Indonesia.go.id - Kado Spesial HUT ke-76 RI dari PPKM

Kado Spesial HUT ke-76 RI dari PPKM

  • Administrator
  • Selasa, 17 Agustus 2021 | 06:02 WIB
COVID-19
  Petugas kepolisian dan Satpol PP berjaga di pos pemeriksaan ganjil genap yang diterapkan karena adanya perpanjangan PPKM level 4 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (15/8/2021).  ANTARA FOTO/ Hafidz Mubarak
Angka penularan harian Covid-19 yang semula melonjak hingga menyentuh angka 56 ribu per hari, Senin (16/8/2021) berada di bawah angka 20 ribu. Bak jadi kado hari kemerdekaan RI ke-76.

Senin, 16 Agustus 2021, bukan saja merupakan H-1 dari peringatan kemerdekaan RI ke-76. Tapi hari ini juga merupakan hari terakhir pelaksanaan tahap kelima Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPMK). Hari ini, seluruh warga bangsa bak mendapat kado indah dari upaya mitigasi pandemi Covid-19 yang selama digelar.

Betapa tidak. Setelah selama sebulan lebih lamanya masyarakat dihantui oleh tingginya angka penularan Covid-19 di tanah air, data penanganan kasus pandemi corona yang disampaikan pemerintah hari ini menunjukkan adanya penurunan yang signifikan. Hari ini, kasus baru infeksi Covid-19 bertambah 17.385. Itu merupakan kali pertama, sejak akhir Juni 2021, angka penularan berada di bawah angka 20 ribu. Daerah yang hari ini melaporkan penambahan kasus baru terbanyak pertama adalah Jawa Tengah dengan 3.803 kasus, Jawa Barat 2.095 kasus, dan Jawa Timur dengan 1.559 kasus.

Lonjakan penularan kasus Covid-19 belakangan memang sangat signifikan, mencapai 10 kali lipat dari sebelumnya. Kondisi itu di antaranya dipengaruhi oleh merebaknya jenis varian Delta. Lonjakan kasus terus berlangsung dan mencapai puncaknya pada medio Juli, yakni di angka penularan kasus harian sebanyak 56 ribuan kasus. Bukan hanya tren penularan kasus harian, angka kematian pun berada pada level serius. Indonesia bahkan selama sepekan pernah bertengger di puncak angka kematian tertinggi dunia, dengan angka lebih dari 2.000 kasus per hari.

Kasus harian yang melambung itu terjadi selang beberapa pekan pascaperayaan hari besar keagamaan yang jatuh pada pertengahan Mei 2021. Sejatinya, kondisi tersebut telah coba diantisipasi oleh pemerintah dengan menerbitkan sejumlah pembatasan mobilitas warga jelang perayaan hari besar keagamaan dan pengetatan protokol kesehatan.

Namun kenyataannya, angka penularan tetap melonjak di akhir Juni. Menghadapi situasi tersebut, sejumlah langkah mitigasi ditempuh pemerintah. Antara lain, dengan memberlakukan PPKM. Berawal dari PPKM Darurat Jawa-Bali, hingga kemudian kini dikenal dengan PPKM Leveling.

Pada Senin (16/8/2021), tak hanya angka penularan yang menumbuhkan optimistis bahwa kondisi kesehatan masyarakat di negeri ini bakal terus membaik. Angka kesembuhan harian pun terus mencatatkan jumlah yang lebih tinggi dari penularan harian. Hari ini, jumlah pasien sembuh dari corona bertambah 29.925 orang sehingga totalnya ada sebanyak 3.381.884 penyintas.

Namun dengan indikator positif yang terus bermunculan menyusul upaya penanganan pandemi Covid-19, pemerintah tetap memutuskan untuk melanjutkan pelaksanaan kebijakan PPKM. Sebagaimana ditegaskan Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga menjabat sebagai Menko bidang Kemaritiman dan Investasi, saat memberikan penjelasan tentang penanganan pandemi di tanah air, pada Senin petang, selama Covid-19 masih menjadi pandemi, PPKM akan tetap digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan aktivitas dan mobilitas masyarakat.

“Jika situasi Covid-19 makin membaik, level PPKM akan diturunkan ke yang lebih rendah. Level 1-2 nantinya akan semakin mendekati situasi kehidupan normal. Oleh karena itu, evaluasi akan dilakukan setiap minggu agar respons dapat dilakukan secara cepat,” katanya.

Dan walau Indonesia merupakan yang termasuk cepat dalam mengambil tindakan dan hasilnya baik, Luhut pun mengingatkan agar masyarakat tidak euforia terhadap angka-angka yang kian menunjukkan perbaikan itu.

“Tapi kita harus tetap superhati-hati. Kalau tidak ketat prokes, bukan tidak mungkin naik kembali. Kondisi itu akan memukul kita semua baik ekonomi maupun kemanusiaan,” tandasnya.

 

Hampir di Seluruh Provinsi

Diakui Luhut, perpanjangan PPKM Leveling sejak 7--16 Agustus menunjukkan kondisi yang semakin baik. Tren kasus konfirmasi positif turun hingga 76 persen. Lalu, kasus aktif turun 53 persen dari titik puncaknya. Tak hanya itu, jumlah kesembuhan juga meningkat dan kematian terus mengalami penurunan.

“Kami juga melihat semua tren penurunan kasus terjadi pada hampir seluruh provinsi di Jawa-Bali. Namun berdasarkan hasil kunjungan lapangan, masih perlu perbaikan di sejumlah wilayah. Oleh karena itu langkah intervensi dilakukan, antara lain, memobilisasi pasien-pasien isoman ke pusat isolasi yang disediakan pemerintah kota/kabupaten dan memastikan ketersediaan obat dan konsentrator, sehingga minggu depan diharapkan ada perbaikan yang signifikan, terutama Bali dan Malang Raya,” katanya.

Demi menciptakan perbaikan kondisi, Luhut mengatakan, pemerintah juga mendorong pemda membentuk pusat-pusat isolasi bagi ibu hamil yang terkonfirmasi positif. Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi bagi ibu hamil dan penyediaan rumah sakit-rumah sakit rujukan bagi ibu hamil demi menekan angka kematian. 

Terkait mobilitas masyarakat di Jawa-Bali, Luhut mengatakan, kini sudah tampak kembali pada kondisi normal, seperti sebelum adanya lonjakan penularan. Di satu sisi, menurut dia, hal itu menunjukkan ekonomi pulih dengan cepat. Tapi, dia mengingatkan, hal itu sekaligus berisiko pada peningkatan kembali kasus penularan pada dua tiga minggu ke depan.

“Itulah sebabnya kita semua harus superhati-hati dan mengikuti prokes dan vaksin. Momentum yang cukup baik harus terus dijaga. Oleh karena itu, sesuai arahan Presiden RI maka PPKM Leveling di Bali akan diperpanjang hingga 23 Agustus 2021,” katanya.

 

Perluasan Uji Coba

Dalam penerapan PPKM sepekan ke depan, Luhut menjelaskan, bakal ada pertambahan kabupaten/kota yang masuk ke level 3 dan 2, sehingga total mencapai 61 kabupaten/kota. Selan itu, Luhut menambahkan, karena percobaan pembukaan pusat perbelanjaan menunjukkan implementasi yang baik dan hasil evaluasi menunjukkan penerapan prokes di mal juga sudah disiplin, pemerintah berencana memperluas cakupan kota di wilayah level 4 yang bisa melakukan uji coba.

“Yakni dengan meningkatkan kapasitas kunjungan mal menjadi 50 persen dan memberikan akses dine in jadi 25 persen atau 2 orang per meja pada pusat perbelanjaan selama seminggu ke depan di wilayah level 4 dan 3. Hal itu harus dilakukan dengan prokes ketat, yakni tetap menggunakan aplikasi pedulilindungi untuk screening. Itu demi membiasakan masyarakat hidup disiplin secara terdigitalisasi yang membuat perubahan pola hidup masyarakat. Kita semua harus banyak terlibat dengan digitalisasi untuk mengontrol Covid-19,” katanya.

Lebih jauh, Luhut mengatakan, pemerintah juga akan melakukan uji coba prokes untuk perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor dan domestik yang dilakukan Kementerian Perindustrian. Total karyawan yang akan ikut uji coba ini sebanyak 390 ribu orang dan diizinkan operasi 100 persen dengan penerapan minimal dua shift.

“Perusahaan wajib menggunakan aplikasi pedulilindungi untuk men-screening karyawan dan nonkaryawan yang masuk ke areal perusahaan,” paparnya.

Bukan hanya itu, Luhut pun mengungkapkan olahraga outdoor yang melibatkan tidak lebih dari empat orang dan tidak menimbulkan kontak fisik akan diizinkan beroperasi dengan prokes yang ketat. Uji coba penerapan SOP digelar dengan menggunakan aplikasi pedulilindungi di empat algomerasi di Jawa-Bali di PPKM level 4 dan kota/kabupaten dengan PPKM level 3.

“Pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas tempat ibadah menjadi 50 persen di kota/kabupaten dengan PPKM level 4 dan 3 dengan penerapan prokes yang baik. Dan ingat, kami akan menutup jika ada yang melanggar ketentuan ini. Tidak akan ada kompromi. Dan ini juga menjadi tanggung jawab pemilik untuk tidak membuat menjadi klaster baru,” katanya.

Sementara itu, Koordinator PPKM Luar Jawa Airlangga Hartarto mengatakan, arahan presiden ihwal konsentrasi penanganan pandemi adalah menekan mobilitas, memakai masker, 3 T, menggeser isolasi mandiri ke isolasi terpusat, dan vaksinasi dengan target yang sama dengan nasional. Lebih jauh, Airlangga juga menegaskan terjadinya penurunan kasus di luar Jawa-Bali.

Pada kesempatan itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memaparkan, vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 83 juta suntikan dan ditargetkan akan mencapai 100 juta pada akir Agustus. Dari jumlah vaksin yang disuntikkan, Indonesia kini berada di urutan tujuh dunia. “Bangsa kita yang termasuk paling maju untuk vaksinasi,” kata Menkes.



 

Penulis: Ratna Nuraini
Redaktur: Elvira Inda Sari