Indonesia.go.id - Melihat Cermin di Danau Paisu Pok

Melihat Cermin di Danau Paisu Pok

  • Administrator
  • Sabtu, 20 Januari 2024 | 09:32 WIB
PARIWISATA
  Danau Paisu Pok di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Airnya jernih memantulkan warna langit yang berkilauan. KEMENPAREKRAF
Air danaunya sangat jernih. Pengunjung dapat melihat permukaan dasar danau yang memiliki kedalaman antara 5 meter hingga 15 meter.

Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan satu di antara 13 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Tak seperti wilayah administrasi lainnya di Sulteng yang menyatu dengan Pulau Sulawesi, wilayah Banggai Kepulauan bersama Banggai Laut justru merupakan gugusan pulau-pulau. Banggai Kepulauan memiliki luas 2.448,79 kilometer persegi (km2) dan jumlah penduduk berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020 sebanyak 120.142 jiwa.

Banggai Kepulauan merupakan gugusan dari 121 pulau sedang dan besar serta 337 pulau kecil, bahkan tak sedikit hanya berwujud batu karang. Terdapat lima pulau besar berpenghuni meliputi Pulau Peleng (2.340 km2), Banggai (268 km2), Bangkurung (145 km2), Bokan Kepulauan (84 km2), dan Pulau Labobo (80 km2). Setiap pulau di Banggai Kepulauan menyuguhkan keindahan alam berbeda dan memiliki potensi pariwisata luar biasa. 

Salah satunya ada di Desa Luk Panenteng, Kecamatan Bulagi Utara yang berada di Pulau Peleng. Di desa ini terdapat objek wisata alam nan memukau, namanya Danau Paisu Pok. Inilah surga tersembunyi pariwisata dari kabupaten berjuluk Bermuda dari Sulawesi Tengah tersebut. Butuh waktu sekitar dua jam 30 menit perjalanan darat dari ibu kota kabupaten di Salakan ke Desa Luk Panenteng untuk mencapai danau tercantik di Pulau Sulawesi itu.

Jika perjalanan dimulai dari Jakarta, maka hanya bisa dilakukan melalui jalur udara selama 1,5 jam menuju Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai. Ada beberapa maskapai yang melayani rute ini dengan biaya di bawah Rp2 juta sekali terbang. Perjalanan menuju ke Pulau Peleng dilanjutkan melalui jalur laut memakai kapal pelayaran rakyat dari Pelabuhan Rakyat Luwuk ke Pelabuhan Rakyat Salakan.

Tiket pelayaran kelas ekonomi dapat ditebus seharga Rp50.000 per orang atau jika ingin merasakan kelas VIP, maka harganya berkisar di angka Rp150 ribu per orang dan bisa menikmati ruang berpendingin udara. Lama perjalanan laut dari Luwuk menuju Salakan berkisar 3,5-4 jam bergantung kepada kondisi gelombang laut.

Sedangkan perjalanan dari Salakan menuju Danau Paisu Pok berjarak 89 kilometer. Disarankan untuk membawa atau menyewa kendaraan roda empat atau roda ke objek wisata ini karena belum ada angkutan umum ke lokasi terdekat. Perjalanan pun sebaiknya dilakukan sejak pagi hari agar tidak kemalaman saat kembali ke Salakan.

Rute menuju Danau Paisu Pok relatif sepi dan sepanjang perjalanan jarang berpapasan dengan kendaraan. Aspal jalan selebar rata-rata dua meter lumayan mulus meski di beberapa bagian terdapat jalan yang memerlukan perbaikan. Perbukitan hijau dengan ribuan pohon nyiur di sisi jalan dan birunya air laut Teluk Banggai di sisi kiri begitu memanjakan mata.  

Tak perlu melajukan kendaraan dalam kecepatan tinggi, karena selain ruasnya sempit, kita harus berkali-kali menemui jalan menikung. Terkadang ketika melewati sebuah perkampungan, kita harus melambatkan laju kendaraan lantaran tak jarang warga menjemur hasil panen kebun mereka di tepi jalan hingga memakan nyaris sepertiga aspal.

Sebelum tiba di lokasi tujuan, wisatawan bakal melewati objek wisata Paisu Batango yang airnya terdiri dari air laut, payau dan air tawar dengan permukaan jernih hingga tampak bagian dasarnya. Setelah meneruskan perjalanan selama 15 menit, pengunjung tiba di Danau Paisu Pok.

Pintu masuk ke Paisu Pok tepat berada di tepi jalan raya dan kendaraan dapat diparkirkan di sebuah lahan kosong dekat pintu masuk. Untuk mencapai lokasinya, pengunjung mesti melewati beberapa anak tangga dan menyusuri perbukitan selama sekitar 10 menit. Perjuangan itu akan terbayarkan begitu tiba di tepi danau.

Paisu Pok merupakan danau alam seluas sekitar 1,2 hektare (ha) yang memiliki kedalaman antara 5 meter hingga 15 meter. Perbukitan hijau dengan aneka pohon setinggi kira-kira 20-25 meter seolah ingin menyembunyikan kecantikan danau berair hijau toska tersebut. Danau tersebut masih terjaga keasliannya.

Airnya sangat jernih bahkan kita dapat melihat dengan mata telanjang bagian dasar danau yang dipenuhi oleh bermacam batang pohon mati serta aneka ikan sedang berenang bebas. Dalam bahasa suku Sea-sea yang mendiami wilayah Luk Panenteng, paisu pok artinya danau dengan dasar permukaan berwarna hitam.

Bila cuaca sedang bersahabat, kita dapat menyaksikan permukaan air danau dapat memantulkan kembali siluet perbukitan, gazebo, dan perahu. Ini mirip seperti kita sedang menyaksikan pantulan wajah di cermin. Beberapa aktivitas air bisa dilakukan pengunjung di danau unik ini seperti berenang, snorkeling, berperahu keliling danau, atau sekadar duduk-duduk di sejumlah gazebo. Tiket masuknya sebesar Rp10.000 per orang.

Danau ini dikelola oleh pemerintah desa setempat dan mereka melengkapinya dengan toilet dan kamar ganti. Setiap unit gazebo di sini disewakan dengan harga Rp30.000 per unit. Sedangkan untuk berperahu, kita dapat menyewanya sebesar Rp30.000 tiap perahu. Alat snorkeling pun disediakan dengan membayar sewa Rp30.000 per set.

Pengelola juga menyediakan lahan terbuka di tepi danau sebagai lokasi berkemah (camping ground). Pengunjung yang hendak berkemah dikutip biaya retribusi sebesar Rp35.000 per hari. Namun, seluruh perlengkapan berkemah harus disiapkan sendiri oleh pengunjung lantaran tidak disediakan oleh pihak pengelola.

Danau Paisu Pok tak hanya dikunjungi oleh masyarakat di sekitar Banggai Kepulauan dan Sulteng saja. Tetapi juga telah dikenal oleh wisatawan dari sejumlah kota di Indonesia serta mancanegara. Umumnya mereka tertarik dengan wujud permukaan danau yang langka karena mirip seperti cermin. Jika berkunjung ke tempat ini, disarankan melakukan perjalanan secara berombongan, mengingat daerahnya masih terpencil dan tidak terjangkau oleh sinyal seluler. Jangan lupa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar danau agar selalu lestari. Bawalah pakaian ganti serta perbekalan yang cukup. Selamat berlibur.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari