Indonesia.go.id - Jadi Tuan Rumah UCI Track Nations Cup Pertama di Asia Tenggara, Indonesia Dipuji Bintang Dunia

Jadi Tuan Rumah UCI Track Nations Cup Pertama di Asia Tenggara, Indonesia Dipuji Bintang Dunia

  • Administrator
  • Selasa, 28 Februari 2023 | 09:30 WIB
WISATA OLAHRAGA
  Foto area Jakarta International Velodrome di Rawamangun, Jakarta. Arena balap sepeda dengan berkelas dunia. WIKA
Banyak negara memutuskan tinggal lebih lama di Jakarta untuk melanjutkan latihan di Velodrome Rawamangun karena statusnya sebagai arena balap terbaik di dunia.

Perhelatan seri kejuaraan dunia balap sepeda disiplin Trek bertajuk UCI Track Nations Cup 2023 di Jakarta International Velodrome Rawamangun telah usai digelar. Dalam ajang seri pertama yang diadakan pada 23-26 Februari 2023 itu tidak satu pun wakil Indonesia tampil di podium. Kendati demikian, mereka mampu memperbaiki catatan waktu terbaik dan beradu kemampuan dengan rival-rivalnya yang datang dari 40 negara di lima benua.

Meski hampir 600 pebalap harus fokus pada upaya merebut tiket untuk tampil di Olimpiade Paris 2024 lewat lomba di Jakarta ini, mereka tak dapat menutupi kekaguman atas kemampuan Indonesia. Utamanya dalam menggelar ajang berkelas dunia yang pertama diadakan di Asia Tenggara tersebut. Tak sedikit pula yang telah mencari tahu lebih dulu mengenai pariwisata di Indonesia.

Misalnya pebalap putri Kanada Kelsey Mitchell yang sangat bersemangat untuk tampil di Jakarta. Juara Olimpiade Tokyo 2020 ini sudah sering mendengar cerita soal keindahan alam Indonesia, namun belum berkesempatan untuk datang. Atlet kelahiran 26 November 1993 itu juga terkejut begitu mengetahui Indonesia memiliki velodrome terbaik di dunia.            

Ia dan timnya bahkan menjadi kontingen pertama yang tiba di Jakarta pada 16 Februari 2023. "Indonesia memiliki keindahan alam yang menawan. Saya juga mendengar Indonesia punya velodrome tercepat di dunia dan sekarang saya ada di sini. Ini pertama kalinya kami tampil di sini dan ini membuat kami bersemangat," ucap Mitchell saat jumpa pers, Rabu (22/2/2023).

Lain lagi kesan pebalap Belanda, Harrie Lavreysen setelah berlaga selama tiga hari di Jakarta. Ia mengaku kagum dengan fasilitas arena balap yang menurutnya jarang ditemui di mana pun. Perebut dua emas Olimpiade Tokyo 2020 itu menyebutkan, Velodrome Rawamangun seperti arena Olimpiade karena seluruh perangkatnya seperti yang ia lihat pada perhelatan Olimpiade.

Pemilik 10 gelar juara dunia itu berterima kasih dengan sambutan meriah penonton. "Saya suka dengan sambutan penonton di sini, mereka meriah sekali dan memenuhi kursi di sini. Orang-orangnya ramah dan baik. Itu membuat saya bersemangat untuk merebut kemenangan," kata Lavreysen yang berhasil mengunci dua titel juara di Jakarta.  

Faktor meriahnya penonton diakui pula oleh superstar Malaysia, Azizulhasni Awang yang membawa pulang sekeping perak di final nomor Keirin Putra. "Saya terkejut dengan sambutan penonton Indonesia. Mereka turut mendukung saya sewaktu final. Maafkan saya belum bisa menjadi juara," kata juara dunia 2017 dan perebut dua medali Olimpiade.

 

Fasih Bahasa Indonesia

Cara unik disampaikan juara dunia tiga kali dan perebut perunggu Olimpiade London 2012, Annette Edmondson. Lewat akunnya di media sosial Twitter, Nettie, begitu ia biasa disapa, menyampaikan kegembiraannya bisa datang lagi ke Indonesia. Nettie diketahui sudah sering ke Indonesia sebagai relawan pada sebuah organisasi nirlaba untuk pengentasan kemiskinan.

Ia yang juga komentator pertandingan UCI, mengunggah video dirinya akan ke Jakarta dalam bahasa Indonesia yang fasih. "Saya senang sekali bisa kembali ke Indonesia untuk mengomentari pertandingan kejuaraan dunia sepeda trek untuk pertama di tahun ini," kata mantan pebalap putri Australia tersebut. Lewat video singkat berdurasi 45 detik, ia mengungkapkan pernah belajar bahasa Indonesia saat duduk di kelas 12, sekitar 14 tahun lalu.   

Annette yang gantung sepeda pada Desember 2021 bertugas sebagai komentator resmi UCI bersama seniornya, juara Olimpiade Sydney 2000 dan perebut perunggu Olimpiade Seoul 1988 serta medali perak Kejuaraan Dunia 1996 di Inggris, Scott McGrogy. Sejumlah hal menarik dilakukan Nettie selama bersiaran di Velodrome Rawamangun.

Nettie menyapa para penonton siaran langsung di kanal Youtube UCI dalam kalimat berbahasa Indonesia di hari pertama ia bertugas. "Selamat malam ibu-ibu dan bapak-bapak," kata Nettie. Ia juga fasih mengucapkan kata wayang kulit untuk plakat yang diberikan kepada para pemenang.

Kepada McGrogy, ia menjelaskan bahwa wayang kulit adalah semacam boneka pipih dari kulit hewan. Biasa dimainkan sebagai sebuah pertunjukan kesenian tradisional. "Ini adalah ikon Indonesia yang sudah mendunia," terang Nettie di sela siaran.

Keduanya di sela mengomentari jalannya pertandingan di hari pertama lomba, mengaku salut dengan cara Indonesia membangun fasilitas olahraga berkelas dunia seperti Velodrome Rawamangun. "Ini tipe lintasan cepat dan terbaik yang pernah saya lihat. Saya juga suka dengan keramahan masyarakatnya, mereka cepat akrab," ujar McGrogy.

 

Harus Dimaksimalkan

Velodrome Rawamangun menjadi lokasi pertama di Asia Tenggara yang dipercaya UCI untuk menggelar UCI Track Nations Cup. Tentu bukan tanpa sebab jika induk olahraga sepeda dunia yang bermarkas di Swiss tersebut memilih JIV, arena balap yang berdiri di atas lahan seluas hampir 10 hektare untuk berlomba para calon juara di Olimpiade Paris 2024.

Sarana olahraga dengan bangunan utama seluas 16.000 meter persegi ini dibangun ulang oleh Pemerintah Indonesia pada 2018 sebagai persiapan menghadapi Asian Games 2018. Rumah desain arsitektur ternama, Schuermann Architects yang pernah mendesain venue balap sepeda indoor Olimpiade Beijing 2008, turut dilibatkan. 

Ketika diresmikan pada 15 Agustus 2018, bentuk bangunannya sudah berubah 180 derajat dibandingkan model velodrome sebelumnya yang dibangun pada 1973. Lintasan balapnya yang berbentuk oval sepanjang 333 meter tidak lagi berupa cor semen. Sebagai gantinya, lintasan baru sepanjang 250 meter dan lebar 7,2 meter ini sudah terbuat dari bahan kayu kelas satu dari Serbia. Bangunannya juga sudah berbentuk ruang tertutup (indoor) dan berpendingin udara.

Velodrome Rawamangun telah mengantongi sertifikat standar UCI dengan klasifikasi Kategori 1 yang didapat pada Juni 2018. Arena balap berkapasitas 3.500 penonton tersebut digadang-gadang sebagai satu di antara empat velodrome indoor terbaik dan tercepat di dunia saat ini. Bahkan JIV usianya lebih muda dari arena serupa di Jepang yaitu Izu Velodrome yang dipakai untuk Olimpiade Tokyo 2020 karena telah berumur 12 tahun.

Velodrome Rawamangun menjadi kandang tim nasional Indonesia yang berjuluk Garuda. Kepala Disiplin Lomba Trek UCI, Gilles Peruzzi menyebut, tim Indonesia sungguh beruntung memiliki venue balap berkelas dunia seperti Velodrome Rawamangun. "Indonesia harus mampu menghasilkan atlet berkelas dunia karena sudah punya arena yang menurut saya terbaik di dunia. Maksimalkan pemakaian fasilitas ini untuk kemajuan atlet-atlet Indonesia," ucapnya.

McGrogy pun menambahkan, venue seperti yang dimiliki Indonesia harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencetak atlet-atlet bagus. Ia juga menyarankan agar Indonesia sering menggelar kejuaraan di Velodrome Rawamangun supaya teknik bertanding atlet semakin terasah.

Menurutnya, sangat jarang di tengah kota ada velodrome dengan fasilitas berkelas dunia. "Lokasinya tepat di tengah kota, mudah dijangkau dan ada banyak hotel berbintang dengan pelayanan bagus di sekitarnya. Ini keuntungan buat Indonesia untuk mengadakan kejuaraan tingkat regional dan dunia seperti ini," ungkapnya.

 

Perpanjang Tinggal

Ketua Panitia UCI Track Nations Cup 2023 Indonesia, Novian Herbowo mengatakan, pihaknya mendapat banyak permohonan dari ofisial negara-negara peserta lomba untuk memperpanjang masa tinggal mereka di Jakarta. Mereka juga ingin berlatih di Velodrome Rawamangun selepas UCI Track Nations Cup 2023 untuk mempersiapkan bermacam lomba. Termasuk seri kedua UCI Track Nations Cup 2023 di Kairo, Mesir 14-17 Maret 2023.

"Banyak ofisial peserta yang menyampaikan kepada kami agar dibolehkan memakai Velodrome Rawamangun untuk mereka berlatih sampai menjelang ikut beberapa kejuaraan internasional dalam waktu dekat. Salah satunya adalah seri kedua UCI Track Nations Cup 2023 di Mesir dua pekan lagi," jelas Novian.

Permohonan untuk memakai Velodrome Rawamangun untuk berlatih datang dari beberapa negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Para ofisial menjelaskan, saat ini mereka kesulitan untuk dapat berlatih dalam suhu musim dingin. Selain itu, mereka terkesima oleh keberadaan velodrome milik Indonesia yang berkelas dunia. Mereka juga ingin melakukan adaptasi cuaca sebelum bertanding di Kairo.

Sementara itu, Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari menyampaikan bahwa pihak UCI berterima kasih kepada Indonesia karena penyelenggaraan berjalan dengan baik dan sukses. Menurut mantan Ketua Umum Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) ini, para peserta puas dengan fasilitas yang disiapkan dan UCI senang dengan sambutan meriah penonton.      

Oktahari berharap, di masa mendatang UCI bisa memperbanyak menggelar kejuaraan sejenis di Indonesia agar olahraga bersepeda makin diminati masyarakat sembari mempromosikan keindahan alam Indonesia.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari