Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi bisa juga menyerang tulang, usus, atau kelenjar. Penyakit ini bisa menular kepada siapa saja karena penyebarannya relatif cepat melalui udara.
Proses penularannya bisa dari berbagai cara seperti percikan ludah yang keluar dari penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit TBC sangat rentan menyerang mereka dengan kekebalan tubuh relatif rendah.
Gejala awal yang timbul ketika penyakit ini menyerang, yaitu batuk yang berlangsung lama. Jika hal ini terus dibiarkan, biasanya batuk akan disertai dahak hingga mengeluarkan darah.
Berdasarkan data dari Laporan TBC Global Tahun 2019 yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita TBC terbesar ketiga di dunia setelah India dan Tiongkok. Ada 845.000 orang di Indonesia menjadi penderita, 93.000 di antaranya meninggal dunia pada 2018.
Oleh karena itu pula pemerintah mencanangkan Gerakan Maju Bersama Menuju Eliminasi Tuberkulosis (TBC) 2030 yang dilakukan Presiden Joko Widodo di Cimahi Jawa Barat pada 29 Januari 2020. Tujuan gerakan ini mencegah meluasnya penyebaran penyakit TBC di masyarakat.
Berikut ini adalah gejala dari TBC dan cara pencegahannya:
A. Gejala Penyakit TBC
1. Demam dan menggigil.
Ketika sudah terinfeksi TBC, badan Anda akan terasa demam. Tidak hanya itu, jika menggigil saat malam hari sedangkan udara tidak sedang dingin, hal ini bisa menjadi pertanda mulai menyebarnya kuman mycobacterium tuberculosis ke dalam tubuh. Apabila Anda merasakan kedua hal tersebut secara tiba-tiba sebaiknya waspada atau segera periksakan diri ke dokter.
2. Lemas.
TBC dapat membuat daya tahan tubuh menurun. Akibatnya, badan akan terasa cepat lemas terus-menerus. Jika tidak diatasi, rasa lemas ini bisa membuat seseorang menjadi tak berdaya.
3. Tidak nafsu makan.
Ketika penyakit jenis apapun mulai menyerang tubuh, Anda akan mengalami berkurangnya nafsu makan. Begitu juga dengan TBC. Jika sudah terkena penyakit ini, tentu akan merasakan hal yang sama. Dampaknya terhadap tubuh adalah berat badan semakin menurun, serta rasa lemas akan menghampiri akibat tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Ketika terkena penyakit apapun yang membuat nafsu makan berkurang, sebaiknya tetap mengonsumsi makanan agar perut tidak kosong dan kandungan gizi dapat masuk ke dalam tubuh.
4. Rasa sakit di dada.
Paru-paru merupakan organ yang terinfeksi ketika mengalami penyakit TBC. Jika Anda merasakan kesakitan saat bernapas dan nyeri cukup tajam di dada, bisa jadi itu akibat dari terinfeksinya TBC. Bila kedua hal itu terjadi, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
5. Batuk yang menerus.
Gejala yang paling umum terjadi biasanya batuk terus-menerus dan menyakitkan selama lebih dari dua minggu. Namun, masih banyak yang belum menyadari dan menyepelekan hal itu. Jika ini terus dibiarkan, batuk akan semakin parah dan bisa mengeluarkan darah setiap batuk. Jadi, waspadalah ketika keluar bercak darah saat Anda batuk. Lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang lebih serius.
B. Pencegahan Penyakit TBC
Penyakit TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar dan tepat. Biasanya pengobatan yang selalu diberikan untuk pengidap penyakit ini adalah antibiotik dengan dosis yang tepat serta dalam jangka waktu tertentu.
Meskipun penderita TBC sudah menerima pengobatan, pada bulan-bulan awal (biasanya dua bulan) penderita juga masih dimungkinkan untuk menularkan penyakitnya. Oleh karena itu Anda bisa melakukan pencegahan terpapar ataupun terkena penyakit TBC ini.
Berikut ini adalah langkah-langkah pencegahannya:
a. Pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota keluarga yang menderita TBC.
b. Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
c. Mengenakan masker saat berada di tempat ramai, termasuk jika berinteraksi dengan penderita TBC.
d. Sering mencuci tangan.
e. Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa atau kenakan tisu untuk menutup mulut dan buanglah segera setelah digunakan.
f. Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik. Misalnya dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat masuk.
g. Jangan tidur sekamar dengan orang yang menderita TBC sampai dokter menyatakan penyakit TBC yang diderita tidak lagi menular.
h. Hal terpenting adalah selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Saluran pembuangan air kotor harus selalu diperhatikan agar aliran air tetap lancar. Begitu pula memperhatikan pengelolaan sampah rumah tangga dan menjaga ketersediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga.
Penulis: Anton Setiawan
Editor : Eri Sutrisno/Ratna Nuraini/Elvira