Seiring peringatan HUT ke-77 RI, pameran mobil dan arsip bersejarah digelar di Jakarta. Sebuah momentum untuk kian menyuburkan semangat juang bangsa.
Kehadiran mobil Buick seri 8 di halaman parkir salah satu areal komersial Sarinah, Jakarta,
pada Sabtu (13/8/2022), kontan menarik perhatian pengunjung. Mobil besutan Buick Motor Division pada 1939 itu dipajang di sana untuk memeriahkan pameran “Mobil Dinas Kepresidenan dan Arsip Ketujuh Presiden Republik Indonesia” yang digelar pada 13—22 Agustus 2022.
Buick yang tampil dengan dilengkapi gril besar itu diperkenalkan sebagai mobil kepresidenan pertama yang dimiliki Indonesia. Mobil berkelir hitam itu digunakan sebagai kendaraan operasional Sang Proklamator RI, Ir Soekarno, pada kurun 1945--1949.
Interior mobil lawas itu didominasi material kain berwarna cokelat yang membalut bagian kursi dan atap kabin. Yang unik, di ruang kabin mobil terdapat kaca besar yang berfungsi sebagai pembatas antara kursi baris depan dan belakang, yang bisa dibuka tutup dengan menggunakan tuas putar.
Diketahui, Buick Motor Division hanya memproduksi sebanyak 1.451 unit dan salah satunya dapat ditemukan di Indonesia. Buick-8 memiliki mesin berkapasitas 5.248 cc dan berjenis empat langkah dengan delapan silinder dan dua katup di setiap silindernya.
Memiliki perbandingan kompresi yang cukup prima, yaitu, 6.35:1, mesin Buick-8 dapat menghasilkan tenaga yang cukup mumpuni di zamannya, yakni dapat mencapai 141 hp pada 3600 rpm. Mesin mobil itu juga memiliki perbandingan Bore X Stroke, 87.3 X 109.5.
Tidak hanya karena sempat dikenal sebagai mobil “terbagus” di Jakarta, Buick Eight juga memiliki kisah sejarah yang unik. Kendaraan kepresiden yang mentereng itu ternyata merupakan mobil hasil rampasan dari Jepang.
Awalnya, Buick Eight itu dimiliki oleh Departemen Perhubungan Jepang. Sampai suatu saat, sopir mobil Buick Eight yang sedang beristirahat didekati oleh sahabat Soekarno bernama Sudiro dan supir itu diminta untuk menyerahkan mobil dalam rangka kepentingan Pemerintah Indonesia saat itu.
Oleh Sudiro, kemudian mobil itu dibawa ke kediaman Soekarno di Jl Pegangsaan Timur nomor 56. Sejak itulah, mobil Buick Eight berkelas limosin digunakan oleh Presiden RI dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Kepala Biro Umum Sekretariat Presiden Erry Hermawan mengungkapkan, kini mobil itu telah berusia 83 tahun. Kondisinya, masih terawat dengan baik dan dapat beroperasi. "Ini masih bisa jalan," ujarnya, dikutip Antara.
Selain Buick-8, terdapat sejumlah mobil kepresidenan lain yang dipamerkan, seperti Mercedes-Benz S280 berkelir putih yang digunakan oleh Presiden Soeharto, Ibu Negara Tien Soeharto, Presiden BJ Habibie, dan Abdurrahman Wahid. Kemudian dua unit Cadillac Fleetwood Brougham yang pernah menjadi kendaraan Presiden BJ Habibie, serta Mercedes-Benz Sedan S600 Guard yang merupakan kendaraan kepresidenan era Presiden SBY dan Joko Widodo.
Arsip Bersejarah
Selain mobil kepresidenan, Istana Kepresidenan juga turut memamerkan arsip-arsip kepresidenan seperti dokumentasi foto dan video negara yang kemungkinan besar masyarakat belum pernah melihatnya. Dalam pameran yang terbuka untuk umum itu, pengunjung dapat melihat koleksi arsip kepresidenan di lantai GF (Ground Floor), Lantai 1, dan Lantai 2 Gedung Sarinah, Jakarta.
Antusias pengunjung cukup tinggi. Mereka memadati ruang pamer arsip dan maupun halaman Sarinah. Pameran itu dibuka Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Pameran itu digelar dengan tujuan agar masyarakat bisa mengenang para founding fathers yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. "Hari ini kita membuka pameran arsip dan mobil kepresidenan dalam rangkaian untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan ke-77. Ini adalah rangkaian peringatan selama bulan kemerdekaan," kata Pratikno dalam sambutannya, pada pembukaan pameran.
Melalui pameran itu, menurut Pratikno, sejatinya pengunjung tidak hanya diajak melihat secara fisik arsip maupun mobil bersejarah. “Lebih penting, anak bangsa dapat mengetahui peran para founding fathers, para pejuang, dan pendiri bangsa yang telah bekerja keras mempertaruhkan jiwa dan raga demi mewujudkan berdirinya negara Indonesia, yang kita cintai ini. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk melanjutkan perjuangan dari beliau-beliau," sambungnya.
Di pameran itu ditampilkan koleksi arsip Kemensetneg berbentuk dokumen, foto, dan video dokumenter. Selain itu ada pula memorabilia yang akan memotret kinerja Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo dalam memimpin bangsa Indonesia.
Seluruh momen sejarah perjalanan bangsa Indonesia tersebut terekam dengan baik dalam media arsip yang terdiri atas 44 berkas arsip tekstual, 104 arsip foto, 4 arsip video, dan 2 arsip audio. Pameran arsip itu memberi penekanan pada momentum Presiden Soekarno membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka. Bukan hanya merdeka dari belenggu penjajahan, tapi juga belenggu kebodohan.
Kemudian dilanjutkan oleh era Presiden Soeharto yang berupaya mengendalikan laju populasi di Indonesia melalui Program KB dan mengatasi laju inflasi melalui Gerakan Gemar Menabung. Sementara itu ditunjukkan pula kiprah Presiden Habibie dalam meletakkan dasar demokrasi di Indonesia melalui kebijakan kebebasan pers.
Arsip era Presiden Abdurrahman Wahid menunjukkan aneka kebijakan yang ditempuh dalam upaya menjaga integrasi NKRI dan penyatuan keberagaman. Sementara itu, era Presiden Megawati arsip yang ditampilkan menggambarkan tonggak sejarah terwujudnya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara langsung, serta upaya pemberantasan korupsi dan terorisme.
Arsip di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan beragam upaya untuk mempertahankan stabilitas ekonomi pascabencana tsunami Aceh. Kemudian arsip Presiden Joko Widodo lebih diarahkan pada informasi-informasi seputar upaya mengendalikan dan mengatasi pandemi Covid-19, yang juga memberikan ancaman bagi stabilitas ekonomi bangsa.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, lewat pameran itu diharapkan generasi milenial Indonesia semakin tertarik mempelajari sejarah bangsa. “Ini akan menjadi daya tarik bagi milenial untuk mengenal sejarah bangsa. Pameran ini menceritakan kiprah ke-7 Presiden RI menjawab tantangan dan ujian yang datang silih berganti menerpa Indonesia dan dunia,” ujar Erick , dalam keterangan tertulisnya.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari