Jakarta, InfoPublik – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menggelar agenda kedua Pertemuan Deputi Lingkungan dan Kelompok Kerja Iklim Berkelanjutan atau Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group yang kedua (2nd EDM-CSWG) Presidensi G20 Indonesia pada 20-22 Juni 2022.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Dirjen PPKL) KLHK, sekaligus Co-Chair EDM-CSWG, Sigit Reliantoro, mengatakan sebagai bagian dari pembukaan pertemuan itu, sejumlah delegasi 2nd EDM-CSWG mengikuti acara pendamping (side event) bertajuk “Family Bike” pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Jakarta dengan bersepeda pada Minggu (19/6/2022) pagi, dari Hotel Shangri-La ke Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan istirahat di Taman Suropati.
“Kegiatan itu juga salah satu upaya kita mengampanyekan Jakarta sudah memiliki fasilitas publik yang mendorong pengendalian perubahan iklim dengan bersepeda. Kita bekerja sama dengan komunitas Bike to Work mengajak para delegasi untuk menikmati Jakarta sambil berolahraga,” ujar Dirjen PPKL KLHK dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Senin (20/6/2022).
Dirjen Sigit optimistis kegiatan itu akan berdampak positif terhadap jalannya forum kedua yang rencananya digelar mulai hari ini.
Kegiatan bersepeda bersama ini menurutnya bisa mempersatukan para peserta atau delegasi yang hadir sehingga diskusi yang akan berlangsung menghasilkan output yang baik untuk pertemuan berikutnya.
“Mudah-mudahan dengan suasana yang sejuk seperti ini membuat kita jadi lebih bersama, sehingga diskusi dan negosiasi nanti menjadi lancar dan cair menghasilkan tindak lanjut pertemuan yang lebih baik lagi,” imbuhnya.
Pertemuan kedua EDM-CSWG G20 akan dihadiri oleh 186 delegasi dari negara anggota G20, lima negara undangan, satu peserta observer dan lima organisasi internasional.
Dirjen Sigit berharap pertemuan itu bisa berjalan sukses seperti pertemuan pertama EDM-CSWG yang digelar di Yogyakarta pada Maret 2022 lalu.
“Agenda EDM-CSWG mempunyai arti strategis bagi Indonesia dalam Forum G20 untuk menunjukkan kepada dunia, komitmen Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim yang berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut Dirjen Sigit menjelaskan, EDM-CSWG pada Presidensi G20 Indonesia mengusung tiga isu prioritas, yakni mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting more sustainable recovery), peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land-and sea-based actions to support environment protection and climate objectives); dan peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing resource mobilization to support environment protection and climate objectives).
Tiga isu prioritas dan misi-misi utama EDM-CSWG akan dibahas dan dirumuskan menjadi komitmen kolektif G20, melalui adopsi suatu komunike (Communiqué) Menteri-Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 sebagai dokumen utama hasil pertemuan.
Komunike ini direncanakan akan diadopsi pada Pertemuan Tingkat Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 di Bali, Indonesia,” katanya.
Pada EDM-CSWG yang kedua ini, lanjutnya, akan dibahas Building Blocks yang membentuk komunike bersama tingkat Menteri.
Di bagian Environment Deputies Meeting (EDM), topik yang akan dibahas antara lain Land Degradation, Halting Biodiversity Loss, Integrated and Sustainable Water Management, Resource Efficiency and Circular Economy, Marine Litter, Ocean Conservation, dan Sustainable Finance.
Sedangkan di bagian Climate Sustainability Working Group (CSWG), dilakukan pembahasan tiga studi, yaitu peran co-benefit mitigasi-adaptasi untuk menciptakan masa depan yang lebih tangguh bagi semua, percepatan Implementasi NDC dan transisi berkelanjutan menuju masa depan rendah emisi gas rumah kaca (GRK) dan ketahanan iklim melalui pemanfaatan nilai ekonomi karbon, dan memperkuat aksi dan kemitraan untuk inisiatif kelautan yang berkelanjutan.
Foto: Biro Humas KLHK