Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022 sudah ada di depan mata. Tentu saja, kegiatan itu menjadi ajang pembuktian bahwa Indonesia mampu melaksanakan dengan baik dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi negeri ini.
Salah satu tugas utama pemerintah agar ajang internasional itu sukses adalah sedini mungkin mencegah kembalinya lonjakan kasus Covid-19 di tengah pembukaan akses bagi warga negara asing, seiring dengan penyelenggaraan KTT G20 di Bali dan beberapa daerah lain pada 2022.
Betapa masalah itu sangat penting jelas terlihat dari pernyataan Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk memastikan protokol kesehatan (prokes) ketat diterapkan, mulai dari kegiatan kick off untuk Sherpa Meeting KTT G20 di Jakarta dan untuk Finance Track di Bali, pada awal Desember 2021 hingga berakhirnya ajang internasional tersebut.
“Dunia akan melihat kita. Oleh sebab itu, kemampuan kita dalam mengendalikan pandemi betul-betul diuji dan utamanya dalam menjalankan protokol kesehatan,” kata Presiden Jokowi, Selasa (23/11/2021).
Wajar saja, adanya peringatan dari Kepala Negara itu. Pasalnya, kegiatan itu harus menjadi ajang Indonesia untuk take off menyambut peluang bisnis, termasuk sektor pariwisata di depan mata. Namun, semua itu ada syaratnya tetap waspada terhadap wabah, meski kini sudah terkendali.
Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Presidensi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada tahun depan berpotensi mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) dari 20 negara anggota, organisasi internasional, dan negara undangan.
Adapun, estimasi warga negara asing yang akan masuk ke tanah air dari pergelaran tersebut mencapai sekitar 6.500 delegasi, yang terdiri dari 38 pemimpin dunia, 60 menteri pendamping, dan 6.000 awak pers.
KTT G20 pun diharapkan dapat menjadi momen pembukaan kembali tujuan wisata andalan di Indonesia selain meningkatkan kerja sama dan investasi dengan negara anggota.
Sehubungan dengan hal itu, Kepala Negara menekankan pentingnya pendampingan dari Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 untuk menyambut kedatangan delegasi, mulai dari kedatangan di bandara udara, hotel, dan lingkungan sekitar, hingga ke tempat penyelenggaraan KTT.
Presiden Jokowi juga meminta jajaran terkait untuk mengomunikasikan dengan baik kepada masyarakat mengenai rencana penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh Indonesia pada saat Natal dan tahun baru (Nataru).
Termasuk dalam menyampaikan informasi mengenai perkembangan kasus-kasus baru di berbagai belahan dunia, khususnya di Eropa. Hal tersebut dinilai penting sebagai pijakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambil Pemerintah Indonesia.
“Namun, kita harus ingat bahwa semuanya—utamanya pariwisata di Bali—memang terdampak paling dalam. Perlu dijelaskan bahwa apabila situasi tidak terkendali justru akan memukul balik ekonomi dan pariwisata kita. Apalagi, sekali lagi, kita akan menjadi tuan rumah 150 meeting yang ada di G20,” ujar Jokowi.
Tetap Terjaga
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate turut mengimbau kepada masyarakat agar pelandaian kurva penyebaran Covid-19 di Indonesia pada kuartal IV-2021 tetap terjaga dengan baik.
“Untuk itu, kita semua butuh kedisiplinan dan dukungan masyarakat luas sehingga kita melakukan dua hal, yaitu menerapkan protokol kesehatan yang tertib dan ketat serta berperan aktif dalam vaksinasi,” ujar Johnny.
Pada kesempatan itu, Menkominfo mengingatkan, sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas, ada dua indikator sukses utama penyelenggaraan atau kepercayaan keketuaan G20 kepada Indonesia pada G20 Summit tahun 2022.
"Presiden Joko Widodo menekankan dua sukses utama yakni dari sisi substansi dan keketuaan penyelenggaraan,” tandasnya dalam Forum Tematik Menuju Presidensi G20 Indonesia 2022, yang berlangsung secara hibrida dari Kempinski Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (23/11/2021).
Menurut Menkominfo, keketuaan Indonesia dalam G20 Summit tahun depan, terutama berkaitan dengan materi yang dibahas harus dikomunikasikan kepada masyarakat. “Tidak saja inward di dalam negeri, tetapi juga ke ranah internasional baik yang terkait dengan substansi Sherpa Track maupun Finance Track, Working Group hingga Engagement Group,” jelasnya.
Menkominfo Johnny menilai, sebagai golden bridge for emerging nations, Forum G20 akan menjadi tugas besar bagi Indonesia untuk menjembatani harapan seluruh rakyat negara berkembang.
“Keketuaan untuk pertama kali kepada emerging countries yang diwakili oleh Indonesia menjadi tugas besar bagi kita. Tetapi tentu juga bersama-sama dengan negara besar dan negara industri, untuk memajukan kesejahteraan dunia secara menyeluruh,” tandasnya.
Berkaitan dengan rencana dan persiapan telah dilakukan pemerintah dalam menyambut KTT G20, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, persiapan yang telah dan sedang serta akan terus dilakukan meliputi persiapan logistik dan infrastruktur. Termasuk, dalam hal penyiapan standar layanan acara, protokol, konsuler, akomodasi logistik, transportasi, lokasi kegiatan bagi rangkaian presidensi termasuk KTT, pertemuan tingkat menteri, tingkat deputi (Sherpa), Working Group, dan Engagement Group.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari