Jakarta, InfoPublik - Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia (Balitbangkumham) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI, menyoroti peran perempuan dalam agenda Group of Twenty (G20), khususnya di sektor pembangunan ekonomi melalui teknologi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Balitbang Hukum dan HAM Kemenkumham, Sri Puguh Budi Utami, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (31/5/2022).
Peran kaum perempuan tersebut dibahas melalui Obrolan Peneliti (OPini) edisi ke-17 dengan mengusung tema "Peran Nyata Perempuan dalam Agenda G20: Pembangunan Ekonomi melalui Teknologi
"Tema itu digagas untuk merespons salah satu agenda utama Presidensi Indonesia dalam forum G20, yaitu transformasi ekonomi digital," kata Sri Puguh Budi Utami.
Pemerintah Indonesia, kata Sri Puguh, mengajak seluruh pemimpin negara dalam forum G20 untuk turut membangun ekonomi inklusif dengan cara memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), sebesar 64,5 persen pemilik UMKM adalah perempuan.
"Hal itu menjadi potensi besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia," ujarnya.
Meskipun lebih dari separuh pemilik UMKM di Indonesia adalah perempuan, kata Sri Puguh, masih ada kelompok perempuan yang belum memiliki akses cukup ke dalam ekosistem pembiayaan dan digital.
Hal itu salah satunya disebabkan oleh kesenjangan akses terhadap teknologi yang dialami kaum perempuan.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019, akses internet bagi perempuan secara konsisten mengalami kesenjangan selama periode 2016 hingga 2019.
Pada 2016, pengguna internet perempuan sebanyak 7,6 persen lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna laki-laki. Selisih angka tersebut bergeser dimana pada 2017 pengguna internet perempuan 7,04 persen lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Kemudian, angka itu turun menjadi 6,34 persen pada 2018 dan 6,26 persen pada 2019.
Oleh karena itu, tambahnya, menjadi penting bagi semua pihak untuk melihat lebih jauh akar permasalahan, tantangan, dan peluang perempuan dalam membangun ekonomi digital yang inklusif. Sehingga, ke depannya peran perempuan lebih banyak terlibat di berbagai sektor terutama pengembangan dan pemajuan UMKM di Tanah Air.
"Jadi kami membahas bagaimana pemberdayaan perempuan lewat pemajuan akses terhadap teknologi mampu meningkatkan ketangguhan perempuan di masa pandemi," urainya
Foto: ANTARA