Denpasar, InfoPublik - Cara terbaik bagi pemuda Indonesia untuk memanfaatkan momentum bonus demografi adalah dengan menjadi generasi yang berpola pikir global dan adaptif dengan dinamika yang ada. Apalagi saat ini Indonesia dipercaya memimpin Presidensi G20 2022.
Demikian dikatakan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto, saat membuka kegiatan G20 Campus Outreach bertajuk “Fostering Global-Minded Indonesians” yang diselenggarakan Kemenko Perekonomian di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (27/5/2022).
Selain menguasai bahasa asing agar dapat mengakses informasi dan berkomunikasi dengan dunia luar, katanya, para pemuda Indonesia tentunya harus dapat memahami dan memberikan solusi terhadap isu-isu dunia, serta dapat bersaing dengan pemuda-pemuda di negara lain melalui ilmu pengetahuan dan inovasi.
“Adik-adik mahasiswa dan mahasiswi harus segera sadar dan bangkit, bahwa negara kita ini telah menjadi suatu negara yang besar dan berpengaruh dari sisi ekonomi, geografi, dan politik,” tuturnya.
Kegiatan tersebut dihadiri tidak kurang dari 100 orang civitas akademika yang berasal dari Universitas Sumatera Utara dan Universitas Negeri Medan. Dalam kesempatan tersebut, Kabiro Haryo mendorong para mahasiswa yang hadir untuk aktif terlibat dalam Presidensi G20 Indonesia. Mahasiswa dan mahasiswi Indonesia dapat mengikuti workshop-workshop yang diadakan oleh Engagement Group – Youth 20 (Y20) mengingat banyak sekali workshop yang terbuka untuk publik.
Pada kesempatan yang sama, anggota Tim Teknis Komunikasi dan Fasilitasi G20 Kemenko Perekonomian Ferry Surfiyanto dalam paparannya mengungkapkan bahwa banyak hal yang dapat diambil sebagai pembelajaran dari sejarah keberadaan G20, sehingga Indonesia dapat lebih siap mengatasi berbagai tantangan perekonomian di masa depan dan mengambil peran penting dalam perekonomian dunia.
Melengkapi pemaparan, perwakilan Sherpa G20 Kemenko Perekonomian Difa Farzani mengenalkan secara lebih dalam terkait G20 mulai dari makna logo G20, mekanisme kerja G20, hingga peran mahasiswa sebagai generasi muda Indonesia dalam Presidensi G20 Indonesia. Di tengah paparannya, juga dilakukan quiz terkait G20 di mana 5 mahasiswa dengan nilai tertinggi diberikan kenang-kenangan berupa cinderamata.
Dalam kegiatan tersebut, para civitas akademika yang hadir sangat antusias untuk mengetahui lebih jauh mengenai G20 dan Presidensi G20 Indonesia. Pemaparan yang disampaikan oleh para narasumber yang dilakukan secara interaktif juga dapat memancing kuriositas dari peserta yang hadir, sehingga para mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami akan pentingnya memanfaatkan momentum penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia di tahun ini.
Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswi dari Universitas Negeri Medan menyoroti isu transisi energi dalam agenda G20 tahun ini. Isu dalam transisi energi merupakan upaya seluruh negara di tingkatan global untuk berpindah secara berkelanjutan dari bahan bakar fosil menjadi Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Di sini, Indonesia mengharapkan dukungan internasional agar transisi energi dapat secara bersama-sama diwujudkan.
Mengapresiasi antusiasme dalam kegiatan tersebut, Kemenko Perekonomian berkomitmen untuk terus melanjutkan upaya dalam mengedukasi masyarakat Indonesia agar berpartisipasi dalam Presidensi G20 Indonesia.