Indonesia.go.id - [SIARAN PERS] Kominfo Dorong Tata Kelola Arus Data Lintas Negara yang Lebih Inklusif melalui DEWG G20

[SIARAN PERS] Kominfo Dorong Tata Kelola Arus Data Lintas Negara yang Lebih Inklusif melalui DEWG G20

  • Administrator
  • Jumat, 25 Februari 2022 | 16:40 WIB
G20
Menurut Sekjen Mira Tayyiba, di tengah kompleksitas setiap negara akan memiliki perspektif beragam dalam mengelola data. Namun, pengaturannya akan cenderung seragam.

Siaran Pers

Kementerian Komunikasi dan Informatika

No. 61/HM/KOMINFO/02/2022

Kamis, 24 Februari 2022

Tentang

Tekankan Arti Penting Forum G20, Sekjen Kominfo Dorong Sinergisitas Media

 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan untuk komunikasi publik dan diseminasi informasi mengenai Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022.  

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba, menegaskan forum pertemuan 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu akan memberikan dampak yang besar bagi kemajuan Indonesia.

“Perlu digarisbawahi bahwa tugas komunikasi publik menjadi pekerjaan penting pemerintah bersama dengan rekan-rekan pers dan media agar kontribusi Presidensi G20 Indonesia dapat teramplifikasi dengan maksimal, baik di dalam maupun luar negeri,” tandasnya dalam TVRI Webinar 2022 “Media Synergy for International Events”, yang berlangsung hibrida dari Jakarta Pusat, Kamis (24/2/2022). 

Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, Forum G20 memiliki arti penting karena mencakup 85% perekonomian dunia, 79% perdagangan global, dan 65% penduduk dunia. Oleh karena itu, Sekjen Mira Tayyiba menekankan optimalisasi momentum Presidensi G20 Indonesia agar lebih diketahui oleh khalayak nasional dan internasional.

“Di tingkat internasional, dunia tengah mengalami krisis global yang terjadi karena dampak pandemi Covid-19, contohnya adalah krisis ekonomi. Kontraksi ekonomi global mencapai 3,1% pada tahun 2020 karena pandemi. Saat Presiden Joko Widodo menerima tongkat Presidensi G20 pada KTT G20 di Roma tahun lalu, dunia telah meletakkan ekspektasi bagi kepemimpinan Indonesia di forum tersebut,” jelasnya. 

Sekjen Mira Tayyiba menyatakan selain krisis ekonomi, isu yang akan dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia adalah krisis kesehatan yang telah menjadi perhatian global. Menurutnya, para pemimpin negara anggota G20 pada KTT di Roma berkomitmen untuk mencapai target 70% populasi dunia menerima vaksin pada pertengahan tahun ini. 

“Negara Anggota G20 juga siap membangun sistem pencegahan global guna mengantisipasi  potensi pandemi di masa depan. Terdapat juga krisis iklim, di mana para kepala negara dan pemerintahan dunia pada Conference of Parties ke-26 (COP26) telah menyatakan komitmen agar kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat jika dibanding pre-industrial time,” tuturnya.  

Di tingkat regional, sebagai perwakilan negara kawasan Asia Pasifik dan satu-satunya negara ASEAN dalam keanggotaan G20, terdapat ekspektasi khusus terhadap kepemimpinan Indonesia. Ekspektasi itu agar Indonesia dapat menyuarakan perspektif emerging countries dalam Forum G20 yang keanggotaannya didominasi negara maju. 

“Di tingkat nasional, ada berbagai manfaat ekonomi yang dapat direalisasikan melalui Presidensi G20, seperti peningkatan konsumsi domestik, penambahan PDB nasional, dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor. Presidensi G20 Indonesia juga menjadi momentum konsolidasi kebijakan nasional untuk tiga isu prioritas, yaitu arsitektur kesehatan global yang inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi,” jelas Sekjen Kementerian Kominfo. 

Sekjen Mira Tayyiba menekankan dengan dilandasi arti penting Presidensi G20 Indonesia di tingkat internasional, regional, dan nasional, Pemerintah berkomitmen untuk terus menyuarakan seluruh perhelatan forum tingkat global itu kepada masyarakat. 

“Oleh karena itu, menjadi tugas penting bagi pemerintah Indonesia untuk menyampaikan narasi utama, pesan, dan agenda strategis Indonesia tidak hanya bagi masyarakat internasional, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia,” tandasnya. 

Satukan Narasi

Penyebaran informasi dan komunikasi publik menjadi salah satu elemen penting dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022. Media nasional memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi mengenai kesiapan Indonesia sebagai emerging country memimpin Forum G20 serta sebagai bridge builder antara negara maju dan berkembang.

