Yogyakarta, InfoPublik – Para delegasi Sidang Kedua Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 2nd Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Meeting 2022 telah merampungkan pembahasan mengenai alat ukur (toolkit) keterampilan dan literasi digital dalam Workshop On The G20 Toolkit For Measuring Digital Skills and Digital Literacy
Alternate Chair DEWG G20 2022 Dedy Permadi yang juga Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika (Stafsus Kominfo) mengatakan, salah satu hasil pembahasan dalam lokakarya (workshop) itu adalah Kementerian Kominfo akan memulai pengukuran keterampilan dan literasi digital secara lebih komprehensif mulai 2022.
“Jadi 2022 kominfo akan melakukan pengukuran indeks masyarakat digital sekali lagi yang hasilnya akan dirilis pada awal tahun depan," ujar Dedy usai melakukan penutupan Workshop On The G20 Toolkit For Measuring Digital Skills and Digital Literacy di Hotel Tentrem, Yogyakarta pada Jumat (19/5/2022).
Pertemuan ini dihadiri oleh 15 delegasi negara G20 secara langsung di Yogyakarta, yakni Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Jerman, Inggris, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Turki, dan Uni Eropa.
Adapun delegasi lima negara hadir secara daring antara lain Kanada, China, Meksiko, Afrika Selatan dan Rusia dan dua negara undangan yaitu Singapura dan Kamboja, serta perwakilan International Telecommunications Union (ITU) dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).
Lebih lanjut Dedy menjelaskan, workshop yang berlangsung selama sehari tersebut menghasilkan tiga poin penting, yakni:
- Negara-negara G20 mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif Indonesia untuk memiliki suatu proses pengukuran (toolkit measurement) untuk literasi digital dan kecakapan digital.
- Pengukuran literasi digital dan kecakapan digital sangat amat penting untuk mengetahui, mengevaluasi, dan mengambil kebijakan bagaimana mengembangkan kecakapan dan literasi digital, tidak hanya di Indonesia, tetapi di negara-negara seluruh dunia.
- Kementerian Kominfo akan melakukan pengukuran literasi digital dan kecakapan digital secara lebih komprehensif dimulai dari tahun ini untuk menindaklanjuti sambutan baik dari negara-negara G20 dan juga pekerjaan yang telah dilakukan bersama-sama antar Kominfo, CSIS, dan juga global knowledge partner.
“Ini adalah salah satu usulan konkrit dari Indonesia untuk bisa diimplementasikan di seluruh negara G20 maupun di negara-negara lain di dunia,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika (Badan Litbang SDM Kominfo) Hary Budiarto mengaharapkan para delegasi bisa memberi masukan yang konstruktif dalam membentuk alat ukur yang akan menjadi acuan bagi G20 dan internasional.
“Saya berterima kasih jika anda (delegasi) dapat membagikan pengalaman dan beberapa inisiatif mengenai keterampilan dan literasi digital,” ujar Kepala Blitbang SDM Kominfo.
Menurut Hary, toolkit untuk mengukur keterampilan dan literasi digital adalah salah satu tujuan deliverable Presidensi G20 Indonesia, khususnya DEWG G20 tahun ini.
Pengukuran ini dinilai sangat penting karena akan menjadi indikator dalam rangka meningkatkan literasi dan keterampilan digital suatu negara.
“Saya berharap workshop ini dapat memfasilitasi diskusi konstruktif pengembangan tool kit untuk memberikan keuntungan keterampilan dan pengukuran literasi digital bagi negara peserta,” katanya. (foto: Amiriyandi/InfoPublik).