Memasuki areal tempat pembuangan sampah, di Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, kita tidak seperti berada di lokasi pembuangan sampah. Pasalnya, saat memasuki pintu gerbang kita belum mencium bau sampah yang menyengat. Padahal setiap hari sekitar 350 ton sampah masyarakat Balikpapan dibuang di lokasi ini.
Dekat pintu masuk ada pos timbangan kendaraan pembawa sampah. Lalu berjalan agak ke dalam kita disuguhkan taman bermain yang bisa digunakan untuk anak-anak bermain. Lokasi ini memang bisa digunakan untuk tempat wisata anak. Banyak sekolah di Balikpapan yang menjadikan lokasi TPA Manggar sebagai tujuan lokasi wisatanya.
Baru agak ke dalam sedikit, kita melihat berbagai truk pengangkut sampah berjajar sedang menuangkan sampah di bukit yang berisi limbah itu. Truk dan traktor terlihat sibuk. Namun jika kita memutari jalan areal pembuangan sampah ini, jalan-jalannya justru bersih dan tertata. Pohon rindang dan asri. Hanya di lokasi yang dijadikan tempat pembuangan saja yang baunya menyengat.
TPA Manggar ini baru saja diresmikan Presiden Jokowi. Peresmian itu sendiri menandakan perluasan lokasi. Kini ada dua lubang penumpukan baru yang masih kosong dan siap digunakan. Pada lubang-lubang itu dibangun pipa yang dilubangi untuk nantinya sebagai penyalur gas metana.
Gas yang berasal dari sampah ini bisa digunakan untuk memasak. TPA sendiri telah mengalirkan gas metana ke beberapa rumah di sekeliling lokasi melalui pipa-pipa yang tersambung.
Dibangun sejak 2017 menggunakan APBN dengan total anggaran mencapai Rp160 miliar, area yang diresmikan Presiden Jokowi yakni zona 4 TPA Manggar. Merupakan proyek tambahan guna perluasan atau peningkatan kapasitas TPA yang sudah over capacity.
Zona 4 tersebut diklaim merupakan TPA sampah modern karena dilengkapi dengan teknologi sanitary landfill.
Teknologi sanitary landfill dikenal mampu menghancurkan sampah dengan baik, serta mengubah air lindi yang dihasilkan menjadi gas metana, dan bisa dimanfaatkan warga sekitar TPA untuk memasak.
Tak hanya itu, Jokowi juga memuji proses pengolahan sampah di Balikpapan. Sebanyak 70 persen sampah di TPA Manggar adalah sampah rumah tangga dan, 20 persen sampah tersebut sudah diproses dari rumah sebelum sampai TPS.
TPA ini bisa menampung 400 ton hingga 700 ton sampah rumah tangga, 30 persen lainnya adalah sampah plastik dan sampah sudah dipilah dan diolah. Kabarnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan saat ini sedang melakukan kajian terkait rencana privatisasi TPA Manggar. Ide tersebut didapatkan dari dua kota Solo dan Bogor yang juga sedang berproses untuk mengalihan pengolahan sampah kotanya ke pihak swasta.
Pelaksanaan pengelolaan sampah akhir ke pihak swasta di Manggar Kota Balikpapan telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Pemerintah pusat mendukung, bahkan akan menjadi pilot project bagi kami untuk di daerah lainnya di Indonesia.
Sekarang ini, untuk mengelola TPA Sampah Manggar memakan biaya sekitar Rp12 miliar per tahun diambil dari APBD Kota Balikpapan. Melalui pengalihan pengelolaan dari Pemkot Balikpapan ke pihak swasta akan mengurangi beban penggunaan APBD Balikpapan. Presiden Jokowi menyebutkan ada 10 kota yang diberikan prioritas dalam pengelolaan sampah. Dalam pengelolan itu, sampah dijadikan energi listrik dengan berbagai cara. (E-1)