Indonesia.go.id - Melongok Perkembangan 5 Tahun Terakhir

Melongok Perkembangan 5 Tahun Terakhir

  • Administrator
  • Senin, 30 Desember 2019 | 07:51 WIB
PERKERETAAPIAN
  Kereta api Bandara Adi Soemarmo melintas di jalur kereta api Stasiun Balapan Solo - Stasiun Bandara Adi Soemarmo saat uji coba di Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (28/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Jika Anda penikmat perjalanan dengan moda kereta api, tentu akan banyak merasakan perubahan pelayanan. Baik kebersihan kereta, maupun stasiunnya. Sejumlah stasiun dibuat seperti mall, bersih, dan dingin. Berikut laporan 5 tahun Kementerian Perhubungan 2015-2019.

Pemerintah sangat serius, selain melakukan pembangunan jalur rel double track (DT) dan double double track (DDT),  juga memodernisasi stasiun, mengembangkan kereta api ringan atau Lintas Raya Terpadu / Light Rail Transit (LRT), Moda Raya Terpadu / Mass Rapid Transit (MRT), dan elektrivikasi jalur rel untuk Kereta Rel Listrik (KRL) di perkotaan, serta pembangunan jalur rel baru di luar Jawa.

Program pembangunan pengintegrasian antarmoda angkutan umum berbasis rel di perkotaan, kereta bandara, dan KA barang di sejumlah daerah merupakan bagian dari agenda pembangunan moda perkeretaapian nasional. Berikut pencapaian pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi kereta api (KA) dalam lima tahun terakhir.

Tahun 2017, terdapat pembangunan jalur Kereta Api (KA) sepanjang 224,88 km’sp, meningkat signifikan dari tahun 2016 sebesar 526,77% dari realisasi pembangunan tahun 2016 sepanjang 42,69. Sampai dengan tahun 2019 telah dilakukan pembangunan jalur Kereta Api (KA) termasuk reaktivasi sepanjang 853,65 km’sp, dan melakukan peningkatan rehabilitasi jalur KA sepanjang 394,6 km dan pembangunan Stasiun/Bangunan Operasional Kereta Api 45 unit.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, berbagai pembangunan jalur kereta api baik single maupun double track telah selesai dilakukan. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan efektivitas volume angkutan penumpang maupun barang serta meringkas waktu tempuh perjalanan.

Jalur ganda Kereta Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sepanjang 4 Km’sp telah beroperasi pada Mei 2018. Pembangunan jalur ganda ini mampu meningkatkan volume perjalanan kereta serta membawa lebih banyak penumpang per harinya. Serta menjadi alternatif moda transportasi yang cepat, hemat lahan dan energi, serta ramah lingkungan.

Juga jalur ganda KA Maja-Rangkasbitung memiliki rel sepanjang 17,1 km. Pemerintah juga membangun 1 stasiun, 1 gardutraksi, dan 7 unit jembatan untuk menunjang pengoperasian KA jalur Maja-Rangkasbitung ini. Jalur ganda ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas serta mendukung penambahan frekuensi pelayanan KRL Maja-Rangkasbitung. Selain itu, jalur ganda ini juga berdampak pada penurunan angka kemacetan di jalan raya dan mengurangi waktu tempuh perjalanan KRL.

Yang lain adalah pembangunan jalur ganda Kereta Api (KA) Solo-Kedungbanteng dibangun sepanjang 42 Km’sp. Guna menunjang pengoperasian jalur ganda ini, pemerintah membangun sejumlah 7 unit stasiun dan 8 unit jembatan. Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan kereta api dari 66 KA menjadi 132 KA. Serta meningkatkan frekuensi berdasarkan tahun berjalan dari 48 perjalanan menjadi 56 perjalanan.

Di luar Jawa pemerintah juga melakukan membangun jalur kereta api di sejumlah tempat. Pembangunan jalur KA Makassar-Parepare merupakan pembangunan tahap pertama proyek Trans Sulawesi. Jalur sepanjang 29,55 Km’sp dan 4,7 Km’sp untuk jalur Simpang Garingkong ini akan menghubungkan Kota Makassar dan Kota Parepare. Jalur ini berfungsi mengurangi kemacetan lalu lintas serta beban jalan. Jalur kereta Makassar-Parepare diuji coba pertama kali pada 10 November 2017 sejauh 7 km dari Kabupaten Barru.

