mereka melayani rute Manado-Bunaken pulang pergi atau Manado-Siladen-Manado atau Manado-Siladen-Naen-Bunaken-Manado. Sedangkan di kawasan Labuan Bajo, rutenya mengelilingi perairan Pulau Komodo.
Dari atas dek kapal wisata, pelancong bisa menikmati desiran ombak dan angin laut di dek kapal bottom glass sembari mengeksplorasi keindahan terumbu karang dan warna-warni kawanan ikan nemo. Di dua kawasan tersebut juga kerap dijumpai aneka ikan besar seperti pari (ekor cambuk), ikan pesut, lumba-lumba bahkan ikan hiu di kedalaman laut lepas.
Tak kalah eksotisnya dengan Bunaken, Labuan Bajo juga telah menjadi magnet bagi wisatawan lokal hingga mancanegara untuk menikmati keindahan alamnya. Bukan hanya pantai dan lautnya yang indah, Labuan Bajo juga menjadi tempat yang tepat untuk melakukan perjalanan antarpulau, menemukan keindahan air terjun, hingga goa air laut yang menawan.
Kembali Dibuka
Setelah ditutup sementara akibat pandemi, Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo (TNK), kembali dibuka untuk wisatawan sejak 1 Juli 2020. Wisatawan yang diizinkan datang sementara ini hanya dari Indonesia. Bagi Anda yang berminat berwisata ke Labuan Bajo dan TNK, dapat mendaftar secara daring di https://booking.labuanbajoflores.id/.
Di laman tersebut calon wisatawan perlu mengisi data pendaftar, seperti nama, NIK/paspor, nomor telepon seluler, e-mail dan lain-lain. Selain itu, calon wisatawan juga perlu mengunggah surat kesehatan.
Pasalnya, saat ini di setiap destinasi wisata harus menerapkan protokol kesehatan cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE), yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Bagi Anda yang berencana melakukan wisata ke Labuan Bajo, tidak cukup hanya menikmati keindahan alamnya yang masih asri, tapi juga dapat melakukan olahraga air seperti snorkeling dan diving di beberapa spot yang ada di Labuan Bajo.
Keindahan terumbu karang dan warna warni kawanan ikan menjadi daya tarik di sana. Hadirnya kapal wisata bottom glass sea diharapkan menambah atraksi wisata bahari di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini