Recommendations on the Ethics of Artificial Intelligence yang diterbitkan UNESCO pada 2022 adalah manual dan kaidah kebijakan, aturan, dan panduan praktis memanfaatkan AI secara etis dan bertanggung jawab.
Teknologi kecerdasan buatan atau artifisial generatif yang umum dikenal sebagai generative artificial intelligence atau GenAI semakin berkembang pesat dan membawa disrupsi besar pada dunia pendidikan tinggi. Sebagai produk terbaru dari perkembangan teknologi, GenAI dapat melakukan banyak hal secara otomatis yang membantu pekerjaan atau aktivitas setiap orang menjadi lebih mudah dan lebih cepat.
Kemampuan GenAI untuk menghasilkan konten kreatif seperti teks, gambar, suara dan video berpotensi besar dalam mengefisienkan proses pembelajaran terutama di tingkat perguruan tinggi. Terdapat sejumlah manfaat yang bisa didapat baik oleh mahasiswa dan dosen dari GenAI dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Misalnya, membantu akselerasi pembelajaran sehingga materi yang diberikan dapat lebih tepat bagi setiap mahasiswa dan membuat proses pembelajaran itu makin efektif. Selain itu, mampu meningkatkan akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber belajar sehingga memperbesar dan memperkaya akses mahasiswa terhadap sumber belajar.
GenAI juga mampu membantu mahasiswa dalam memperoleh kesempatan mengukur hasil belajarnya sesuai capaian kompetensi, kecepatan belajar, dan kemampuan secara individu. Teknologi kecerdasan buatan generatif ini juga dapat meningkatkan kolaborasi kelompok mahasiswa dalam belajar dan menghasilkan karya.
Terakhir, otomasi yang disiapkan GenAI juga membantu dosen dalam mengerjakan tugas administratif yang bersifat pengulangan. Sehingga, dosen dapat lebih fokus dalam pengembangan dan penyelenggaraan pembelajaran di perguruan tinggi.
Namun GenAI dapat menciptkan dampak negatif jika tidak digunakan secara bijak, di antaranya, munculnya risiko plagiarisme dan ketergantungan sehingga menurunkan daya kreativitas dan kualitas berpikir kritis para mahasiswa. Padahal, teknologi ini sejatinya membantu menciptakan konten pembelajaran yang inovatif dan mendukung pembelajaran inklusif.
Oleh sebab itu, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi telah meluncurkan Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi di Jakarta, Jumat (11/10/2024). Panduan tersebut berbentuk buku digital yang dapat diunduh secara gratis di s.id/PanduanGenAI.
Panduan untuk mahasiswa dan dosen RI ini salah satunya merujuk pada sejumlah panduan pemanfaatan GenAI untuk untuk pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi yang dirilis Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Hal itu tercantum di dalam Recommendations on the Ethics of Artificial Intelligence yang diterbitkan UNESCO pada 2022 sebagai manual dan kaidah kebijakan, aturan, dan panduan praktis memanfaatkan AI secara etis dan bertanggung jawab.
Menurut Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Sri Suning Kusumawardani, kemajuan AI ikut mempengaruhi sistem pembelajaran dan kehidupan secara keseluruhan terutama di lingkungan perguruan tinggi. "Kita luncurkan buku panduan ini agar penggunaan teknologi GenAI oleh mahasiswa dan dosen dilakukan secara lebih beretika dan bertanggung jawab," ujar Suning.
Buku panduan digital resmi setebal 134 halaman dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tersebut antara lain berisi panduan penggunaan GenAI oleh mahasiswa dan dosen, peluang penggunaan AI, ragam aplikasi GenAI yang telah dikembangkan saat ini. Juga menjelaskan etika memakai GenAI di lingkungan kampus, dan literasi terkait GenAI, serta apa saja tantangan dan risiko GenAI. Dicantumkan pula strategi mencegah risiko penyalahgunaan GenAI dan pertimbangan memilih GenAI bagi kalangan kampus.
Buku panduan ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam memastikan proses pembelajaran di perguruan tinggi dengan memperhatikan berbagai aspek etis, seperti integritas, keamanan dan privasi data, transparansi, serta inklusivitas agar tercipta pembelajaran yang bermutu dan beretika di perguruan tinggi.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf