Indonesia.go.id - Magis Perayaan Budaya dari Ujung Timur Pulau Jawa

Magis Perayaan Budaya dari Ujung Timur Pulau Jawa

  • Administrator
  • Minggu, 3 November 2024 | 09:05 WIB
FESTIVAL GANDRUNG SEWU
  Penari Gandrung mementaskan tarian kolosal pada Festival Gandrung Sewu 2024 di Pantai Marina Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (26/10/2024). Gelaran Gandrung Sewu yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara tersebut melibatkan 1.350 penari dengan mengangkat tema Payung Agung the Diversity of Culture yang menceritakan beragam kekayaan budaya nusantara yang hidup secara harmonis di Banyuwangi. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Festival Gandrung Sewu menghadirkan kekuatan dan keunikan budaya Banyuwangi yang dihidupkan lewat tarian dan musik tradisional, di tengah latar alam yang indah.

Banyuwangi, sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Jawa. Tak hanya kondang dengan kekayaan alamnya yang memukau, Banyuwangi juga memiliki kekhasan budaya.

Kabupaten yang lokasinya tepat berseberangan dengan Pulau Bali itu memiliki deretan tempat wisata yang layak dikunjungi, mulai dari Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Alas Purwo, hingga Kawah Ijen yang tersohor dengan fenomena api birunya.

Namun, pesona Banyuwangi bukan hanya keindahan alamnya. Nilai budaya yang mentradisi dan terkandung pada setiap laku masyarakatnya pun menjadi kebanggaan tersendiri.

Salah satu budaya ikonik itu adalah Tari Gandrung, tarian khas suku Osing--penduduk asli Banyuwangi yang bermukim di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

Tak dipungkiri, Desa Kemiren menjadi pusat budaya bagi suku Osing. Di sana, wisatawan dapat melihat secara langsung kekayaan tradisi salah satu suku tradisional Nusantara.

Di sana, pengunjung akan disuguhi pertunjukan musik tradisional, Tari Gandrung, tarian yang memiliki sejarah panjang yang menyatu dengan kehidupan masyarakat suku Osing.

Tarian itu merupakan wujud rasa syukur atas hasil panen dan biasanya dipentaskan secara berpasangan dengan iringan musik yang memadukan unsur budaya Jawa dan Bali. Makna "gandrung" dalam bahasa Jawa adalah “tergila-gila” atau “cinta habis-habisan”. Hal itu mencerminkan antusiasme dan cinta masyarakat Banyuwangi terhadap tarian ini.

Tak hanya itu, masyarakat lokal juga memiliki karya seni khas, yakni batik. Bagi wisatawan yang berminat, dapat pula turut berkreasi menggambar motif batik khas Osing bersama perajin lokal.

Kolaborasi Budaya dan Pariwisata

Sejak 2012, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi rutin menyelenggarakan Festival Gandrung Sewu yang telah menjadi salah satu agenda unggulan dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf sejak 2023.

Tahun ini, Festival Gandrung Sewu mengusung tema besar “Payung Agung”, simbolisasi dari keberagaman etnis dan budaya yang hidup harmonis di Banyuwangi.

Plt Bupati Banyuwangi Sugirah, menyampaikan bahwa tema ini mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat.

“Payung Agung melambangkan kebersamaan dan keberagaman. Banyuwangi adalah rumah bagi berbagai budaya, seni, dan tradisi yang perlu kita jaga,” ujarnya, dalam konferensi pers di Pantai Marina Boom, Sabtu (26/10/2024).

Festival yang diadakan di kawasan wisata Pantai Marina Boom itu berhasil menarik wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menyaksikan tarian kolosal tersebut.

Melestarikan Lewat Kemasan Modern

Dengan tema “Payung Agung,” Festival Gandrung Sewu 2024 juga tidak hanya ditujukan sebagai ajang perayaan budaya, melainkan juga wadah untuk pelestarian kesenian tradisional. Sugirah menambahkan bahwa festival ini menjadi bentuk regenerasi dan konsolidasi budaya, sambil menarik minat generasi muda untuk melestarikan Tari Gandrung.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang turut melestarikan Tari Gandrung. Dengan kemasan modern, seperti Festival Gandrung Sewu ini, kami harap generasi muda tertarik untuk melestarikan kekayaan seni budaya lokal,” ungkapnya.

Sementara  Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata, Restog Krisna Kusuma, yang juga hadir dalam kesempatan itu, mengapresiasi Kabupaten Banyuwangi atas dukungannya terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif. “Gandrung Sewu ini adalah contoh nyata dari inovasi dan peningkatan kualitas acara tahunan yang melibatkan banyak pihak,” ujarnya.

Menurutnya, kolaborasi antara seniman, pelaku pariwisata, hingga UMKM menjadikan Gandrung Sewu sebagai benchmark atau standar acara budaya yang dapat ditiru daerah lainnya.

Festival Gandrung Sewu, yang telah berjalan lebih dari satu dekade, kini menjadi salah satu ikon pariwisata Banyuwangi. Setiap tahunnya, festival ini menampilkan ribuan penari Gandrung yang menari bersama di tepi pantai, menciptakan pemandangan yang memukau dan kaya makna.

Selain menyajikan atraksi wisata yang menghibur, Festival Gandrung Sewu juga menjadi sarana pelestarian budaya, memperkenalkan tradisi Banyuwangi kepada dunia, dan menggerakkan ekonomi daerah. Bagi wisatawan, Festival Gandrung Sewu adalah peristiwa yang tak boleh dilewatkan untuk menikmati perpaduan keindahan alam dan kekayaan budaya Banyuwangi.

Di Festival Gandrung Sewu, pengunjung bisa merasakan kekuatan dan keunikan budaya Banyuwangi yang dihidupkan lewat tarian dan musik tradisional, di tengah latar alam yang indah. Itulah sebabnya, festival tersebut mampu memikat perhatian wisatawan mancanegara.

Jika Anda berencana mengunjungi Banyuwangi, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan Festival Gandrung Sewu. Di sini, Anda berkesempatan menyaksikan tarian kolosal yang penuh semangat dan merasakan kehangatan budaya Banyuwangi yang terbuka bagi semua kalangan.



Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf