Tradisi van kur kurat merupakan salah satu kearifan lokal di Ohoi yang tetap terpelihara hingga kini. Warga setempat punya kebiasaan memanah ikan, saat air laut surut.
Bila berbicara soal spot wisata di Provinsi Maluku bisa dipastikan tak akan ada habis-habisnya. Decak kagum bisa dipastikan yang terucap di bibir dengan pasir Pantai putih sepanjang mata memandang dan biru laut yang indah.
Pantai pasir putih dan laut biru banyak ditemukan bila kita berwisata ke Provinsi Seribu Pulau itu. Kali ini, wisatawan perlu menjenguk ke wilayah Tenggara Maluku, tepatnya di Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
Salah satu spot wisata yang patut dikunjungi adalah melihat Festival Pesona Meti Kei 2023 yang digelar Pemkab Maluku Tenggara. Salah satu agenda dari festival itu adalah event van kur kurat, kegiatan masyarakat setempat yang melibatkan anak-anak, pria muda dan tua untuk menangkap ikan dengan menggunakan panah tradisional.
Festival Pesona Meti Kei 2023 itu biasanya digelar pada 7--26 Oktober 2023 oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara. Biasanya, festival itu diselenggarakan di Pantai Ohoi Kolser, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
Seperti yang terjadi pada Minggu (22/10/2023). Masyarakat Desa Ohoi tumpah ruah di Pantai Ohoi di tengah terik sinar matahari siang untuk ikut serta melaksanakan atraksi van kur kurat atau menangkap ikan menggunakan panah tradisional.
Tradisi van kur kurat merupakan salah satu kearifan lokal di Ohoi yang tetap terpelihara hingga kini. Warga setempat punya kebiasaan memanah ikan saat air laut surut.
Ikan yang dipanah berjenis kur kurat hidup di sela bebatuan karang yang ada di Pantai Ohoi Kolser dengan ukuran 8 hingga 10 sentimeter. Ikan tersebut memiliki sisik berwarna hitam dengan gradasi kekuningan.
Tradisi van kur kurat pun diperlombakan dengan menghitung siapa yang paling banyak mendapat ikan. Usai ikan dipanah kemudian diikat pada sehelai lidi yang telah disiapkan panitia.
Dalam waktu satu jam peserta dipersilakan panitia untuk memanah ikan sebanyak mungkin untuk kemudian disetor dan dicatat siapa yang paling banyak tangkapan. Setelah itu, ikan langsung diolah di tepi Pantai Kolser oleh mama-mama setempat lewat dua cara yaitu goreng dan rebus.
Van kur kurat merupakan salah satu rangkaian kegiatan Festival Pesona Meti Kei 2023 yang oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara. Bahkan, acara itu telah masuk kalender Kharisma Event Nusantara (KEN), program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan acara di daerah.
Khusus untuk Festival Pesona Meti Kei, festival itu sudah rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, penyelenggaraan festival itu sudah yang ke-7.
Di Festival Pesona Meti Kei, tentu tidak hanya kegiatan Kur Kurat yang menarik. Ada sejumlah kegiatan dilaksanakan di festival itu, mulai dari karnaval budaya, seminar adat dan budaya Kei, buka sasi, bameti bersama, wer warat atau menangkap ikan dengan tali, lomba goyang meti Kei, lomba dayung sampan, van kur kurat atau memanah ikan, hingga pentas seni.
Tentu ada yang bertanya kenapa festival itu diselenggarakan bulan Oktober? Pelaksanaan dipilih setiap Oktober karena saat itu kondisi air laut dalam keadaan meti atau surut.
Berbeda dengan tempat lain, di Kepulauan Kei, saat laut surut pada Oktober dan November pantai menjadi amat luas karena air surut ke tengah hingga ratusan meter. Ini menyebabkan biota laut yang biasanya tertutup air bisa dinikmati dengan mata telanjang. Bahkan dua pulau terpisah oleh laut dapat didatangi dengan berjalan kaki. Selain itu pada beberapa penghasil ikan dilaksanakan kegiatan tangkap ikan secara tradisional dan unik.
Kepulauan Kei yang berada di tenggara Maluku merupakan gugusan pulau yang secara administrasi merupakan wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Penduduk setempat menyebut kepulauan ini dengan nama Nuhu Evav atau Kepulauan Evav. Kepulauan ini di sebelah barat berbatasan dengan Kepulauan Aru, dan di timur laut Kepulauan Tanimbar.
Bagaimana bila wisatawan berkunjung ke Kei Kecil? Transportasi ke daerah itu kini sudah lebih mudah dijangkau, cukup ditempuh selama satu jam perjalanan menggunakan pesawat udara dari Ambon mendarat di Bandara Karel Satsuitubun Ibra, Langgur.
Wisatawan bisa menjangkau daerah itu menggunakan kapal laut dengan durasi selama 21 jam dari Pelabuhan Ambon menuju Pelabuhan Tual.
Penatnya perjalanan yang harus ditempuh bisa dipastikan akan terobati dan sirna bila sudah melihat oleh keindahan alamnya, Kepulauan Kei, baik Kei Kecil dan Kei Besar. Keduanya sama-sama indah, baik pantainya maupun pesona lautnya yang mempesona.
Hampir semua pantai di daerah ini punya karakter sama, airnya bening, lautnya warna hijau tosca, pasirnya halus putih bak bedak bayi, dan tentu saja bersih.
Ada beberapa pantai yang terkenal di Kepulauan Kei. Pertama, Pantai Ohoidertawun di Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara. Pantai ini dikenal memiliki pasir putih dan suasana yang amat tenang karena sepi dengan air laut berwarna hijau tosca. Akses menuju pantai ini bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua dan empat berjarak 13 kilometer dari Langgur atau 20 menit perjalanan.
Kedua, pantai yang tak kalah terkenal di Kepulauan Kei adalah Ngurbloat yang terletak di Desa Ngilngof. Pantai ini memiliki keunikan yaitu bentangan pasir putih yang halus dengan panjang 3 hingga 5 kilometer sehingga ada masyarakat yang menyebut dengan Pantai Pasir Panjang.
Berjarak 17 kilometer dari Langgur, Pantai Ngurbloat diklaim memiliki pasir terhalus di dunia. Di pantai tersebut juga telah tersedia sejumlah homestay. Wisatawan juga perlu mengetahui bahwa Desa Ngilngof merupakan peraih penghargaan kategori homestay terbaik di ajang ASEAN Tourism Award 2023 - 2025 yang diumumkan pada Februari 2023. Saatnya melihat surga tersembunyi Maluku Tenggara.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari