PT Industri Baterai Indonesia dan konsorsium baterai LG telah menandatangani head of agreement (HoA) untuk membangun industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia.
Ada perkembangan baru dari proyek industri baterai di Indonesia. Setahap demi setahap cita-cita itu segera terwujud. Pada Kamis 29 April 2021 di Kantor BKPM Jakarta terjadi peristiwa penandatanganan head of agreement (HoA) antara PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan konsorsium baterai LG dari Korea Selatan. Sebelumnya, kedua pihak sudah bersepakat untuk membangun industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia.
Penandatanganan disaksikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho, jajaran direksi BUMN, serta pimpinan konsorsium LG yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO, dan Huayou Holding (Tiongkok). Sementara itu, turut menyaksikan secara daring, yaitu Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea Umar Hadi dan Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia Park Taesun.
Dalam keterangan tertulis, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, momentum tersebut merupakan momentum bersejarah bagi ketiga negara, yakni Indonesia, Korea Selatan, dan Tiongkok. Penandatanganan HoA juga menjadi bukti bahwa pemerintah serta BUMN serius untuk segera merealisasikan proyek itu dengan cepat. "Kami akan terus mendorong, mengawal, dan akan membantu sepenuhnya, selama kerangkanya ada dalam aturan yang ada di Indonesia dan bisnis yang saling menguntungkan. Setelah penandatanganan HoA, kita buat FS (feasibility study) supaya bisa langsung kerja. Sekarang waktunya kita bekerja. Kita punya komitmen untuk mempercepat realisasi investasi," kata Bahlil.
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan hubungan antarpemimpin ketiga negara sangat baik. Proyek itu pun sangat penting bagi seluruh pihak. "Proyek baterai ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius, terbukti dari beberapa daerah, banyak gubernur yang membuat keputusan mobil listrik, terutama untuk bis dan kendaraan umum, sudah harus dipakai tahun ini. Bahkan Indonesia akan membangun ibu kota baru di Kalimantan yang semuanya juga menggunakan mobil listrik," kata Erick.
PT Industri Baterai Indonesia atau IBC, selaku mitra kerja konsorsium Korea dalam pengembangan proyek baterai terintegrasi di Indonesia, akan mengidentifikasi target dalam waktu dekat setelah kerja sama ini diresmikan. PT Industri Baterai Indonesia, dibentuk oleh empat BUMN, yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam), memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho menyampaikan apresiasinya atas keseriusan pemerintah dalam mendorong keberhasilan proyek industri baterai. Pihaknya akan langsung berkonsolidasi dengan konsorsium Korea untuk menentukan target-target penyelesaian proyek. "Kami sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah, khususnya Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian BUMN yang terus mendorong terlaksananya realisasi proyek strategis ini. Hari ini, masih awal dari perjalanan IBC dalam mewujudkan ekosistem electric vehicle di Indonesia. Kami ingin Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik," ujar Toto Nugroho.
Penandatanganan HoA menjadi sinyal positif bahwa produsen baterai asal Korea Selatan, LG Group, akan segera merealisasikan proyek industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. LG Group bersama dengan POSCO, resmi bekerja sama dengan BUMN untuk membangun proyek tersebut. "Dengan bangga kami menyampaikan bahwa penandatanganan HoA hari ini merupakan bentuk kerja sama yang lebih serius antara kami dengan pihak BUMN Indonesia. Ini akan jadi sejarah, baik bagi BUMN dan LG Consortium," kata Samuel Chung, Direktur Pengembangan Bisnis LG Energy Solution.
HoA atau perjanjian pra-kontrak merupakan komitmen para pihak yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan tidak dimaksudkan untuk mengikat. HoA yang lazim digunakan dalam proses pendirian bisnis, baik nasional maupun internasional, selama tahap negosiasi berlangsung.
Penandatanganan HoA merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Moon Jae In dengan Presiden Joko Widodo di Busan, Korea Selatan, pada 25 November 2019, serta memorandum of understanding (MoU) BKPM-LG Group yang ditandatangani oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM dan CEO LG Energy Solution pada 18 Desember 2020 di Seoul, Korea Selatan.
Kerja sama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik ini terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining), serta industri precursor dan katoda. Ada pun nilai rencana investasinya mencapai 9,8 miliar dolar AS. HoA adalah titik awal kerja sama yang akan diikuti joint study, perjanjian pemegang saham, dan perjanjian pendirian perusahaan.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari