Indonesia.go.id - Kementerian ESDM: Transisi Energi Membuka Lapangan Kerja

Kementerian ESDM: Transisi Energi Membuka Lapangan Kerja

  • Administrator
  • Kamis, 7 April 2022 | 08:50 WIB
G20
"Sumber daya manusia merupakan hal mendasar dalam proses transisi energi."

Jakarta, InfoPublik - Program transisi energi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia untuk beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT), dapat menjadi penggerak dalam membuka lapangan pekerjaan. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, melalui keterangan tertulis, dalam forum G20 bertajuk 'Ensuring People-Centred Transitions for All' , Rabu (6/4/2022).
 
Dadan mengatakan sumber daya manusia merupakan hal mendasar dalam proses transisi energi.
 
"Mereka harus dipersiapkan dengan menggunakan pelatihan agar dapat berpindah dari energi fosil ke energi baru terbarukan," ujar Dadan.
 
Saat ini, Kementerian ESDM telah memberikan pelatihan kepada para pekerja daerah dalam mengelola infrastruktur energi baru terbarukan dan konservasi energi.
 
Dadan menuturkan transisi energi juga harus menciptakan lapangan pekerjaan dengan memastikan akses energi yang terjangkau kepada masyarakat.
 
Dalam hal pengembangan komunitas, lanjutnya, Kementerian ESDM memiliki program pemberdayaan sumber daya manusia untuk generasi muda, di antaranya program Patriot Energi dan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya).
 
Kementerian ESDM telah mengirimkan sekitar 100 lulusan dari program pemberdayaan generasi muda ke desa-desa di Indonesia.
 
Mereka kini telah mampu membuat perencanaan terkait pengembangan ekonomi desa melalui pemasangan pembangkit maupun pengembangan energi baru terbarukan.
 
"Program Gerilya ditargetkan mempromosikan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Startup energi baru terbarukan untuk generasi muda juga sedang dikembangkan untuk meningkatkan investasi dan juga pengembangan energi baru terbarukan," kata Dadan.

Dalam peta jalan transisi energi, pemerintah berkomitmen untuk mencapai 23 persen energi baru dan terbarukan pada bauran energi pada  2025.
 
Di akhir  2021, bauran energi dari energi baru terbarukan telah mencapai sekitar 11,7 persen.
 
Setelah 2030, tambahan pembangkit listrik hanya dari pembangkit energi baru terbarukan.
 
Mulai 2035, pembangkit listrik akan didominasi oleh energi terbarukan variabel dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya.
 
Hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Kemudian tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai 2049.
 
Dalam upaya mencapai target bauran energi baru terbarukan, Kementerian ESDM telah mengesahkan regulasi terkait PLTS atap dan menargetkan ada tambahan 3,6 gigawatt PLTS atap yang terpasang pada 2025.
 
Dadan menambahkan, pemerintah memastikan ekonomi akan tetap tumbuh meski Indonesia dihadapkan pada tantangan transisi energi yang menuntut penggunaan energi bersih dan teknologi modern dalam sektor industri, transportasi, hingga pembangkit listrik.
 
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan implementasi transisi energi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan mampu mendorong geliat perekonomian di masyarakat.

Pernyataan disampaikan Arifin saat menghadiri forum The 8th Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD) di Jerman pada 31 Maret 2022.

"Kita tahu Indonesia diberkahi banyak sumber energi baik minyak maupun batu bara, kita suplai sumber energi kita ke negara mitra. Tapi kita sadar, kita butuh energi bersih di masa mendatang untuk kehidupan yang lebih baik. Makanya, energi baru terbarukan menjadi sangat penting bagi negara kami. Aktivitas dari program yang kita jalankan akan menciptakan aktivitas perekonomian di Indonesia," kata Arifin.
 
Foto: ANTARA