Indonesia.go.id - Isu Prioritas DEWG G20 Juga Dibahas Delegasi Indonesia dalam WEF 2022

Isu Prioritas DEWG G20 Juga Dibahas Delegasi Indonesia dalam WEF 2022

  • Administrator
  • Kamis, 26 Mei 2022 | 12:44 WIB
G20

Jakarta, InfoPublik – Cross border data flow and free flow with trust atau arus data lintas batas merupakan salah satu dari tiga isu prioritas Kelompok Kerja Ekonomi Digital  atau Digital Economy Working Group (DEWG) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. 

Isu-isu itu juga dibahas oleh delegasi Indonesia di Kongres World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, menjelaskan dalam isu prioritas tersebut, tata kelola dan perlindungan data untuk mengatasi kejahatan siber atau cyber crime menjadi substansi pembahasan yang sangat penting.

“Perlindungan data itu kan sangat luas, tidak hanya data pribadi. Ada data geospasial atau data-data strategis, jadi tata kelola data yang memadai,” ujar Menkominfo usai menghadiri Kongres World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada Rabu (25/5/2022),

Dalam acara itu, Menkominfo Johnny G. Palte didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Usman Kansong, dan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Anang Latif.

Menurut Menteri Johnny, Delegasi Indonesia dalam kongres WEF 2022 juga membahas pembaruan (update) teknologi dalam rangka pencegahan terhadap kejahatan siber.

Isu terkait kejahatan siber dinilai sangat penting untuk diangkat dalam forum internasional karena cakupannya sangat luas dan memengaruhi ruang kondisi digital di Indonesia.

“(Maka diperlukan) cyber security khususnya teknology cyber security untuk menjaga ruang digital kita agar tetap bersih. Kita tahu, di Indonesia banyak sekali ilegal fintech, kebocoran-kebocoran data, hingga hoaks,” jelasnya.

Selain tata kelola dan manajemen dalam mengatasi cyber security, lanjutnya, Indonesia harus mempunyai talenta digital yang memadai untuk menangani ekosistem teknologi secara lebih tepat.

Dalam hal ini, talenta digital menurutnya perlu adopsi untuk memastikan agar ruang digital bersih dan bisa bermanfaat bagi pengembangan sektor hilir dari digitalisasi Indonesia.

Untuk itu, Kementerian Kominfo dipastikan akan terus meningkatkan kolaborasi dengan berbagai mitra perusahan teknologi global, seperti Cisco (perusahaan teknologi Amerika Serikat) yang mempunyai pilihan teknologi canggih.

“Cisco tentu mempunyai teknologinya dan bersama-sama kita akan merumuskan pilihan teknologi yang paling tepat, jangan sampai nanti ruang digital kita itu kotor. Pilihan teknologi dan komitmen dunia usaha yang seperti ini perlu kita sambut dengan baik dalam rangka kolaborasi, sehingga bisa menghasilkan pilihan teknologi yang tepat untuk Indonesia,” tuturnya.

Foto: Ditjen IKP Kominfo