Borobudur, InfoPublik - Keberagaman etnis dan budaya di Indonesia berpengaruh dalam perkembangan makanan tradisional yang mempunyai ciri khas berbeda di setiap daerah. Makanan tradisional mengandung makna pada nama, bentuk, bahan, cara pembuatan, dan penggunaannya.
Pada zaman dahulu terbiasa menyampaikan maksud dan nasihat melalui simbol dalam upacara adat, syair lagu, benda, dan makanan. Oleh sebab itu, beberapa makanan tradisional hingga saat ini masih digunakan dalam upacara adat atau perayaan hari tertentu.
“Untuk itu pada rangkaian event G20, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelanggarakan Lokakarya Budaya dan Dolanan yang di mana event tersebut menjadi salah satu rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Bidang Kebudayaan (Culture Ministers’ Meeting/CMM) menghadirkan beragam makanan tradisional,” ujar Suparyo, Tokoh Masyarakat Wringin Putih Borobudur, saat ditemui Infopublik, Selasa (13/9/2022).
Lanjutnya, makanan dan minuman tradisional itu ditampilkan dalam pasar budaya, yang dihadirkan seperti mendoan, kacang rebus, jagung rebus, dawet, minuman berbahan dasar kelapa hingga beras kencur juga.
“Semuan makanan dan minuman tradisional itu dihadirkan untuk memperkenalkan kepada 80 ketua adat seluruh nusantara yang hadir dalam lokakarya budaya dan dolanan,” paparanya.
Foto: Agus Siswanto Infopublik