Jakarta, InfoPublik - Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian,.Edi Prio Pambudi, menyatakan pertemuan Sherpa G20 ke-2 yang akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Indonesia pada 10-11 Juli 2022 akan dihadiri secara langsung oleh seluruh negara anggota G20.
“Mengacu data per 7 Juli, Delegasi anggota G20 akan hadir in person, negara undangannya ada lima, organisasi internasional ada, ada virtual nanti 2 organisasi internasional,” kata Eko di Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Selain 20 negara anggota, lanjut Edi, terdapat pula lima negara undangan yang telah mengonfirmasi kehadirannya dalam perhelatan tersebut, yakni Spanyol, Singapura, Belanda, Fiji, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Edi menjelaskan, pertemuan Sherpa G20 ke-2 akan membahas tema utama Presidensi G20 Indonesia 2022, khususnya transisi energi dan kepedulian pada perubahan iklim.
Dalam acara tersebut, kata dia, beberapa organisasi internasional pun akan memberikan pandangan isu, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) yang akan menjelaskan situasi dunia dan keuangan saat ini dan Organisasi Makanan dan Agrikultur (FAO) yang akan menjelaskan kondisi pangan.
Kemudian, Agensi Energi Terbarukan Internasional (IRENA) akan membahas isu energi terbarukan. Ketiga isu tersebut, yakni keuangan, pangan, dan energi, merupakan kekhawatiran global saat ini.
Ia mengungkapkan beberapa organisasi internasional yang sudah mengonfirmasi kehadiran secara langsung, yakni Bank Pembangunan Asia (ADB), Financial Stability Board (FSB), IMF, Bank Pembangunan Islam (IsDB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Bank Dunia.
Namun, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Organisasi Pekerja Internasional (ILO) terkonfirmasi akan menghadiri pertemuan Sherpa G20 ke-2 secara virtual.
Edi mengungkapkan tema pertemuan Sherpa kali ini berbeda dari sebelumnya. Dengan konsep kasual, dan alami, pihaknya ingin menunjukkan pesona Indonesia kepada perwakilan sejumlah negara di dunia.
Dalam Sherpa Meeting kali ini, akan mengumpulkan masukan dari sejumlah working group yang jadi bagian Sherpa Track. Setidaknya, ada 11 working group, 1 inisiatif, ditambah 10 engagement group.
Dalam daftar kegiatan Sherpa Meeting ke-2 ini, Edi menyebut akan mengajak delegasi negara anggota G20 untuk melihat sejumlah implementasi komitmen Indonesia. Salah satunya melihat implementasi energi terbarukan yang ada di Pulau Mesah, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Edi, wilayah kampung nelayan di sana telah menerapkan energi bersih dengan bertumpu pada panel surya. Dengan itu, ia berharap bisa mendorong komitmen negara anggota G20 untuk bisa menghadirkan energi bersih yang murah dan terjangkau.
“Kita tunjukkan ke mereka supaya bisa confidence mendorong energy transition sampai ke level masyarakat, ada buktinya di Indonesia,” katanya.
Ia juga memberikan sedikit bocoran mengenai sejumlah langkah konkret yang nantinya akan jadi buah dari Sherpa Meeting ke-2 ini. Hal ini berkaitan dengan komitmen negara anggota G20 guna mendukung pertumbuhan ekonomi global.
“Tentu masing-masing working group ada, hanya saja kita ingin mendapatkan pandangan, karena ini pendekatan bagi negara G20. Kita bantu pengembangan startup seluruh dunia, ada program dari PBB yang kita libatkan, jadi itulah yang akan kita angkat,” tuturnya.
Disamping itu, pengembangan metode edukasi jarak jauh juga jadi salah satu yang disebut akan diperhatikan negara anggota G20. “Nanti paling tidak list project yang tidak hanya untuk indonesia, tapi juga negara lain,” kata dia.