Sekjen Kementerian Kominfo menyatakan bahwa keseluruhan komunikasi publik Presidensi G20 Indonesia mengangkat semangat tema besar yakni “Recover Together, Recover Stronger”. Meskipun terkesan sederhana, namun tema tersebut membawa pesan penting bahwa Presidensi G20 Indonesia dapat menjadi katalis bagi pemulihan global yang inklusif. 

“Dengan tema, tugas dan tujuan besar yang diusung oleh Indonesia, maka media berperan penting dalam mengamplifikasi dan membumikan Presidensi G20 Indonesia,” ujarnya. 

Sekjen Mira Tayyiba optimistis narasi komunikasi publik Presidensi G20 Indonesia dapat menyasar seluruh kalangan masyarakat Indonesia dan internasional. Mengingat data Dewan Pers tahun 2021, terdapat 1.734 perusahaan media yang telah diverifikasi baik media cetak, elektronik, dan online.

“Serupa dengan tren global, penduduk Indonesia pun cenderung paling banyak menghabiskan waktu untuk mengonsumsi media online selama 8 jam 52 menit, diikuti konsumsi Media TV 3 jam 14 menit, dan media sosial 2 jam 50 menit,” jelasnya.

Melihat durasi konsumsi media harian tersebut, tentunya setiap kanal memiliki segmen dan potensi engagement yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong kepentingan Indonesia di Forum G20. 

Sebagai penanggung jawab Bidang Komunikasi dan Media untuk Presidensi G20 Indonesia, sesuai  Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, yang diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2021, Kementerian Kominfo melihat sinergi media menjadi kunci untuk mengamplifikasi dan membumikan momentum Presidensi G20 Indonesia.

“Penyelarasan pesan adalah faktor utama dalam sinergi media agar narasi utama Presidensi G20 Indonesia menjadi cerita yang dapat dimaknai dan dimanifestasikan dengan banyak cara,” ujar Sekjen Kementerian Kominfo. 

Dari keselarasan pesan tersebut, Sekjen Mira Tayyiba menilai setiap kanal media dapat menentukan format konten yang dianggap memiliki potensi terbaik untuk mengamplifikasi maupun memperluas cakupan audiens. 

“Setiap media tentunya memiliki keunikan-keunikan, ciri khas dan segmen audiens yang beragam, mencerminkan keberagaman Indonesia yang patut menjadi manfaat untuk kita bersama. Dengan demikian, 1.734 media yang terdaftar di Indonesia menjadi aset penting dalam memastikan bahwa rakyat Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022 tahu dan paham akan perhelatan G20,” paparnya.

Perkuat Sinergi

Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, sinergi media juga dapat memupuk rasa kebanggaan dan kebersamaan masyarakat Indonesia dalam memaknai Presidensi G20 Indonesia, tidak hanya di ranah nasional tetapi juga di ranah global. Apalagi, tiga isu prioritas yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia sangat sesuai dengan dinamika global yang sedang dihadapi. 

“Sebagai pemimpin forum yang melibatkan 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia, serta penghubung antara negara maju dan negara berkembang, maka , menjadi tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa dunia melihat keseriusan Indonesia dalam memaknai Presidensi G20 untuk Recover Together, Recover Stronger,” jelasnya.

Salah satu keseriusan Indonesia dapat tercermin dari sinergi ekosistem media nasional, baik Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI, LPP Radio Republik Indonesia dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara yang bekerjasama dengan Lembaga Penyiaran Swasta serta media lainnya untuk saling melengkapi dalam menyampaikan pesan komunikasi publik.  

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen Mira Tayyiba mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas diselenggarakannya TVRI Webinar 2022 “Media Synergy for International Events”.  

“Kami yakin bahwa momentum Presidensi G20 Indonesia adalah pekerjaan besar, pekerjaan penting yang harus kita dukung bersama selama satu tahun ini. Karena itu, kami menyambut baik inisiatif-inisiatif serupa untuk menciptakan sinergi dan kolaborasi dalam menyukseskan Presidensi G20 Indonesia,” tandasnya.

Selain Sekjen Kementerian Kominfo, TVRI Webinar 2022 dihadiri Sekretaris Kementerian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono; Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong; dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. 

Hadir pula, Staf Khusus Menteri Luar Negeri Bidang Penguatan Program-Program Prioritas, Dian Triansyah Djani; Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnu Bawa Tarunajaya; Direktur Utama LPP TVRI, Iman Brotoseno; Direktur Utama Radio Republik Indonesia, Hendrasmo; dan Direktur Utama LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat.

Biro Humas Kementerian Kominfo