Jakarta, InfoPublik – Para delegasi Kelompok Kerja Keberlanjutan Iklim Climate Sustainability Working Group (CSWG) G20 mendukung adanya pembahasan isu terkait aksi berbasis daratan dan lautan dalam pengendalian perubahan iklim.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya mengatakan dukungan ini ditindaklanjuti dengan mengeglar loka karya (workshopI) mengenai “G20 Partnership for Ocean-based Actions for Climate Mitigation and Adaptation”, yang digelar Kementerian LHK bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan GIZ dan German Federal Ministry for the Environment, Nature Conservation, Nuclear Safety and Consumer Protection (BMUV).
"Laut dan iklim saling terkait, sehingga adanya perubahan iklim akan mempengaruhi laut dalam berbagai aspek," ujar Menteri LHK dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Sabtu (3/9/2022).
Loka karya itu merupakan salah satu side event pertemuan CSWG G20 di Nusa Dua, Provinsi Bali yang dihadiri oleh Menteri LHK, Menteir KKP Sakti Wahyu Trenggono, Coordinating Lead Author IPCC SROCC, Advisor Board of UN Ocean Decade, President of Ocean Policy research Institute of the Sasakawsa Peace Foundation dan Director of Institute of the Ocean and Fisheries Univeristy of British Colombia, serta penanggap dari beberapa negara anggota G20.
Menteri Siti mengatakan, hasil loka karya itu dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan lingkungan negara anggota G20, yang memiliki garis pantai.
Kabijakan yang akan dihasilkan ini dinilai mempunyai peran vital dalam memperkuat penurunan emisi gas rumah kaca, mempromosikan peran penelitian, serta inovasi dan pengembangan teknologi.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono berpendapat, laut dan ekosistem pesisir memiliki fungsi penting dalam pengendalian perubahan iklim.
Misalnya mangrove dan padang lamun yang dapat menyerap dan menyimpan karbon sebesar 30-50 persen.
"Penting bagi Indonesia untuk menterjemahkan komitmen menjadi tindakan nyata yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat pesisir dan memastikan masa depan dalam membangun ekonomi kelautan yang berkelanjutan," ujar Menteri Sakti.
Sekedar informasi, Lokakarya ini mengangkat pentingnya sharing data dan informasi pada sektor kelautan berbasiskan pada ilmu pengetahuan yang menjadi dasar bagi kebijakan dan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, khususnya melalui pertukaran pengetahuan, pengembangan teknologi, pembangunan kapasitas tentang opsi kebijakan, penelitian, inovasi, dan contoh praktik terbaik di antara anggota G20.
Foto: Biro Humas KLHK