Indonesia menjadi percontohan bagi negara lain atas kinerjanya dalam menyelesaikan permasalahan di bidang pengelolaan air, sanitasi, dan kebersihan.
Pada Rabu, 18 Mei 2022, di Swissotel PIK Avenue, Jakarta, digelar acara Sector Ministers' Meeting (SMM) 2022 yang diselenggarakan atas kerja sama Sanitation and Water for All (SWA) serta Pemerintah Republik Indonesia. Acara dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin.
Menurut Wapres Ma'ruf, tema "Building Forward Better for Recovery and Resilience" yang diusung oleh SMM tahun ini memiliki semangat yang sama dengan "Recover Together, Recover Stronger" yang menjadi tema Presidensi G20 Indonesia. "Bersama-sama kita teguhkan komitmen secara global untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air, sanitasi, dan kebersihan. Serta, menjadikan hal ini sebagai prioritas pembangunan di negara kita. Kita ingin maju bersama, menuju masyarakat dunia yang sehat dan berkelanjutan," tutur Wapres Ma'ruf.
Sementara itu, Wakil Presiden sekaligus Menteri Kesehatan dan Perlindungan Anak Republik Zimbabwe Constantino Chiwenga, saat membuka SMM 2022, mengapresiasi pemerintah Indonesia karena telah menginisiasi SMM 2022 bersama SWA. Dia mengingatkan bahwa saat ini ada tiga krisis yang sedang melanda, yaitu pandemi Covid-19, krisis iklim, dan juga krisis ekonomi.
Pada kesempatan itu, dia mengingatkan bahwa untuk dapat membuat perubahan diperlukan kerja kolektif. “Terima kasih untuk pemerintah Indonesia telah mengadakan konferensi tingkat tinggi bagi para pemangku kepentingan ini," ujar Constantino.
Sanitation and Water for All (SWA) merupakan platform global yang didukung United Nations (UN) dalam rangka pelaksanaan mandat SDGs tujuan ke-6 (TPB 6), yaitu untuk menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua, khususnya untuk mencapai akses universal air minum, sanitasi, dan hygiene.
Sebagai kemitraan global dengan visi untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi untuk semua, seluruh negara dan mitra pembangunan SWA berkolaborasi demi memperkuat penyediaan dan keberlanjutan layanan air minum dan sanitasi, serta memastikan akuntabilitas seluruh pemangku kepentingan. SMM merupakan advokasi tingkat tinggi dengan potensi meningkatkan kepemimpinan politik di sektor air minum, sanitasi, dan higienitas (WASH) serta menjadi momen berbagi pengalaman bagi para menteri dalam upaya pencapaian target SDGs, khususnya tujuan enam yang terkait sektor WASH.
Dalam SMM 2022 itu, Indonesia melalui Kementerian PUPR menjadi percontohan bagi negara lain atas kinerjanya dalam menyelesaikan permasalahan di bidang pengelolaan air, sanitasi, dan kebersihan. "Indonesia telah mengalami progress yang baik dalam mempercepat akses masyarakat pada sektor Water Sanitation and Hygiene (WASH). Saat ini, sekitar 80,2% masyarakat di Indonesia telah memiliki akses pada sanitasi yang baik dan 90,7% masyarakat memiliki akses ketersediaan air yang layak," terang Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Menteri Basuki menyatakan, Indonesia melalui Kementerian PUPR berkomitmen secara serius dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di sektor air bersih, sanitasi, dan kesehatan. “Indonesia telah melibatkan berbagai stakeholders, termasuk dari pihak kementerian, organisasi sipil, hingga akademisi untuk mendiskusikan dan me-review draf komitmen SMM 2022. Sehingga, komitmen baru ini merupakan hasil dari konsultasi secara berkelanjutan dari berbagai pihak selama periode lebih dari setahun,” ujar Menteri Basuki.
Dalam showcasing commitment-nya di hadapan 69 menteri yang menangani sektor WASH dari 48 negara di seluruh dunia, Menteri Basuki menerangkan, empat komitmen utama yang menjadi dasar dalam pengelolaan sektor WASH di Indonesia.
Komitmen pertama, meningkatkan komitmen politik serta investasi untuk mempercepat peningkatan di sektor air bersih, sanitasi, dan kesehatan, serta mengurangi tingkat stunting di Indonesia. Sebab, pengembangan di bidang air dan sanitasi memainkan peran penting dalam pengentasan kemiskinan ekstrem, sekaligus mengurangi stunting.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem dari 4% menjadi 0% pada 2024. Strategi ini dapat dicapai melalui pendekatan pengembangan kawasan secara lintas sektoral,” terang Menteri Basuki.
Komitmen kedua, dengan memperkuat pemantauan dan pelaporan berbasis masyarakat untuk memastikan sektor air bersih, sanitasi, dan kesehatan yang berkelanjutan. “Untuk memastikan akuntabilitas dari sektor air dan sanitasi, kami mengembangkan sebuah sistem database yang terdiri dari manajemen sistem informasi untuk PAMSIMAS di sektor air minum, dan SANIMAS di sektor sanitasi,” kata Menteri Basuki.
Komitmen ketiga, pengembangan infrastruktur air bersih, sanitasi, dan kesehatan yang memiliki daya tahan terhadap perubahan iklim. “Sejak 2015 hingga saat ini, Indonesia telah membangun 61 bendungan baru dan mengoptimalkan 231 waduk existing untuk mengatasi tantangan perubahan iklim,” jelas Menteri Basuki.
Komitmen keempat, memperluas kerja sama dan memobilisasi pembiayaan alternatif untuk peningkatan sektor air bersih, sanitasi, dan kesehatan. Apalagi, untuk mencapai target pengelolaan air dan sanitasi nasional membutuhkan anggaran yang cukup masif dan tentunya pemerintah tak hanya bergantung pada APBN, tetapi juga melibatkan kerja sama dari pihak lain seperti melalui public private partnership (PPP), maupun partisipasi kerja sama lain.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari