Indonesia.go.id - Peluang Meningkat, Hasil BKPM Mengail Investasi

Peluang Meningkat, Hasil BKPM Mengail Investasi

  • Administrator
  • Minggu, 2 Februari 2020 | 04:13 WIB
WEF 2020 DAVOS
  Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bicara di Indonesia Pavilion pada ajang World Economic Forum di Davos, Swiss untuk mengail sejumlah investasi ke Indonesia. Foto: Kementerian Kominfo

BKPM menjajaki peluang investasi dari Eropa. Data BKPM menunjukkan, hanya Belanda dan Inggris yang masuk dalam 10 besar investor di Indonesia. Realisasi investasi Eropa pada kuartal ketiga 2019 sebesar USD2,768 miliar.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah melakukan kunjungan kerja ke World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, 20-23 Januari 2020. Dalam agenda ke Davos, Bahlil menjadi pemateri di Indonesia Pavilion dan berjumpa Founder WEF Klaus Schwab. Dia juga bertemu dengan pimpinan korporasi global.

Bahlil melakukan one on one meeting dengan pimpinan Jumeirah Hotel, Amazon, Japan Bank For International Cooperation (JBIC), Mizuho, Yili Group, dan Siemens Group. Kunjungan Kepala BKPM kali ini memang sangat penting untuk mendorong investasi dari negara-negara Uni Eropa. Sebab berdasarkan data BKPM, investasi asing di Indonesia masih didominasi negara-negara Asia seperti Singapura, Jepang, Tiongkok, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Oleh karena itu, BKPM sekarang mencoba menjajaki peluang investasi dari Eropa. Data BKPM menunjukkan, hanya dua negara Eropa yang masuk 10 besar investor di Indonesia, yakni Belanda dan Inggris. Realisasi investasi Eropa pada kuartal ketiga 2019 sebesar USD2,768 miliar, meningkat dibandingkan periode sebelumnya 2018 sebesar USD2,321 miliar. Jumlah proyek Eropa antara 2015 sampai kuartal ketiga 2019 sebanyak 15.770 proyek.

Sebagian besar (61 persen) investasi Eropa masuk ke Pulau Jawa, disusul Sumatra (19 persen), Bali dan Nusa Tenggara (11 persen), Sulawesi (4 persen), Papua (1 persen), dan Maluku (0,4 persen).

Apa saja pertemuan-pertemuan bisnis Kepala BKPM tersebut? Di bawah ini adalah oleh-oleh BKPM dalam mengail peluang investasi dari Davos.

 

Ajak Siemens Group

Perusahaan besar Eropa yang pertama ditemui Bahlil Lahadalia adalah Siemens Group. Siemens diajak memperluas investasinya ke ibu kota baru Indonesia, yakni Kutai Kartanegara-Penajam Passer Utara, Kalimantan Timur. Sebelumnya, perusahaan asal Jerman itu sudah berinvestasi di Tanah Air.

"Saya menghargai kontribusi Siemens dalam berinvestasi di Indonesia. Kini pemerintah terbuka bila Siemens ingin berpartisipasi di ibu kota baru," ujar Bahlil.

Bahlil berharap, Siemens membentuk tim kecil dengan BKPM demi merealisasikan perannya di ibu kota baru. "Kalau Siemens serius, maka akan jadi salah satu deliverables di Hannover Messe. Siemens akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia," tuturnya.

 Chief Executive Officer Siemens Cedrik Neike mengatakan, produk Siemens sudah dikenal di masyarakat Indonesia. Bekerja sama dengan PT PLN, saat ini Siemens juga memiliki proyek power plant terkait proyek Belt Road Initiative (BRI) mobile power plant 360 MegaWatt

Mengenai industri 4.0, lanjutnya, Siemens telah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Ekonid untuk pelatihan vokasional. "Terakhir, Siemens ingin berperan lebih besar dalam pembangunan Ibu kota baru terkait smart city. Jerman (Siemens) ingin punya kerja sama dengan Indonesia, seperti halnya pernah dengan Vietnam dan Mesir," jelas Cedrik. 

 

Rayu Produsen Mamin Terbesar Tiongkok

Selanjutnya, Bahlil bertemu dengan perusahaan susu nomor satu di Tiongkok, yakni Yili, yang mengaku ingin menjadikan Indonesia sebagai basis produksi makanan dan minuman olahan susu.

"Saya sangat menghargai upaya Yili Group untuk berinvestasi di Indonesia. Saya mengundang Yili untuk masuk ke Indonesia. Sebab, saat ini sudah banyak kemudahan yang diberikan pemerintah bagi investor," kata Bahlil.

Selain dikenal sebagai perusahaan susu terbesar di Asia, Yili juga merupakan produsen minuman dan makanan terbesar di Tiongkok. Yili telah memiliki jaringan rantai pasok global, sistem inovasi, dan jaringan pemasaran di Asia, Eropa, dan Oceania.

"Produk utama Yili adalah berbahan dasar susu seperti susu instan, es krim, bubuk milk tea, susu steril, dan susu organik. Jika ada kemungkinan, itu adalah kehormatan besar bagi kami untuk mengembangkan dan meneliti di Indonesia," ujar Chairman Yili Pan Gang.

Mendengar tawaran BKPM, Yili menyatakan siap menjadikan Indonesia basis investasi utama produk susu dan makanannya di ASEAN. Tak tanggung-tanggung, perusahaan tersebut siap membangun industri es krim terbesar di Indonesia.

"Yili sendiri merupakan penjual es krim nomor satu di Tiongkok. Saat ini kami sudah beli lahan di Indonesia. Mendengar godaan bapak kepala BKPM atas kebijakan perizinan yang sudah tersentralisasi, kami jadi semangat berinvestasi di Indonesia," ujarnya.

Tak hanya es krim, Gang mengaku, pihaknya juga akan memproduksi yoghurt dan pusat penelitian. Ke depan, menurut dia, Indonesia sangat penting, sebab Yili menargetkan akan menjadi pemain lima besar dunia di industri susu.

Produk Yili sendiri telah masuk ke Indonesia dengan meluncurkan merek es krim Joyday. Pada 2014 Yili mendirikan pusat produksi susu terpadu dan terbesar di dunia yang berlokasi di Selandia Baru dengan investasi senilai 3 miliar yuan.

https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1580633361_davos2.jpg" style="height:453px; width:600px" />

Foto : Kementerian Kominfo

 

Tawarkan Investasi Pariwisata ke UEA

Setelah itu Kepala BKPM juga bertemu dengan pimpinan jaringan hotel Jumeirah Group yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab. Pada kesempatan tersebut Bahlil menawarkan Jumeirah berinvestasi di Raja Ampat (Papua Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Labuan Bajo-Pulau Komodo (NTT).

Bahlil mengatakan, Jumeriah merupakan perusahaan perhotelan yang bermarkas di Dubai. "Jumeirah tengah gesit-gesitnya melakukan ekspansi jaringan hotelnya ke berbagai negara," ujar Bahlil usai menerima Chief Brand & Communication Officer Jumeirah Group Florence Dubois di Pavilion Indonesia di Davos, Swiss.

Jumeirah Group misalnya baru saja merilis Jumeirah Nanjing berkapasitas 212 kamar serta 49 suite. Ini adalah hotel kedua Jumeirah di Tiongkok, setelah Jumeirah Himalayas Hotel Shanghai. Kepada Dubois, Bahlil menyatakan kesiapan pemerintah untuk mengawal investasi Jumeirah lebih besar lagi ke Indonesia.

"Sebab itu kita tawarkan dia masuk ke Raja Ampat, Wakatobi, dan Labuan Bajo," ucap Bahlil. Jumeirah juga baru saja resmi mengoperasikan Jumeirah Living di Guangzhou dan Jumeirah Saadiyat Island Resort di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab.

Sementara itu, Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi mengatakan, saat ini Jumeirah tengah menyesaikan sebanyak tujuh hotel baru, salah satunya adalah Jumeirah Al Wathba Desert Resort & Spa, yang menyediakan 90 kamar dan 13 vila.

"Di Indonesia, dia membangun Jumeirah Bali di kawasan Jimbaran Selatan yang dikembangkan bersama PT Asia Pasifik Properti, yang berada dalam naungan PT Anggada Putra Rekso Mulia (Rekso Group)," ucap Imam.

Selain menyediakan 80 suite, resor mewah yang berdiri di atas lahan seluas 11 hektar itu juga menyajikan 25 vila eksklusif. Jumeirah Bali menelan investasi hingga USD150 juta. Menanggapi penawaran BKPM Dubois berjanji akan menindaklanjuti. Sebab potensi pasar Indonesia sangat besar.

 

Rencana Investasi Mitsubhisi

Terakhir, Bahlil  bertemu dengan perwakilan Mitsubishi Chemical di ajang WEF 2020 di Davos, Swiss. Dalam pertemuan tersebut, ia mengklaim membahas rencana investasi ekspansi Mitsubishi senilai USD150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.

Menurut Bahlil, perusahaan asal Jepang itu membutuhkan insentif tax holiday untuk merealisasikan rencana perluasan investasi pabrik baru di Cilegon, Banten. 

"Perizinan investasi dan insentif semua sudah terpusat di BKPM. Kami akan kawal investasi baru Anda sampai jadi di Indonesia. Ada masalah apa, hubungi saya saja," kata Bahlil kepada CEO Mitsubishi Chemical Holdings Corporation Hitoshi Ochi.

Dalam pertemuan itu, Bahlil didampingi Dubes RI untuk Swiss Muliaman D Hadad, Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi, dan Komite Investasi Yuki Hanafi. Bahlil mengaku menyambut baik rencana perluasan investasi Mitsubishi itu. Ia juga mendorong Mitsubishi Chemical untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.

Sementara itu, Mitsubishi sangat berterima kasih atas respons cepat BKPM. "Kami ucapkan terima kasih. Respons bapak kepala sangat cepat dan konkret. Kami akan memenuhi semua persyaratan yang diminta kepala BKPM, utamanya kemitraan dengan pengusaha domestik," imbuh Ochi. 

Mitsubish Chemical merupakan perusahaan kimia terbesar Jepang yang berdiri sejak tahun 2005. Perusahaan itu menggarap lini bisnis, yakni otomotif dan dirgantara, IT (elektronik dan display), kesehatan (pangan dan bioproduct), lingkungan atau energi, pengemasan, label dan film.

Demikian sejumlah peluang investasi yang diupayakan BKPM selama ajang WEF 2020. Namun jangan lupa yang lebih penting lagi adalah realisasi dari berbagai peluang investasi tersebut. Ini jadi pekerjaan rumah berikutnya bagi BKPM. (BS)

 

Penulis : Eks
Editor Bahasa : Ratna Nuraini