Ada jembatan gantung dan gondola wisata sebagai daya tarik dusun di ketinggian 1.000 mdpl dengan pemandangan Gunung Merapi dan perbukitan hijau.
Langkah kaki Hendra seiring dengan tarikan napasnya yang mulai terasa berat. Cuping hidung pria 49 tahun itu kembang kempis tak beraturan mencoba mengatur oksigen yang masuk dan keluar dari tubuhnya. Tepat di depan matanya terbentang jalan setapak menurun berwujud anak tangga berbahan beton. Tepian kiri ada jurang menganga dan sebelah kanan berupa bukit hijau dengan latar Gunung Merapi.
Meski hari sudah menunjuk pukul 9 pagi, sang surya seolah enggan bersinar dan mempersilakan halimun untuk turun terlebih dulu mengantarkan udara dingin menggigit kulit. Tebalnya kabut membuat anak-anak tangga seperti menghilang. Hendra menuju Dusun Girpasang yang berada di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) untuk mengantarkan bantuan dari instansi tempatnya bekerja.
Dusun ini letaknya cukup menantang lantaran berada di punggung lereng Merapi dan untuk mencapainya harus siap bertualang meniti jalan setapak yang kerap dijuluki 1.001 Anak Tangga dan melewati dua lembah di Jurang Pakis yang berkedalaman 150 meter. Jalannya berkelok-kelok, kadang ke kiri kadang ke kanan mengikuti kontur bukit di kiri-kanan jalan dan hanya bisa digunakan untuk berjalan kaki.
Inilah akses satu-satunya menuju dusun sunyi tersebut dan itu pula yang membuat Hendra dan rekan-rekannya seperti tertantang untuk mengasah nyali mereka menaklukkan jalan berkelok tadi. Sewaktu mengunjungi Girpasang pada September 2021 itu, Hendra masih mengingat bahwa sedang ada pengerjaan jembatan gantung. Sejatinya, sewaktu dikunjungi Hendra, jalan berkelok tadi bukanlah akses semata wayang ke Girpasang.
Sebab, terdapat pula kereta gantung atau masyarakat setempat menyebutnya gondola yang terpasang di salah satu sudut bukit dekat dusun berpenduduk 12 kepala keluarga atau 37 jiwa yang menghuni 9 rumah. Tetapi gondola berukuran kecil dan bergelantungan pada 4 utas kabel baja yang telah ada sejak 2017 ini hanya untuk mengangkut hasil panen, pakan ternak, atau aneka kebutuhan sehari-hari warga. Untuk menggerakkan gondola secara mekanis dari ujung satu ke ujung lainnya digunakan mesin motor bekas.
Jembatan gantung yang dimaksud Hendra membentang sepanjang 120 meter di atas ketinggian 150 meter menghubungkan Dusun Girpasang dengan Dusun Beringin. Posisi jembatan gantung dengan tonggak kembar penambat kabel baja setinggi 15,24 meter ini berada tak jauh dari jalur lintasan gondola. Pembangunan jembatan dilakukan sejak Juli 2021 hingga Desember 2021, menghabiskan anggaran Rp3,2 miliar dan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.
Material jembatan berupa baja dengan pengait dari kabel (sling) baja pula. Berat total dari material jembatan adalah 102 ton dan mampu menahan beban maksimal 50 orang di atas jembatan atau sekitar 3 kilonewton per meter persegi (kN/m2). Lebar jalan pada jembatan mencapai 1,8 meter atau cukup untuk dilewati oleh 2 orang berpapasan. Terdapat jalinan kawat baja setinggi dada orang dewasa dipasang pada sisi kiri dan kanan jembatan sebagai pengaman agar orang-orang tak terpeleset keluar dari jembatan.
Ada sensasi tersendiri ketika menjejaki jembatan yang diresmikan oleh Ketua DPR RI periode 2019--2024 Puan Maharani pada 10 Januari 2022 tersebut. Ketika melintas, apalagi hendak mencapai bagian tengah jembatan, akan terasa adanya guncangan-guncangan kecil yang membuat degup jantung makin terasa kencang. Masyarakat yang menyeberangi jembatan bertipe suspensi (suspension bridge) ini juga bisa menyaksikan jurang dan lembah dengan sungai yang mengalir tepat di bawah kaki kita. Di sinilah nyali kita akan diuji.
Jembatan gantung ini mempermudah mobilitas warga untuk keluar dan masuk Dusun Girpasang menuju tempa kerja, sekolah, atau keperluan berobat, serta memudahkan mereka dalam membawa barang serta logistik ke pasar. Sebelum ada jembatan, waktu tempuh melewati jalan setapak sekitar 1--2 jam dan motor warga harus dititipkan di dusun seberang. Tetapi sekarang ini warga hanya perlu 10 menit saja untuk menuju desa terdekat karena terbantu oleh adanya jembatan gantung.
Kehadiran jembatan gantung telah membuka isolasi Dusun Girpasang yang berada di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jalan di sekitar dusun pun telah dibeton mulus sejak mulai dari mulut jembatan hingga ujung Girpasang. Pasalnya, sejak viral sebagai penghubung antardusun, tak sedikit warga dari wilayah lain datang berwisata karena ingin merasakan sensasi melintas jembatan unik ini.
Dari atas jembatan gantung ini pengunjung dapat melihat keindahan alam membentang sejauh mata memandang serta lembah dan kehijauan aneka pepohonan besar serta Gunung Merapi tepat di hadapan. Jembatan ini melengkapi keunikan Dusun Girpasang yang sebelumnya juga terdapat gondola barang.
Beberapa pemuda Girpasang sejak 2022 mengembangkan ide kreatif dengan mengoperasikan gondola wisata berkapasitas 4 orang. Wahana dengan penutup ini menawarkan sensasi lebih seru dan menantang sekaligus menguji adrenalin karena menyeberang memakai kereta gantung di ketinggian 150 meter dengan pemandangan lembah dan jurang.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dusun Girpasang menjadi pengelola dari gondola wisata tadi dan mengutip biaya Rp60.000 untuk 4 orang sekali naik bolak balik. Mereka juga menjual tiket Rp5.000 per orang sebagai tanda masuk ke Girpasang termasuk menikmati sensasi jembatan gantung. Seperti dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, setiap akhir pekan sekitar 5.000 orang berwisata ke Girpasang.
Pengunjung juga bisa menjajal aneka kuliner khas Girpasang yang dijajakan warga seperti nasi jagung dengan ingkung ayam kampung, dan gorengan seperti talas, singkong, pisang, dan mie instan atau sekadar menyeruput kopi panas. Beberapa kedai makan kekinian juga telah berdiri di sekitarnya dengan latar belakang panorama kehijauan lembah dan perbukitan di Girpasang.
Girpasang dapat ditempuh dari pusat kota Klaten sejauh 33 kilometer selama 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan sejak akhir Maret 2024 lalu, Pemkab Klaten menggandeng Perum Damri dalam menyediakan angkutan khusus bagi wisatawan yang hendak ke Girpasang. Seperti dikutip dari website Pemerintah Provinsi Jateng, tersedia 6 unit armada bus minivan Damri berkapasitas masing-masing 14 kursi penumpang.
Ada tiga rute yang dilayani armada khusus tersebut, yakni Terminal Ir. Soekarno-Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dan Terminal Ir. Soekarno-Kampung Girpasang dengan tarif Rp30.000 per orang. Kemudian Terminal Ir. Soekarno-Rowo Jombor dengan tarif Rp15.000 per orang. "Tentunya ini menambah fasilitas untuk mempermudah masyarakat yang ingin berwisata ke Girpasang atau jembatan gantung Girpasang,” kata Bupati Klaten Sri Mulyani.
Kepala Desa Tegalmulyo Sutarno mengaku, sebenarnya Dusun Girpasang memang telah disiapkan untuk dijadikan destinasi wisata. "Sudah sejak 2017 kami gerakkan Girpasang jadi destinasi wisata karena memiliki keunikan yang tidak banyak dijumpai di tempat lain, namun memang karena kondisi saat ini, belum bisa maksimal," katanya seperti dikutip dari Antara.
Ekonomi Tegalmulyo mulai menggeliat sejak terbukanya isolasi Dusun Girpasang. Kendati sebagian warga masih menjalani profesi bertani, ternyata sebagian lainnya mulai berani membuka usaha kedai makan dan minuman. Ada pula yang menjual hasil kebun langsung kepada pengunjung yang menyinggahi dusun mereka.
Beberapa warga secara berkelompok menjalankan usaha homestay dengan 12 kamar agar pengunjung merasakan sensasi menginap di kawasan tenang dan dingin seperti Girpasang. Saat 2022 lalu, Girpasang mendapat penghargaan sebagai juara pertama kategori dataran tinggi pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2022. Yuk, kita jelajahi keindahan alam Indonesia!
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf