Indonesia.go.id - Mendorong Sport Tourism, Mendongkrak Devisa

Mendorong Sport Tourism, Mendongkrak Devisa

  • Administrator
  • Sabtu, 28 Mei 2022 | 15:52 WIB
PARIWISATA
  Peselancar berlatih menaklukkan ombak pantai Plengkung (G-Land) di TN Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (29/5/2022). Antara Foto/ Budi Chandra Setia
Berolahraga di kawasan wisata secara tidak langsung menggeliatkan dan mendongkrak ekonomi wisata di daerah itu.

Wabah Covid-19 secara berangsur-angsur mulai melandai. Aktivitas sehari-hari mulai beranjak normal. Demikian pula aktivitas berwisata. Momen mudik Lebaran 2022 adalah peristiwa mobilitas masyarakat pascapandemi.

Kini memang waktunya sektor pariwisata bangkit. Pelbagai kegiatan yang berhubungan dengan sektor itu mulai kembali bergairah, termasuk aktivitas sport tourism, wisata yang dikombinasikan dengan olahraga.

Benar, sport tourism kini semakin berkembang dan berinovasi menyesuaikan dengan alam dan budaya. Kegiatan yang baru saja dihelat Indonesia adalah kegiatan sport tourism Motor GP Mandalika di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kisah sukses dari kegiatan itu telah terbukti. Pasalnya, melalui kegiatan olahraga di sebuah kawasan wisata, secara tidak langsung akan menggeliatkan dan mendongkrak ekonomi wisata daerah yang bersangkutan serta kawasan yang berdekatan.

Inilah efek domino dari sport-tourism yang merupakan salah satu bentuk industri olahraga. Peserta acara dan pendukung-pendukungnya, yang biasanya kebanyakan berasal dari luar negeri, tentu akan membawa pemasukan devisa bagi negara dan lokasi sekitar penyelenggaraan.

Masih berkaitan untuk menggairahkan industri sektor pariwisata, Indonesia kembali mendapatkan kepercayaan menjadi penyelenggara World Surf League (WSL) Tour 2022 yang digelar di Pantai Plengkung, Kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, pada 28 Mei 6 Juni 2022.

 

Pantai Plengkung

Bisa jadi banyak pembaca yang masih awan dengan Pantai Plengkung. Padahal, pantai itu merupakan tempat favorit para peselancar dunia. Bila dirunut sejarahnya, awal pertama kalinya Pantai Plengkung menjadi terkenal setelah sekelompok peselancar asal Amerika Serikat melakukan ekspedisi ke Plengkung pada 1972.

Mereka, ekspedisi berdelapan peselancar yang dibagi dalam dua kelompok untuk menjelajahi Pantai Plengkung. Tiga peselancar berangkat dengan menggunakan boat sewaan sedangkan lima peselancar lainnya menempuh jalur darat.

Kelompok darat melakukan perjalanan hingga tiba di Desa Grajagan hingga akhirnya menemukan Pantai Plengkung yang luar biasa. Pantai Plengkung juga sering disebut sebagai G-Land karena apabila dilihat dari atas akan terlihat seperti huruf G. 

Pantai Plengkung menjadi incaran para peselancar dunia karena memiliki ombak yang menantang dengan hamparan laut biru luas serta ombak yang memanjang, tinggi, dan besar. 

Panjang ombak pantai bisa mencapai dua kilometer dengan ketinggian ombak yang sungguh menakjubkan, yaitu delapan meter. Bahkan, pantai juga sebut memiliki ombak terbaik kedua di dunia setelah Hawai, Amerika Serikat. 

Ombak yang dihasilkan G-Land juga memiliki beberapa tingkatan yang bisa dicoba oleh pemula, di antaranya, yaitu Many Track Waves, Speedis Waves, dan Kong Waves. 

Pertama, Many Track Waves merupakan ombak yang sering digunakan peselancar tingkat pemula dengan ketinggian 3--4 meter. Kedua Speedis Waves merupakan ombak yang biasa digunakan para peselancar tingkat sedang dengan ketinggian ombak mencapai 5--6 meter. 

Terakhir ombak yang paling besar yaitu Kong Waves ombak yang sering digunakan peselancar profesional dengan ketinggian 6--8 meter.

Selain mejadi tempat favorit para peselancar World Surf League (WSL) Tour 2022, G-Land juga memberikan pemandangan yang indah dengan pasir putih halus, bebatuan karang dengan bentuk yang unik, serta pepohonan hijau. 

Bagi pengunjung yang tidak bisa berselancar juga bisa melakukan tracking menggunakan sepeda atau berjalan kaki menyusuri pantai sambil menikmati pemandangan alam yang indah. 

 

Wisata Dunia

Khusus berkaitan dengan ajang World Surfing League (WSL) tingkat dunia di Pantai Plengkung (G-Land), Banyuwangi, Jawa Timur, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengharapkan, itu dapat mengangkat kembali Indonesia sebagai tujuan wisata dunia. 

Menurut rencana, kegiatan sport tourism akan diikuti total 36 peselancar, yakni 12 peserta putri dan 24 peserta putra, termasuk dua di antaranya wildcard. “Atraksi para peselancar menunggang ombak ini bakal disaksikan jutaan penonton melalui streaming dari berbagai belahan dunia,” ujar Sandiaga seperti dilansir Antara, Sabtu (28/5/2022).

Bahkan, kegiatan WSL dari sisi rating penonton memiliki social engagement tertinggi ketiga untuk ajang olahraga setelah National Basketball Association (NBA) dan National Football League (NFL/liga football AS), mengalahkan MotoGP yang berada di posisi sembilan.

Kompetisi dalam periode lebih panjang seperti WSL, tambah Sandiaga, bisa meningkatkan durasi kunjungan (length of stay) para peselancar yang juga warga negara asing.  Pada kesempatan yang sama, Direktur Event Nasional dan Internasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dessy Ruhati menambahkan bahwa wisata olahraga merupakan bagian dari pariwisata berkualitas yang menguntungkan lantaran target pasarnya sangat spesifik dan tersegmentasi dengan baik.

Menurut dia, sektor pariwisata berbasis olahraga menyumbang lima persen dari total penerimaan industri perjalanan dan pariwisata. “Untuk meraih pariwisata berkualitas, kita bisa ditopang dengan pariwisata berbasis olahraga. Ini merupakan bagian dari portofolio produk wisata Indonesia yang secara konsisten didukung pengembangan dan diversifikasinya,” ungkapnya.

Harapannya, pelbagai ajang sport tourism seperti World Surfing League 2022 lebih mendongkrak sektor pariwisata Indonesia.  Apalagi, negara ini menargetkan memperoleh devisa USD1,7 miliar atau sekitar Rp24 miliar pada 2022 atau setara 4,3 persen Product Domestic Bruto (PDB) nasional.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari