Indonesia.go.id - Perjuangan Gordon Ramsay Memasak Rendang

Perjuangan Gordon Ramsay Memasak Rendang

  • Administrator
  • Selasa, 30 Juni 2020 | 00:04 WIB
KULINER
  Chef asal Inggris, Gordon Ramsey ditemani pakar kuliner William Wongso memasak rendang di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. DOK. NATIONAL GEOGRAPHIC

Juru masak kelas dunia, Gordon Ramsay sukses mengeksplorasi kekayaan kulinerbudaya, dan keindahan alam Minangkabau. Ia pun memasak rendang yang lamak bana.

Suara tambua tansa saling bersahutan memecah keheningan pagi nan sejuk di kota Batusangkar. Alat musik berkelir merah dan hitam mirip gendang berukuran besar dengan diameter bisa mencapai 50 sentimeter (cm) itu dipukul bergantian oleh delapan pemuda berpakaian adat. Alat ini mengiringi barisan perempuan-perempuan berjilbab dengan pakaian serba merah. 

Mereka beriringan memasuki Istana Basa Pagaruyung sambil menjunjung nampan berisi makanan. Hari itu akan diadakan kegiatan makan bersama atau bajamba di dalam istana peninggalan Kerajaan Paguruyung yang terletak di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.

Di antara iring-iringan tadi menyelinap seorang pria berpakaian serba hitam. Perawakannya yang tinggi besar dan berambut pirang serta berbicara dalam bahasa Inggris menandakan dirinya bukan penduduk setempat. Ia bertanya kepada orang di sekitarnya, adakah yang mengenal nama William Wongso, pakar kuliner Indonesia. Tak lama, nama yang dicari pun muncul. Wiliam menyapa pria pirang tadi dan langsung memberikan pakaian teluk belanga warna hitam untuk dikenakan. 

Bersama rombongan, William dan pria pirang berteluk belanga memasuki istana bertiang kayu 72 buah. William pun meminta pria pirang untuk duduk bersila mengikuti acara bajamba. Lebih dari 40 jenis menu makanan terhampar di hadapan keduanya. Salah satu yang menarik perhatian pria pirang ini adalah rendang yang dinobatkan oleh CNN Travel sebagai makanan terenak di dunia. Beef rendang, begitu dia menyebut rendang daging sapi tersebut. 

Pria pirang ini namanya Gordon James Ramsay. Lahir di Skotlandia, 8 November 53 tahun silam, ia bukanlah sosok sembarangan. Di Inggris, tempatnya berdiam saat ini, ia dikenal sebagai Gordon Ramsay, juru masak terkenal dan juga selebriti. Ia telah memiliki beberapa acara masak di saluran televisi setempat. 

Gordon adalah pemilik usaha kuliner ternama di negerinya di bawah bendera Gordon Ramsay Holdings dengan jumlah restoran lebih dari 30 unit tersebar di sejumlah negara. Ia tercatat dalam tiga besar juru masak terkaya di dunia. Ia juga selebriti terkaya nomor 33 sejagat menurut majalah Forbes edisi 2019 dengan penghasilan mendekati Rp1 triliun. 

Gordon datang ke Ranah Minang khusus untuk belajar memasak rendang. Keinginan itu sudah terpendam jauh sebelum ia menjadi pembawa acara sekaligus produser untuk acara masak "Gordon Ramsay: Uncharted" di saluran televisi pengetahuan, National Geographic, Juli 2019. 

Ranah Minang menjadi satu di antara enam destinasi di empat benua yang direncanakan Gordon bersama timnya untuk dieksplorasi. Tak hanya kekayaan kulinernya saja, tetapi juga keindahan alamnya ikut dieksplorasi.

Gordon tiba di Sumbar pada pertengahan Januari 2020, jauh sebelum merebaknya pandemi virus corona terjadi di Indonesia. Untuk belajar memasak rendang, Gordon tak malu berguru kepada William Wongso, pemerhati kuliner nusantara yang telah mencoba 200 menu berbasis bumbu rendang. 

Di Istana Pagaruyung pula William menantang Gordon untuk membuat rendang. Bahkan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ikut didaulat William sebagai juri untuk masakan rendang yang akan dibuat Gordon.

 

Cicipi Kuliner Minang

Tak hanya belajar memasak rendang, pria yang dikenal dengan gaya temperamentalnya ini juga mencoba mencicipi kuliner khas Minangkabau lainnya. Ketika berada di Istana Pagaruyung mengikuti bajamba, Gordon ikut mencicipi perkedel kentang, belut balado, dan ketan. 

Ketika mencari daging sapi terenak untuk bahan baku rendang, ia sempat singgah di kedai bika di Koto Baru. Ia juga belajar membuat bika, penganan ringan beralas daun pisang yang cara membuatnya dibakar di tungku tanah liat berbahan kayu bakar dari batang kayu manis. Ia juga sempat menjajal sup ceker ayam di pasar tradisional. 

Gordon tak lupa belajar tradisi Minangkabau. Salah satunya pacu jawi atau balap sapi jantan di Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan, Tanah Datar. Kegiatan ini diadakan di sebuah lahan kubangan bekas persawahan. Peserta pacu jawi harus mampu mengendalikan laju sepasang sapi yang diikatkan. 

Nagari berhawa sejuk berketinggian 700 meter di atas permukaan laut yang terletak di kaki Gunung Marapi itu menjadi titik persinggahan Gordon selanjutnya di Ranah Minang. Juri sejumlah acara masak kelas dunia seperti "Masterchef" ini pun tak sungkan mencoba menjadi joki pacu jawi meski ia berkali-kali gagal mengendalikan laju dua ekor sapinya. Gordon juga rela badannya basah berkubang lumpur dan disoraki puluhan penonton yang berdiri di tepi kubangan.

Ia juga singgah di pasar tradisional di Tanah Datar untuk berbelanja bahan baku rendang. Bahkan Gordon ikut mencoba menggiling seluruh bahan baku tadi menggunakan alat tradisional ulekan dan cobek. Pada sudut lain pasar, ia bersama seorang juru masak lokal, Katuju, menumpang masak bumbu rendang hingga matang di salah satu kedai. 
 

Keindahan Alam Minangkabau

Dalam acara berdurasi 30 menit itu, kekayaan alam Sumbar pun turut dieksplorasi. Dalam sebuah segmen diceritakan bagaimana Gordon ditemani pemandunya, Ade Putri Paramadita, yang tak lain penulis cerita kuliner Indonesia, berburu udang air tawar berukuran besar di Ngalau Simarasok di Kec. Baso, Kabupaten Agam. Udang ini akan ia gunakan sebagai bahan baku masakan pendamping rendang. 

Untuk mendapatkan udang bercapit biru berukuran 30 cm itu, ia harus berjuang hingga terbungkuk-bungkuk untuk melewati batuan di sekitar gua yang dalam bahasa setempat disebut ngalau. Udang ini harus ditangkap dengan cara dipancing di sungai jernih yang terdapat di perut gua. Ia juga sempat ikut nelayan membantu memasang jaring ketika menangkap ikan cakalang di perairan laut Kota Padang. 

Di bagian akhir perjalanan Gordon mengeksplorasi rendang, ia bertemu kembali dengan William yang mengajarkan Gordon memasak rendang yang benar. Lokasinya berada di Restoran Taruko dengan latar belakang Ngarai Sianok yang indah dan hijau di Kota Bukittinggi.  

Gordon tak hanya sukses belajar rendang memakai bahan baku daging jenis tenderloin yang terkenal empuk--meski untuk itu dia harus membakar dagingnya agar tidak hancur oleh bumbu rendang—tapi juga berhasil mencoba memasak kudapan lain. Di antaranya, omelet rendang, terong balado ikan bilih, ikan endemik Danau Singkarak, dan ikan cakalang bumbu rendang serta udang panggang. 

Ketika seluruh masakan dicicipi Gubernur Sumbar dan keluarganya, mereka kompak mengatakan masakan Gordon terutama rendang dagingnya adalah lamak bana alias enak sekali.

 

Promosi Gratis

Mengomentari tayangan "Gordon Ramsay: Uncharted" dengan latar budaya dan kuliner di wilayahnya, Gubernur Sumbar menyampaikan terima kasihnya kepada Gordon yang mengeksplorasi potensi pariwisata dan budaya Ranah Minang. 

Seperti dikutip dari Antara, Irwan tak menyangka juru masak kelas dunia seperti Gordon Ramsay mau belajar rendang langsung di Minangkabau. Irwan mengatakan, tayangan ini dapat menjadi tonggak kebangkitan pariwisata Indonesia dan Sumbar setelah sempat terganggu karena pandemi virus corona.

Sementara itu, Ade dalam ceritanya di akun Instagram miliknya mengaku terkesan dengan cara Gordon memperkenalkan Minangkabau dengan kekayaan tradisi budaya dan kulinernya untuk acara di stasun televisi dunia.Sebagai orang Indonesia, dia bangga karena tayangan itu dilihat oleh ratusan juta pasang mata di seluruh dunia. Ade mengatakan, tayangan ini sebagai bentuk promosi gratis masyarakat internasional terhadap apa yang dimiliki Indonesia.

 

 

Penulis: Anton Setiawan
Editor: Eri Sutrisno/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini