Indonesia.go.id - Saatnya UMKM Jadi Pemain Utama di Marketplace

Saatnya UMKM Jadi Pemain Utama di Marketplace

  • Administrator
  • Minggu, 3 April 2022 | 14:45 WIB
UMKM
  Pemilk sentra kerajinan batik menunjukkan halaman pemasaran digital melalui instagram produk Batik Ajbura Tradjumas miliknya di Depok, Jawa Barat, Jumat (25/2/2022).ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
Pemerintah menargetkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat masuk atau onboarding ke lokapasar (marketplace) pada 2022.

Sudah saatnya pelaku UMKM tidak lagi menjadi penonton di tengah masifnya digitalisasi global. Produk UMKM nasional sudah saatnya menjadi pemain utama di pasar dalam jaringan. Jangan sampai pasar digital dikuasai oleh produsen asing.

Untuk itu, pemerintah terus mendorong para pengusaha kecil dapat leluasa memasarkan produk mereka di lokapasar (marketplace). Pemerintah sendiri menargetkan sebanyak 20 juta pelaku UMKM dapat masuk atau onboarding ke lokapasar pada 2022.

Hal itu ditegaskan Presiden Joko Widodo, saat peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM 2022, secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (28/3/2022).

"Kita harus membanjiri marketplace. UMKM, koperasi harus membanjiri marketplace dengan produk-produk dalam negeri, produk-produk UMKM kita," ujar Presiden Jokowi.

Kepala Negara berharap, dengan kerja keras bersama target tersebut bisa tercapai. Tahun 2022 minimal menembus 20 juta lalu meningkat 24 juta di 2023 dan 30 juta di 2024.

Diakui selama masa pandemi Covid-19, menurut Presiden Jokowi, digitalisasi telah menjadi solusi bagi pelaku usaha UMKM dan koperasi untuk bertahan, tumbuh, dan berkembang di tengah situasi yang sulit. Tercatat sebanyak 17,5 juta pelaku UMKM telah masuk dalam ekosistem digital. Pemerintah memandang jumlah UMKM di pasar digital saat ini belumlah cukup. Momentum saat ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar UMKM menjadi bagian dari rantai pasok nasional maupun global. Tanpa upaya ke arah itu, UMKM tak akan bisa naik kelas.

Kebangkitan sektor UMKM mampu mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Sektor tersebut memang sudah menjadi tulang punggung tanah air.

Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut, jumlah sektor bisnis UMKM di Indonesia pada 2021 mencapai 64,19 juta dengan partisipasi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,97 persen atau senilai Rp8,6 triliun.

Sektor bisnis UMKM memiliki peranan terhadap perbaikan ekonomi Indonesia, terlihat dengan kemampuannya menyerap 97 persen tenaga kerja dan mengintegrasikan investasi sebesar 60,4 persen.

Tidak hanya mendorong produk UMKM ke lokapasar, Kepala Negara juga meminta agar jumlah koperasi modern berbasis digital terus ditingkatkan. Presiden Jokowi menargetkan, ada 500 koperasi modern di 2024. Target itu dua kali lipat dari target pada 2022.

Termasuk juga mempercepat 1 juta UMKM untuk onboarding ke dalam e-katalogLembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) harus tuntas pada tahun ini. Presiden Jokowi sudah memerintahkan kepada seluruh jajaran kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan BUMN agar sedikitnya 40 persen dari anggaran belanja dipakai untuk membeli produk dalam negeri khususnya UMKM.

 

Pendampingan

Pada kesempatan yang sama, Asisten Deputi Koperasi dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iwan Faidi menilai bahwa digitalisasi UMKM menjadi hal yang harus segera dilakukan. Pasalnya, nilai ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan Asia Tenggara atau mencapai USD146 miliar di 2045.

"Memang onboarding UMKM itu mudah, yang susah itu mendampingi mereka tetap jualan. Karena banyak UMKM yang masih belum melek digital dan kita harus mengajari dari hulu ke hilir. Adopsi teknologi dapat meningkatkan produktivitas UMKM," ungkap Iwan.

Ia menekankan bahwa upaya peningkatan digitalisasi UMKM diharapkan dapat memperkuat daya saing UMKM yang ujungnya dapat berkontribusi pada perekonomian nasional.

Satu hal, Chairman Indonesia E-Commerce Association (idEA) Bima Laga merasa bahwa keikutsertaan UMKM dalam ekosistem pasar digital (e-commerce) akan menguatkan finansial dan daya saing mereka. Hal itu dibuktikan dengan kenaikan UMKM masuk ke e-commerce. Peningkatannya mencapai 52 persen dari tahun 2020 sampai 2021.

Momentum Hari Belanja Nasional bisa menjadi indikator perkembangan UMKM di lokapasar. Terjadi lonjakan transaksi sebar 99 persen selama 2019 sampai 2021.

Transaksi e-commerce juga dipredikasi masih akan meningkat sampai 2025. Upaya kolaborasi dari para pelaku UMKM, Kemenkop UKM, Kementerian BUMN, BI, OJK, pemda, Kemenbudpar/Bekraf seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia mampu mendorong 9,9 juta pelaku UMKM onboarding di platform pasar digital.

Dari pengalaman pelaku e-commerce, kunci untuk mempercepat digitalisasi UMKM ialah mengerti dan mendampingi para pelakunya. Hal itu yang dilakukan CEO Wahyoo Peter Shearer selama empat tahun sehingga saat ini terdapat 18 ribu mitra UMKM kuliner yang terdaftar di Wahyoo dan dapat memanfaatkan digitalisasi. Warung makan dan pengusaha kuliner kecil merupakan mitra utama dari Wahyoo.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari