Kehadiran PM Anthony Albanese di Istana Bogor disambut upacara kenegaraan yang megah dan acara bersepeda yang pribadi dan hangat. Australia siap membantu IKN.
Sebuah prosesi kenegaraan yang anggun menyambut kehadiran Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese di Istana Bogor, Senin (6/6/2022) pagi. Memasuki halaman istana, mobil PM Albanese dipandu oleh peleton marching band dan pasukan berkuda, menuju teras utama tempat Presiden Joko Widodo menyambutnya dengan hangat. Berikutnya, ada penghormatan senjata oleh pasukan militer yang berseragam bak pengawal istana abad 19.
Deskripsi semacam itulah yang disampaikan oleh sejumlah media Australia tentang kunjungan PM Albanese ke Istana Bogor. "Sambutan yang istimewa untuk PM yang baru menjabat dua minggu,’’ tulis The Guardian Australia, edisi 6 Juni sore.
Kejutan pun muncul setelah kedua pemimpin itu secara simbolis menanam sebuah bibit pohon di salah satu sudut halaman istana yang luas. Presiden Jokowi lantas mengajak ke satu tempat, tak jauh dari teras istana, di mana dua sepeda sudah disiapkan. Kedua pemimpin itu pun melepas jas dan dasinya lalu menggulung lengan baju. PM Albanese merasa perlu untuk memasukkan ujung celananya ke kaos kaki, agar gerakan bersepedanya tak terganggu.
Sejurus kemudian kedua pemimpin itu sudah mulai mengayuh sepeda, yang kerangkanya terbuat dari batang bambu. Presiden Jokowi mengayuh santai, sedangkan PM Albanese awalnya agak terhuyung-huyung kesulitan, saat sepeda melaju perlahan. "Orang Australia biasa bersepeda dengan lebih cepat," tulis Katharine Murphy, dalam kolom opininya diThe Guardian.
Presiden Jokowi mengayuh lebih cepat supayatamunya nyaman, dan PM Albanese mengikutinya. Keduanya meluncur berdampingan menembus jalan di tengah taman botani yang rimbun, dan perbincangan yang hangat pun berlangsung. "Presiden Jokowi yang mengatur ritmenya, PM Albanese menghormatinya,’’ Katharine Murphy menambahkan.
Ketika mendekati lokasi Resto Raasaa, tempat pembicaraan one on one dilakukan, jalan menanjak. Kedua pemimpin itu turun dari sepeda dan melanjutkan perbincangan mereka seraya mendorong sepeda. Pada akhirnya, pembicaraan sambil minum teh pun dilakukan di ruang di teras bangunan resto yang bergaya country itu selama 30 menit.
"Kebetulan cuacanya bagus hari ini, maka kami bersepeda. Sepeda itu ramah lingkungan dan saya kira, kita harus memulai menyampaikan pesan betapa pentingnyakendaraan yang ramah lingkungan itu. Rute ini biasa saya pakai untuk olahraga,’’ ujar Presiden Jokowi.
"Ini adalah pengalaman yang luar biasa, dan ini satu kehormatan besar bahwa Presiden mengajak saya naik sepeda bambu di tempat yang indah, di taman botani ini,’’ kata PM Albanese. Acara naik sepeda itu juga disebutnya menunjukkan rasa persahabatan antara Australia dan Indonesia.
PM Albanese juga mengatakan telah menawarkan agar sepeda bambu itu bisa dibawa ke Australia, dan tawaran itu diterimanya. ‘’Anda akan melihat, saya mengendarai sepeda bambu satu-satunya di Canberra. Itu akan menjadi pengalaman yang luar biasa, dan setiap kali naik sepeda, saya akan ingat persahabatan dengan Presiden Widodo,” tuturnya.
Sepeda bambu karya Singgih Kartono, seorang desainer produk ramah lingkungan dari Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, itu membuat nuansa pertemuan kedua pemimpin negara anggota G20 itu jadi berbeda. Sambutan yang diberikan kepada PM Australia ini ialah kombinasi antara protokol kenegaraan dan kehangatan pribadi Presiden Indonesia. ‘’PM Albanese sangat tersentuh,’’ begitu ditulis wartawan senior Katharine Murphy.
Usai acara minum teh, Presiden Jokowi mengajak tamunya kembali ke Istana Bogor guna memulai acara resmi pembicaraan kerja sama bilateral. Tapi, kali ini, Presiden Jokowi mengajak PM Australia itu naik mobil golf, mobil ramah lingkungan yang bergerak dengan tenaga baterai.
Working Holiday Visa
Tak ada isu panas yang mengemuka dalam pertemuan bilateral itu. Semuanya berjalan lancar. Usai pertemuan itu, Presiden Jokowi pun menyampaikan keterangan pers yang menekankan ke agenda-agenda kerja sama ekonomi kedua negara.
"Kita memerlukan perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia. Misalnya, untuk produk otomotif. Ekspor perdana mobil CPU (completely built up) buatan Indonesia ke Australia telah dimulai Februari lalu. Saya harapkan akses ekspor seperti ini akan terus terbuka,” ucap Presiden Jokowi.
Pihak Indonesia juga mendorong agar implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic PartnershipAgreement (IA-CEPA) membuahkan peningkatan kuota working holiday visa bagi para WNI untuk bekerja di Australia. Presiden Jokowi meminta agar izin visa kerja bagi tenaga musiman dari Indonesia, termasuk mahasiswa Indonesia yang berlajar di Australia, dapat dipermudah serta ditambah kuotanya menjadi 5.000 peserta per tahun. Presiden Jokowi juga menyambut baik kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan.
"Pembukaan kampus Monash University di BSD (Bumi Serpong Damai) diharapkan bisa meningkatkan investasi Australia bagi pengembangan SDM yang berketerampilan tinggi di Indonesia. Saya juga mengapresiasi investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di Provinsi Jawa Barat, senilai USD1 miliar selama 20 tahun,” ujar Kepala Negara.
Presiden Jokowi menekankan pula pentingnya memperkuat ketahanan pangan di tengah situasi dunia yang sangat sulit, utamanya dalam ancaman krisis komoditas pangan. Maka, Presiden Jokowi meminta agar nota kesepahaman atau MoU tentang pertanian antara kedua negara segera diimplementasikan.
“Kita bahas upaya menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan, termasuk gandum, di tengah situasi dunia yang sangat sulit ini. Kerja sama dalam peningkatan kapasitas di bidang food processing, food innovation, dan rantai pasok penting untuk diperkuat,” tutur Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama, PM Albanesesecara resmi menawarkan dana hibah untuk kerja sama bidang iklim dan infrastruktur senilai 200 juta dolar Australia (setara Rp2 triliun). "Dengan adanya target iklim di Australia, saya menginginkan akses yang lebih baik terhadap energi bersih yang terjangkau, andal, dan aman untuk semua kawasan sebagai jalan menuju nol emisi karbon," ujar PM Australia dari Partai Buruh yang baru dilantik pada 23 Mei lalu itu.
PM Albanese juga menyinggung soal proyek ibu kota negara yang sedang digarap Jokowi, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia menilai,rencana tersebut memiliki prospek yang luar biasa dan memberi sinyal arah tujuan Indonesia ke depan. Albanese pun menyatakan dengan senang hati Australia menawarkan bantuan berupa keahlian teknis di IKN. "Untuk membantu rencana Anda, membangun kota yang bersih, hijau, dan berteknologi tinggi," kata Albanese.
Neraca Njomplang
Australia ialah mitra ekonomi yang penting bagi Indonesia. Dalam 10 negara mitra dagang terbesar Indonesia, Australia ada di nomor sembilan setelah Tiongkok, Jepang, Singapura, Amerika Serikat, India, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand. Pada 2021, volume perdagangan kedua negara mencapai hampir USD10 miliar. Namun neracanya njomplang, tak seimbang. Indonesia defisit USD6,2 miliar.
Import Indonesia dari Australia adalah batu bara, ternak, gandum, dan sejumlah bahan baku mineral untuk industri. Sementara itu, ekspor Indonesia lebih banyak produk industri. Defisit dari Australia telah berlangsung bertahun-tahun. Namun skarena sebagian impor Indonesia berupa bahan baku industri, maka defisit itu bisa dikompensasi dengan surplus dari mitra dagang lain.
Dalam 20 bulan terakhir, neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan surplus. Toh, dalam pembicaraan bilateral itu Indonesia meminta negeri jiran tersebut membuka pintu impornya lebih lebar, agar ekspor Indonesia meningkat, serta hubungan ekonomi lebih sehat dan berimbang.
Penulis : Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari