Indonesia.go.id - Kuatnya Daya Tarik Indonesia di Mata Dunia

Kuatnya Daya Tarik Indonesia di Mata Dunia

  • Administrator
  • Kamis, 2 Januari 2025 | 08:33 WIB
INVESTASI
  Rencana Apple tersebut dipandang sebagai angin segar bagi perekonomian Indonesia. ANTARA/REUTERS
Rencana investasi Apple berpotensi menyerap ribuan tenaga kerja di sektor manufaktur dan teknologi.

Rencana Apple Inc untuk menginvestasikan USD1 miliar atau sekitar Rp16 triliun guna membangun fasilitas produksi di Indonesia menjadi kabar yang menggembirakan bagi iklim investasi di Indonesia. Bagi banyak pihak, langkah ini bukan hanya membuka peluang baru bagi sektor teknologi, melainkan juga menegaskan daya tarik Indonesia di mata investor global. 

Konfirmasi rencana investasi tersebut disampaikan langsung Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani. Rosan menyebutkan, Apple telah menyatakan komitmennya secara tertulis. Lewat komunikasi intensif, pemerintah mendorong realisasi investasi dapat dimulai pada 2025, lebih cepat dari target awal pada 2026.

Langkah Apple ini juga dikaitkan dengan kebijakan pemerintah terkait tingkat komponen dalam negeri (TKDN), di mana produsen ponsel diwajibkan memenuhi konten lokal minimal 35 persen untuk memasarkan produk mereka. Sebagai contoh, peluncuran iPhone 16 di Indonesia bergantung pada pemenuhan persyaratan ini. Dengan hadirnya vendor besar yang mendukung operasional Apple, nilai transaksi penjualan di Indonesia diproyeksikan mencapai USD1 miliar, setara dengan nilai investasi itu sendiri.

Rencana Apple tersebut dipandang sebagai angin segar bagi perekonomian Indonesia. Selain meningkatkan aliran Penanaman Modal Asing, langkah ini juga memberikan manfaat bagi investasi di Indonesia. Pertama, berpotensi menciptakan lapangan kerja baru karena dari investasi ini diharapkan menyerap ribuan tenaga kerja di sektor manufaktur dan teknologi.

Kedua, memperkuat ekosistem teknologi. Hal itu karena kehadiran Apple akan membawa teknologi mutakhir dan transfer pengetahuan yang memperkuat daya saing lokal. Ketiga, meningkatkan citra investasi Indonesia. Sebagai raksasa teknologi global, masuknya Apple akan memicu kepercayaan investor lain untuk berinvestasi di Indonesia.

Bila berbicara dalam konteks kebijakan TKDN, instrumen itu menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, aturan ini bertujuan mendorong penguatan industri lokal. Namun di sisi lain, persyaratan tersebut bisa menjadi penghalang bagi investasi asing. 

Menurut pengamat dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta, kebijakan ini dapat menjadi bumerang jika tidak diimbangi dengan kesiapan infrastruktur lokal. Indonesia diketahui masih kekurangan fasilitas untuk memproduksi komponen berteknologi tinggi, seperti perangkat nirkabel.

Insentif Lebih Menarik

Perusahaan asing sering kali harus menghadapi bahan baku mahal atau berkualitas rendah yang sulit ditemukan secara lokal. Di sisi lain, kompetitor, seperti Vietnam dan India, menawarkan insentif lebih menarik, seperti pembebasan pajak dan regulasi yang lebih longgar.

Vietnam, misalnya, telah menjadi pusat pemasok Apple berkat dukungan pemerintah yang proaktif, seperti penyediaan lahan untuk asrama pekerja hingga koordinasi langsung dengan kantor pusat Apple di Cupertino.

Sejumlah analis dan ekonom juga menyuarakan kekhawatiran terkait keberlanjutan investasi ini. Kepala Ekonom PT Bank Central Asia David Sumual menyebut bahwa kebijakan proteksionis seperti TKDN dapat meningkatkan biaya dan memperumit regulasi, sehingga merugikan investor.

“Kebijakan ini bisa mengurangi daya tarik investasi asing dan menghambat perkembangan sektor teknologi lokal jika pemasok domestik tidak mampu memenuhi standar global,” ujar David.

Hal senada disampaikan oleh analis dari Hinrich Foundation Jia Hui Tee yang memperingatkan bahwa pembatasan kebijakan Indonesia bisa membuat perusahaan besar seperti Apple lebih memilih negara dengan regulasi lebih fleksibel, seperti Vietnam. 

Meski menghadapi tantangan, pemerintah Indonesia tetap optimistis terhadap rencana investasi Apple. Menteri Perindustrian Agus Gumilang Kartasasmita menyebutkan bahwa langkah ini akan membawa perubahan besar pada ekosistem teknologi di Indonesia.

Namun, untuk memastikan keberhasilan investasi itu pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan infrastruktur, mempercepat pembangunan fasilitas manufaktur berteknologi tinggi. Berikutnya, memberikan insentif yang kompetitif. Melalui instrumen itu berupa insentif pajak dan regulasi diharapkan akan menjadi pemanis masuknya investasi asing.

Tidak itu saja, pentingnya meningkatkan kolaborasi yang melibatkan industri lokal untuk memenuhi persyaratan TKDN juga sangat penting sehingga memiliki kualitas yang berstandar global. Investasi Apple sebesar USD1 miliar merupakan peluang besar yang dapat mendorong pertumbuhan sektor teknologi Indonesia. Namun, pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan itu tepat.

Jangan sampai pemanis itu bahkan menjadi penghalang. Harapannya, keberadaan sejumlah kebijakan yang ada justru mendukung kemajuan industri lokal dan menarik lebih banyak investor asing. Sebab dengan pendekatan yang tepat, investasi dapat menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju era digital yang lebih maju. 

 

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf