Jakarta, InfoPublik - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menyiapkan cadangan listrik sebanyak 184 megawatt (MW) untuk mencegah pemadaman listrik, selama rangkaian acara G20 berlangsung di Bali termasuk pertemuan puncak konferensi tingkat tinggi (KTT) pada 15–16 November 2022 di Nusa Dua, Badung.
Hal tersebut disampaikan General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali, I Wayan Udayana, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (20/7/2021).
Udayana menuturkan, kapasitas pembangkit yang tersedia untuk kebutuhan di Bali sebanyak 980 MW, sementara beban puncak penggunaan listrik diperkirakan mencapai 796 MW sehingga ada cadangan daya 184 MW.
“Di sisi hulu yakni pembangkit dalam kondisi aman, kami juga menjaga keandalan pasokan listrik dengan menyiapkan UPS (uninterruptible power supply) dan genset,” kata Udayana.
Menurut Udayana, ada 91 acara utama (main event) dan acara sampingan (side event) G20 yang berlangsung di Bali pada tahun ini.
Di tiap acara, PLN menyiagakan 50 personel untuk mengantisipasi kejadian yang terkait dengan gangguan listrik.
“Kami ingin meyakinkan kepada pelanggan dan masyarakat bahwa urusan listrik yang terbaik diserahkan saja kepada PLN, karena melalui serangkaian pengalaman, tidak hanya keandalan sistem kami sudah teruji, tim kami pun selalu siap untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan,” katanya.
Ia menegaskan, PLN secara berkala mengecek dan memelihara infrastruktur terkait pasokan daya, termasuk di antaranya pembangkit dan kabel-kabel.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku sebelum dan sesudah acara sehingga pemadaman hampir dapat dipastikan dapat dicegah.
"PLN memastikan pengendalian operasi di seluruh sistem kelistrikan sub sistem Bali dapat berjalan dengan baik dari sisi pembangkitan, transmisi, dan distribusi, untuk mengamankan penyaluran tenaga listrik untuk berbagai event penting yang saat ini sedang berlangsung,” katanya.
Sementara itu, apabila ada masalah darurat dan mendesak, PLN juga siap menerjunkan timnya untuk melakukan pengecekan alat-alat bertegangan tinggi.
“Pemeliharaan (tetap) dapat dilakukan dalam keadaan jaringan tetap bertegangan atau tanpa padam,” kata Udayana.
Ia menambahkan, pasukan yang dikerahkan PLN itu merupakan orang-orang yang terlatih dan profesional menjalankan tugas di tempat-tempat berisiko tinggi.
Foto: ANTARA