Indonesia menetapkan target 100% akses air bersih dan 70% sanitasi aman di seluruh negeri pada 2045.
"Terima kasih, Pak, sekarang rumah kami punya akses air bersih dan toilet yang layak. Tidak lagi harus repot-repot menimba air dari sumur yang keruh atau buang hajat di sungai," ujar perempuan paruh baya yang mengaku bernama Nurmawati.
Warga sebuah desa di pinggiran Jakarta tersebut baru saja mendapatkan akses sanitasi dan air bersih dari pemerintah. Dengan penuh haru, ia menceritakan bagaimana kehidupan keluarganya berubah drastis berkat program air minum dan sanitasi dari pemerintah.
Masyarakat penerima bantuan, bukan hanya Nurmawati. Banyak keluarga di seluruh Indonesia kini bisa merasakan manfaat dari ketersediaan infrastruktur dasar ini. Hanya saja, perjuangan untuk menyediakan akses air minum dan sanitasi yang layak bagi semua masih panjang.
Banyak kendala yang masih menghadang. Namun, Indonesia telah menetapkan target ambisius, yaitu 100% akses air bersih dan 70% sanitasi aman di seluruh negeri pada 2045.
Pentingnya Akses
Air bersih dan sanitasi yang layak bukan hanya tentang kenyamanan hidup sehari-hari, melainkan menyangkut kesehatan, ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Tanpa akses air bersih, masyarakat rentan terhadap berbagai penyakit seperti diare, kolera, dan tifus. Ketiadaan fasilitas sanitasi yang memadai juga memperburuk kondisi kesehatan masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil.
Di Indonesia, penyakit berbasis air dan sanitasi masih menjadi masalah serius di beberapa wilayah, yang memperlambat pembangunan dan menghambat kualitas hidup jutaan orang. Selain itu, sanitasi yang buruk juga berdampak langsung pada produktivitas dan ekonomi. Masyarakat yang terkena penyakit akibat air tercemar cenderung absen dari pekerjaan atau sekolah, yang akhirnya berdampak pada pendapatan rumah tangga dan perkembangan ekonomi lokal.
Dengan menyediakan akses air minum yang aman dan fasilitas sanitasi yang layak, pemerintah berusaha menciptakan kondisi hidup yang lebih baik, sehat, dan produktif bagi masyarakat Indonesia.
Menuju Indonesia Emas
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai program dan kebijakan, telah berkomitmen untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, di mana 100% rumah tangga di seluruh negeri akan memiliki akses terhadap air bersih. Salah satu pilar utama dari visi ini adalah memperbaiki infrastruktur air dan sanitasi.
Pada September 2024, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan USAID mengadakan Indonesia Water, Sanitation, Hygiene (WASH) and Water Resource Management (WRM) Investment Forum. Acara di Jakarta, Selasa (17/9/2024) ini mengundang lebih dari 300 peserta dari sektor swasta, pemerintah, serta lembaga keuangan untuk mencari solusi pendanaan inovatif dalam pengelolaan sumber daya air, sanitasi, dan air minum.
Menurut Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PUPR Triono Junoasmono, forum ini bertujuan untuk menciptakan kemitraan yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta guna meningkatkan akses air minum dan sanitasi secara berkelanjutan di Indonesia. Triono juga menekankan bahwa Indonesia, yang memiliki populasi sekitar 280 juta jiwa, masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai target air minum perpipaan.
Hingga saat ini (September 2024), hanya sekitar 19,76% rumah tangga yang memiliki akses air minum perpipaan, jauh tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Malaysia. Untuk mengejar target 100% akses air bersih pada 2045, pemerintah meluncurkan program ambisius 10 Juta Sambungan Rumah (SR). Tapi, masih ada kekurangan dana sebesar Rp29,9 triliun untuk merealisasikan target tersebut.
Sanitasi Aman
Selain air bersih, sanitasi aman juga menjadi tantangan besar. Saat ini, hanya 12% rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi aman. Padahal target pemerintah adalah 30% pada 2024.
Untuk mencapai angka tersebut, dibutuhkan investasi sebesar Rp140,9 triliun, dengan kesenjangan pendanaan sebesar Rp65,7 triliun. Pemerintah berharap melalui kemitraan dengan sektor swasta, target sanitasi ini dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat.
Kerja sama pemerintah dengan lembaga internasional seperti USAID telah membawa angin segar bagi sektor sanitasi dan air bersih di Indonesia. Jeff Cohen, Mission Director USAID Indonesia, menekankan pentingnya pembiayaan inovatif dan investasi swasta untuk mempercepat pencapaian target sanitasi dan air minum di Indonesia.
Kolaborasi tersebut diharapkan mampu menciptakan layanan yang tangguh dan berkelanjutan, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
Mencapai Target
Untuk mencapai target sanitasi dan air bersih 100% pada 2045, pemerintah tidak hanya mengandalkan dana APBN dan APBD. Pemerintah juga merangkul berbagai mekanisme pembiayaan alternatif. Pembangunan infrastruktur air dan sanitasi di Indonesia membutuhkan investasi besar, dan kesenjangan pendanaan ini harus diisi oleh kemitraan dengan sektor swasta, lembaga donor, dan organisasi internasional.
Salah satu strategi utama yang tengah dilakukan adalah dengan memperluas kemitraan publik-swasta melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Skema ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur dasar, khususnya di sektor air bersih dan sanitasi.
Pemerintah juga berfokus pada pembangunan infrastruktur air yang berketahanan iklim. Dengan semakin seringnya terjadi bencana akibat perubahan iklim, infrastruktur air dan sanitasi harus dirancang agar tahan terhadap bencana, seperti banjir dan kekeringan. Program seperti pembangunan jaringan perpipaan air minum dan rehabilitasi sistem sanitasi di wilayah-wilayah rawan bencana menjadi prioritas utama.
Harapan Masa Depan
Perjalanan menuju 100% akses air bersih dan sanitasi aman pada tahun 2045 memang masih panjang. Namun, upaya pemerintah untuk mencapai target ini patut diapresiasi. Melalui forum-forum investasi seperti yang digelar bersama USAID, serta kolaborasi dengan sektor swasta dan lembaga internasional, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan infrastruktur ini dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat, tangguh, dan sejahtera.
Bagi warga seperti Nurmawati, kehadiran program air bersih dan sanitasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, melainkan juga perubahan hidup yang signifikan. Dengan akses air bersih dan sanitasi yang layak, masyarakat Indonesia dapat berharap pada masa depan yang lebih baik, sehat, dan penuh peluang.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/TR