Jakarta, InfoPublik - Pertemuan Civil 20 (C20) mendorong para petinggi negara G20 terlibat secara langsung untuk mengatasi tiga isu krusial yang sangat berkaitan dalam keseharian masyarakat global.
Tiga isu yang dimaksud antara lain pertama, tingkat inflasi di atas 5 persen yang dialami oleh 80 persen negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kedua, sebanyak 1,6 miliar pelajar dan 73 persen pemuda dalam rentang usia 18-29 tahun di 112 kesulitan mengakses pendidikan, pelatihan, dan pekerjaan berkualitas.
Ketiga, 20 juta orang terdorong dalam kemiskinan, ada juga 82,4 juta orang yang harus mengungsi secara paksa dan 161 juta orang menderita kekurangan pangan akut.
"Civil 20 Summit diadakan sebagai bentuk perhatian serius terhadap sejumlah isu yang secara langsung berdampak pada kehidupan masyarakat, agar segera diambil tindak nyata oleh pemangku kepentingan terkait di negara G20," kata Tim Komunikasi Publik G20 Maudy Ayunda melalui keterangan pers pada Kamis (6/10/2022).
Menurut Maudy, para delegasi C20 yang berasal dari wadah organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia, akan mengingatkan para petinggi di masing-masing negara berkaitan dengan tiga isu strategis tersebut.
"Mengingatkan menempatkan kepentingan rakyat di atas politik," kata Maudy.
Masyarakat yang diwakili oleh wadah organisasi sipil berhak ikut menyuarakan tiga isu tersebut di pertemuan G20. Sebab, keterlibatan masyarakat menjadi elemen penting dalam mendukung kesejahteraan suatu negara.
"Pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi tanpa kontribusi nyata dari suara rakyat dan partisipasi aktif semua lapisan masyarakat termasuk perempuan dan penyandang disabilitas," tutur Maudy.
Dalam konteks kebijakan ekonomi dan sosial di masa krisis harus dipusatkan pada masyarakat yang terdampak. Dalam bentuk bantuan sosial secara holistik, demi membantu kesulitan masyarakat yang terdampak negatif dari tiga isu yang melanda seluruh negara.
Kemudian, perawatan universal dan layanan masyarakat dasar yang tersedia harus lintas batas. Hal itu, semata-mata untuk menjangkau masyarakat terdampak yang paling rentan terhadap tiga isu yang melanda.
"Kebijakan ekonomi dan sosial di masa krisis multidimensi harus dipusatkan pada masyarakat terdampak," kata Maudy.
Diketahui, pertemuan C20 G20 menyoroti empat isu prioritas yakni, pertama, distribusi vaksin global yang masih belum merata. Apalagi di negara-negara berkembang yang masih kesulitan mengejar target vaksin dua dosis.
Kedua, mendorong reformasi perpajakan global, khusus bagi perusahaan-perusahaan multinasional dengan pendapatan di atas EURO750 juta yang akan diberlakukan tarif global minimum pajak mencapai 15 persen.
Ketiga, mendorong negara-negara maju untuk merealisasikan mitigasi dan adaptasi penekanan dampak krisis iklim serta kebutuhan transisi ke energi hijau untuk negara-negara berkembang.
Keempat, mendorong penurunan tarif remitansi global dari rata-rata 6 persen menjadi 3 persen yang bermanfaat besar bagi para pekerja migran.
Foto: BPMI SETPRES