Jakarta, InfoPublik – Membangun dan meningkatkan keterampilan digital perempuan merupakan satu dari tiga fokus prioritas utama kepresidenan G20 Empower Indonesia 2022.
Chair G20 Empower, Yessi D. Yosetya, menjelaskan pada kepresidenan tahun ini, G20 Empower Indonesia fokus pada tiga prioritas utama, yaitu, pertama, meningkatkan akuntabilitas perusahaan dalam pencapaian Key Performance Indicators untuk meningkatkan peran perempuan. Kedua, mendorong peran perempuan dalam UKM sebagai penggerak ekonomi. Ketiga, membangun dan meningkatkan keterampilan digital perempuan.
"Tiga prioritas utama tersebut akan menjadi tonggak utama dalam pembahasan dalam Ministerial Conference of Women Empowerment (MCWE) yang akan diselenggarakan di Bali pada Agustus 2022 nanti," jelas Yessi sebagaimana dikutip InfoPublik pada Kamis (28/7/2022).
Sementara Chair of Digital Economy Working Group, Mira Tayyiba, menambahkan pentingnya kontribusi perempuan di dalam kegiatan digital salah satunya melalui peran serta yang dilaksanakan G20 Empower.
Menurut Mira, jika perempuan tidak berpartisipasi dalam teknologi, maka perempuan akan kehilangan banyak akses dan akan berpengaruh terhadap banyak hal. Oleh karenanya, penting bagi perempuan untuk berpartisipasi sebagai kunci transformasi digital.
Senada dengan pernyataan tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, menyampaikan bahwa transformasi digital juga menawarkan peluang yang signifikan untuk pemberdayaan perempuan.
"Peluang bagi perempuan di dunia digital meliputi kecenderungan untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan, meningkatkan prospek pekerjaan mereka, dan memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus memahami kendala yang dihadapi perempuan di dunia digital, serta peluang untuk mendorong partisipasi perempuan dalam mengejar kesetaraan," ujarnya.
Adapun kendala yang kerap dihadapi perempuan dalam mengakses teknologi, lanjut Menteri PPPA diantaranya, bias gender dan kurangnya motivasi bagi perempuan untuk mempelajari bidang STEM (science, technology, engineering, math).
"Ke depan, kita harus bekerja sama untuk mempromosikan kepemimpinan perempuan di sektor-sektor baru, diantaranya melalui; (1) Meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, khususnya di bidang STEM; (2) Menciptakan tempat kerja yang ramah perempuan; dan (3) Melanjutkan upaya pengarusutamaan gender di segala bidang pembangunan," urainya.
Melanjutkan hal tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim mendukung upaya pemberdayaan perempuan sebagai upaya memaksimalkan potensi bangsa. Salah satu upaya yang turut dilakukan Kemdikbud Ristek ialah melalui pemberdayaan perempuan di bidang pendidikan.
"Pemberdayaan perempuan di digital membutuhkan upaya penghapusan faktor-faktor yang dapat membebani perempuan dan membatasi akses mereka ke institusi yang didominasi laki-laki, serta turut membangun kolaborasi inklusif di dalam institusi tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat, Indra Gunawan menyebutkan, selama pandemi COVID-19 peran perempuan di seluruh dunia terganggu. Hal itu khususnya berdampak partisipasi perempuan di bidang STEM, salah satunya masih ada stereotip pada industri STEM sebagai industri maskulin dan dominasi laki-laki. Oleh karena itu, peran dan partisipasi perempuan belum banyak diperhitungkan di sektor tersebut.
"Pemerintah Indonesia terus berkomitmen dan mendukung peningkatan kesetaraan gender dalam berbagai sektor, dan pengembangannya di setiap lapisan masyarakat. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pembangunan nasional, meningkatkan kualitas hidup perempuan dan mendorong keterlibatan perempuan di berbagai sektor terutama STEM. Melalui kesetaraan gender diharapkan dapat mendorong penghapusan kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan, serta mengeliminasi diskriminasi terhadap perempuan baik sebagai tenaga kerja dan dalam wirausaha," imbuh Indra.