Pembangunan jalur ganda KA Madiun-Jombang sepanjang 84 Km’sp meliputi Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Madiun. Guna menunjang pengoperasian jalur ini, pemerintah membangun 6 unit stasiun dan 46 unit jembatan. Dengan pembangunan jalur ganda ini, kapasitas lintas KA akan meningkat dari 72 KA menjadi 216 KA. Serta meningkatkan frekuensi berdasarkan tahun berjalan dari 50 perjalanan menjadi 62 perjalanan.

Jalur ganda Kereta Api (KA) jalur Martapura-Baturaja sepanjang 32 Km’sp siap dioperasikan. Selain memangkas waktu tempuh menjadi hanya 30 menit, penambahan jalur ini mampu meningkatkan kapasitas lintas kereta dari sebelumnya 54 KA menjadi 114 KA. Jalur ini juga berdampak pada peningkatan volume angkutan barang antarkota/kabupaten dan provinsi menjadi 30 juta ton per tahun. Peningkatan mobilitas masyarakat dan barang ini diharapkan turut meningkatkan perekonomian daerah di Sumatra Selatan.

Selain itu  LRT Sumatra Selatan resmi beroperasi per 1 Agustus 2018, guna menunjang pengoperasian LRT, dibangun sebanyak 13 stasiun. Jalur sepanjang 23,4 Km’sp menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring. Selain menunjang pelaksanaan Asian Games 2018, LRT Sumatra Selatan ini juga mengatasi kemacetan di wilayah perkotaan, meningkatkan mobilitas serta perekonomian masyarakat sekitar, serta mengurangi polusi udara.

Di Sumatra juga dibangun jalur ganda Kereta Api (KA) Prabumulih-Kertapati telah beroperasi sejak akhir April 2018. Jalur sepanjang 85 Km’sp ini merupakan bagian dari proyek KA Trans Sumatera. Penambahan jalur ini mampu menambah volume lintas track dari 54 KA menjadi 114 KA, serta memangkas waktu tempuh menjadi hanya 60-90 menit. Selain itu, jalur ganda turut membangun konektivitas dari Palembang menuju Lubuk Linggau dan Tanjung Karang. Dengan begitu, produktivitas komoditas batu bara juga meningkat dari Muara Enim ke Palembang dan dari Palembang ke Tanjung Karang.

Juga pembangunan jalur KA Binjai-Besitang sepanjang 80 Km’sp termasuk pembangunan 7 stasiun KA dimulai sejak 2015-2018. Jalur yang menjadi bagian dari jaringan proyek KA Trans Sumatra ini berdampak pada pengurangan kemacetan lalu lintas dan beban jalan. Serta meningkatkan mobilitas masyarakat dan barang di wilayah sekitar.

Pembangunan jalur KA Bandar Tinggi-Kuala Tanjung sepanjang 21,5 Km’sp dilakukan sejak 2011, termasuk pembangunan 3 stasiun KA. Jalur ini akan mendukung konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei menuju Pelabuhan Kuala Tanjung dengan memangkas waktu tempuh dari 4 jam menjadi kurang lebih 1 jam.

Juga dilakukan pembangunan jalur kereta api layang Medan-Bandar Khalifah sepanjang 8 Km’sp. Pengoperasian rel layang ini untuk mendukung kelancaran jasa transportasi kereta api dengan mengurangi kemacetan lalu lintas di kota Medanerta sebagai upaya peningkatan keamanan dan keselamatan masyarakat melalui perlintasan sebidang.

Di ibu kota, pemerintah juga menambah jalur ganda Kereta Bandara Soekarno-Hatta sepanjang 12 Km’sp telah selesai pada tahun 2017. Penambahan jalur ini bertujuan untuk menghindari kemacetan lalu lintas di wilayah perkotaan, serta memangkas waktu tempuh menjadi 45 menit dari stasiun Sudirman Baru. KA Bandara Soekarno-Hatta memiliki 10 trainset yang mampu menampung 33.000 penumpang setiap harinya.

LRT juga dibangun di  DKI Jakarta sepanjang 5,8 Km’sp termasuk pembangunan 6 stasiun dan depo. Keenam stasiun tersebut yakni Stasiun LRT Gading Nias, Mal Kelapa Gading, Kelapa Gading Boulevard, Pulomas, Pacuan Kuda, dan Velodrome. Pada 15 Agustus 2018 lalu, pemerintah berhasil melakukan uji coba LRT DKI Jakarta di Stasiun LRT Velodrome dan Stasiun LRT Mal Kelapa Gading. Pembangunan ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan pelayanan dan aksesibilitas angkutan orang dan barang, serta menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat DKI Jakarta. Selain itu, LRT ini juga turut menunjang pelaksanaan Asian Games 2018 pada Agustus-September lalu.

Pembangunan infrastruktur kereta api terus dilakukan untuk menunjang kebutuhan transportasi masyarakat yang semakin meningkat. Beberapa pembangunan yang masih dalam proses konstruksi diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut di kemudian hari.  Misalnya pembangunan Lintas Raya Terpadu / Light Rail Transit (LRT) wilayah Jabodebek sepanjang 43 Km’sp dan pembangunan Depo diharapkan dapat menjadi pilihan transportasi atau perpindahan (shifting) masyarakat perkotaan Jabodetabek sekaligus mengurangi kemacetan jalan.

Pembangunan MRT Jakarta pada fase I yang dimulai sejak Oktober 2013 ini telah membangun jalur kereta sepanjang 16 Km, terdiri dari 10 Km jalur layang dan 6 Km jalur bawah tanah. Tengah dibangun pula 7 stasiun layang yakni Stasiun Lebak Bulus yang juga beroperasi sebagai Depo, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Kemudian 6 stasiun bawah tanah yakni Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia. Dengan mengalihkan masyarakat untuk menggunakan MRT, kemacetan dan kepadatan lalu lintas jalanan di Jakarta akan berkurang. Terlebih kapasitas angkut MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai sekitar 412.000 penumpang per hari.

Di beberapa wilayah di Jawa juga sedang dilakukan pembangunan jalur ganda. Antara lain  Kereta Api (KA) Purwokerto-Kroya sepanjang 18 Km’sp termasuk pekerjaan terowongan ini telah selesai pada 2019. Jalur ini mampu meningkatkan kapasitas lintas KA dari sebelumnya 61 KA menjadi 122 KA setiap harinya. Serta meningkatkan frekuensi berdasarkan tahun berjalan dari 66 perjalanan menjadi 74 perjalanan.

Pembangunan jalur ganda Kereta Api (KA) Gombong-Kroya sepanjang 30 Km’sp termasuk pekerjaan terowongan dimulai sejak tahun 2016. Kehadiran jalur ini mampu meningkatkan kapasitas lintas KA dari 86 KA menjadi 172 KA setiap harinya.

Pembangunan jalur ganda Kereta Api (KA) Bogor-Sukabumi sepanjang 56 Km’sp tengah digarap. Kehadiran jalur ini bertujuan untuk memangkas waktu tempuh dari 123 menit menjadi 80 menit. Selain itu, jalur ini juga meningkatkan frekuensi perjalanan KA penumpang dari sebelumnya 6 kali per hari, menjadi 12 kali per hari. Sedangkan untuk frekuensi perjalanan KA barang dari 2 kali per hari menjadi 8 kali per hari.

Pembangunan jalur ganda Kereta Api (KA) Kroya-Gombong sepanjang 46 Km’sp dimulai sejak tahun 2016 dan telah selesai di tahun 2019. Kehadiran jalur ini mampu meningkatkan kapasitas lintas KA dari 86 KA menjadi 172 KA setiap harinya.

Pembangunan Double- Double Train (DDT) Manggarai-Cikarang Paket A (Stasiun Manggarai-Jatinegara) dan Paket B-21 (Jatinegara-Bekasi) dijadwalkan selesai pada 2021. Sedangkan untuk pembangunan Paket B1 (Bekasi-Cikarang) telah mencapai 100%. Pembangunan ini menjadi pemisah antara jalur KA perkotaan Jabodebatek dan jalur KA jarak jauh, sehingga mampu meningkatkan kapasitas hilir mudik kereta antarkota maupun commuter line.

Jalur Kereta Api (KA) Rantau Prapat – Pondok S2 sepanjang 33 Km’sp merupakan bagian dari jaringan KA Trans Sumatra. Kehadiran jalur ini mampu mengurangi kemacetan dan beban jalan raya, serta mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di wilayah sekitar.

Jalur Kereta Api (KA) Besitang – Sel Liput sepanjang 35 Km’sp merupakan bagian dari jaringan KA Trans Sumatera. Kehadiran jalur ini mampu mengurangi kemacetan dan beban jalan raya, serta mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di wilayah sekitar.

Pembangunan jalur ganda Kereta Api (KA) Kedungbanteng-Madiun sepanjang 57 Km’sp dimulai sejak 2017. Jalur yang termasuk proyek rel KA lintas Jawa Selatan ini bertujuan untuk meratakan pembangunan di Jawa sisi selatan agar mendorong perekonomian daerah terutama di kawasan pesisir. Selain itu, jalur ganda juga meningkatkan kapasitas lintas 72 KA menjadi 216 KA serta meningkatkan frekuensi berdasarkan tahun berjalan dari 48 perjalanan menjadi 56 perjalanan.

Pembangunan jalur Kereta Api (KA) sepanjang 13,5 Km’sp menghubungkan Bandara Adi Soemarmo dengan Stasiun Solo Balapan. Jalur yang bertujuan mendukung konektivitas dan integrasi antarmoda KA dan pelayanan Bandara ini selesai dibangun pada tahun 2019.

Guna mendukung proyek pembangunan jalur kereta api Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang sepanjang 38 km, pemerintah membangun lima stasiun baru yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimum. Stasiun tersebut yakni, Stasiun Buaran (baru), Stasiun Klender (baru), Stasiun Klender, Stasiun Cakung, dan Stasiun Kranji. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas serta meningkatkan pelayanan, aksesibilitas dan mobilitas angkutan penumpang dan barang antarkota/kabupaten maupun provinsi.

Moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) telah banyak digunakan masyarakat Jabodetabek dan sekitar untuk berpergian. Oleh karena itu, guna mengoptimalkan pengoperasian KRL, pemerintah melakukan renovasi di sejumlah stasiun, di antaranya Stasiun Palmerah, Stasiun Kebayoran, Stasiun Parungpanjang, dan Stasiun Maja.

Renovasi dilakukan di antaranya memperluas bangunan stasiun, membangun jembatan penyeberangan orang (JPO), membangun lantai dua sebagai tempat berpindah peron, memasang fasilitas khusus penyandang disabilitas, lift, eskalator, dan lainnya.  Stasiun ini selesai direnovasi dan diresmikan kembali pada 6 Juli 2015 lalu. Luas stasiun ini dikembangkan menjadi seluas 2520 m2. Serta mampu menampung sebanyak 14.000 penumpang setiap hari.

Dilakukan perpanjangan gedung Stasiun Kebayoran dengan ketinggian stasiun menjadi 14,5 m. Dibangun pula lantai 2 seluas 3.384 m2 serta 3 buah peron setinggi 212 m. Setelah renovasi, Stasiun Kebayoran mampu menampung sebanyak 6.609 penumpang setiap harinya.

Juga dilakukan perluasan gedung stasiun Parungpanjang dengan ketinggian menjadi 14,5 m serta membangun lantai 2 seluas 756 m2. Kini Stasiun Parungpanjang mampu menampung 1.476 penumpang setiap harinya.

Di Stasiun Maja Serang Banten juga dilakukan perluasan gedung stasiun menjadi 2.570 m2 dengan tinggi stasiun 15,2 m. Kini stasiun ini mampu menampung sebanyak 1.113 penumpang setiap harinya.

Pembangunan elektrifikasi lintas Bekasi-Cikarang dimulai pada tahun 2013 hingga 2017, diresmikan pada 7 Oktober 2017 oleh Menteri Perhubungan. Lintas pelayanan KRL baru Bekasi-Cikarang memiliki panjang rel sepanjang 17 Km’sp, yang dapat ditempuh dalam waktu 21 menit. Jalur KRL ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan sekitarnya. Serta menjadi pilihan moda transportasi massal yang aman, nyaman, dan terjangkau.

Pada 7 dan 8 Oktoner 2017,  Menteri Perhubungan  meresmikan dua buah stasiuan di Cikarang dan Bekasi. Renovasi kedua stasiun ini  menambah daya tampung penumpang dari wilayah Bekasi. Stasiun ini melayani KRL Blue Line dengan tujuan Jakarta Kota dan Cikarang. (E-2)