Indonesia.go.id - Yang Kecil dan Sukses di Nanning

Yang Kecil dan Sukses di Nanning

  • Administrator
  • Jumat, 11 Oktober 2024 | 07:00 WIB
CAEXPO-CABIS 2024
  Usaha mikro kecil (UMK) asal Jawa Timur Iturut pada kegiatan China-ASEAN Expo di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICE), yang berlokasi di kota Nanning, Guangxi, China. DISKOMINFO JATIM
Potensi transaksi delegasi Indonesia pada CAEXPO-CABIS 2024 mencapai Rp427 miliar. Tiongkok dan ASEAN pasar kuat produk sawit berkualitas.

Memasuki area Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), kesan ‘wow’ pun segera muncul di benak pengunjung Indonesia. Bangunan megah itu memiliki arsitektur yang modern dan canggih, serta bentuk bangunan yang tinggi menjulang. 

Sebenarnya, dibandingkan tempat pameran serupa di tanah air, misalnya dengan ICE BSD, NICEC yang memiliki luas lahan 200.000 m2 itu relatif berukuran lebih kecil. Sebagai informasi, luas lahan ICE BSD City yang ada di Tangerang sekitar 220.000 meter persegi.  Hanya saja, NICEC memang lebih luas dibandingkan Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, yang luas lahannya 100.000 meter persegi.  

Kendati ukurannya tidak terlalu besar, letak NICEC yang strategis sebagai pusat kemitraan antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN menjadi salah satu keunggulannya. Sebab itu menjadikan NICEC sebagai tempat penting untuk hubungan ekonomi Tiongkok-ASEAN. Sedangkan ICE BSD dan JIExpo Kemayoran menawarkan keuntungan logistik bagi acara yang menargetkan pasar Asia Tenggara, terutama karena lokasinya yang dekat dengan bandara besar dan pusat kota Indonesia.

Di NICEC itulah, dalam perhelatan CAEXPO-CABIS ke-21 yang berlangsung pada 24--28 September 2024, pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) Indonesia yang jumlahnya tidak kurang dari 100, bersaing dengan para pelaku bisnis dari ASEAN dan Tiongkok. Mereka jelas bukan sekadar peserta biasa, melainkan bintang kecil yang bersinar terang di tengah hiruk-pikuk pameran perdagangan terbesar di Asia ini.

Di Comodity Hall D4 NICEC itu pul, dua kakak beradik Titik, dengan bendera Tioet Valentino,   sukses memasarkan produk-produk aksesoris dan fashion khas Indonesia. Perjalanan mereka dalam mengikuti CAEXPO-CABIS bukanlah hal yang baru. Partisipasi mereka di 2024 adalah yang ke-16. Tahun demi tahun, kakak beradik ini telah menyaksikan betapa produk mereka—yang awalnya hanya dianggap sebagai barang kecil dari negara tropis—kini menjadi barang yang dicari oleh pasar internasional, khususnya Tiongkok.

“Dari tahun pertama ikut sampai sekarang, permintaan terus meningkat. Kami bangga bisa membawa nama Indonesia dengan aksesoris etnik dan fashion yang unik,” ujar Titik, selaku kakak. Produk aksesoris logam ringan mereka kini telah menjadi ikon tersendiri di CAEXPO, dan pada tahun ini, mereka berhasil mencatatkan transaksi dengan nilai yang mengesankan.

Cerita sukses lain datang dari Tiga Ganesha Abadi, peserta asal Indonesia yang fokus di kerajinan  kayu . Karyanya UMKM itu pernah menarik perhatian Liu Yongmei, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Guangxi. Sebelas tahun lalu, pejabat Tiongkok itu berkunjung ke workshop kayunya yang sederhana di Indonesia. Kini, usaha Ganesha telah berkembang pesat, berkat dorongan dan apresiasi yang selama bertahun-tahun menekuni bisnis asesoris berbahan kayu.

Di luar cerita individu seperti itu, partisipasi Indonesia dalam CAEXPO-CABIS 2024 yang menempati Paviliun Commodity Hall D4,  City of Charm Hall B2 dan ASEAN High-Tech D9, juga diwarnai dengan sukses besar dalam menarik minat, sekaligus membeli produk Indonesia oleh para pengunjung expo. Desa Sejahtera Astra (binaan Astra International Tbk), yang menjadi salah satu ikon pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia, menandatangani MoU dengan perusahaan Tiongkok untuk memfasilitasi  ekspor enam produk hortikultura unggulan Indonesia ke Tiongkok. Selain juga, memperluas distribusi produk lokal di pasar internasional. 

Diproyeksikan, Indonesia dapat mengekspor hingga 5.000 kontainer pisang Cavendish per tahun, serta masing-masing 100 kontainer nanas, buah naga, manggis, alpukat, dan pala setiap bulannya. Tidak hanya itu, 13 UMKM binaan BUMN Pertamina yang tampil di CAEXPO-CABIS 2024 juga berhasil membukukan transaksi senilai lebih Rp2 miliar dari buyer Tiongkok. 

“Dengan semangat kolaborasi, diharapkan UMKM dapat meningkatkan daya saing dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso, dalam keterangan tertulis pada Senin (30/9/2024).

Patut pula dicatat peran EXIM Bank dengan UMKM binaannya, juga Maspion yang bahkan menghadirkan sang pemimpin Alim Markus di saat pembukaan expo. Hadir pula menyemarakkan paviliun Indonesia dan berhasil menarik minat pengunjung adalah Batik  Danar Hadi. Brand asal Solo tersebut memajang  batik dengan berbagai corak desain nan cantik. 

Transaksi Rp427 Miliar

Capaian yang diraih delegasi Indonesia, tidak lepas dari dukungan Kementerian Perdagangan, BKPM dan BPDPKS. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari perusahaan besar dalam mengangkat UMKM ke panggung dunia.

Secara keseluruhan, potensi transaksi Indonesia pada CAEXPO-CABIS 2024 mencapai Rp427 miliar, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Produk-produk unggulan seperti kelapa sawit, kopi, makanan olahan, fashion, hingga kerajinan tangan berhasil menarik minat pembeli internasional. 

Mardyana Listyowati, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, mengungkapkan rasa bangganya terhadap hasil yang dicapai oleh delegasi Indonesia. “Kami bangga dengan hasil yang telah dicapai. Ini adalah bukti nyata bahwa produk Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di pasar internasional, khususnya di Tiongkok,” katanya.

Jika dibandingkan dengan CAEXPO-CABIS 2023, kesuksesan tahun ini terlihat lebih gemilang. Tahun lalu, pameran yang digelar pertama paska-Covid-19,  delegasi Indonesia yang sempat dikunjungi Wakil Presiden Ma’ruf Amin,  mencatat potensi transaksi sekitar Rp106 miliar. Meskipun jumlah itu sudah cukup besar, kenaikan transaksi tahun ini menunjukkan betapa besar potensi pasar ASEAN-Tiongkok, terutama bagi pelaku UMKM Indonesia.

NICEC yang megah tak hanya menjadi saksi kesuksesan para pelaku usaha besar, melainkan juga para pengusaha kecil Indonesia yang berani melangkah ke panggung internasional. Di sana, mereka membuktikan bahwa dengan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan dukungan yang tepat, yang kecil pun bisa sukses di Nanning.

Kampanye Sawit Baik

Selain kisah sukses para pelaku UMKM Indonesia, perhatian besar juga tertuju pada Paviliun City of Charm Hall B2 yang diisi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang berkolaborasi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Paviliun ini secara khusus membawa misi ‘sawit baik’, sebuah kampanye yang mempromosikan manfaat positif dari produk kelapa sawit Indonesia.

Dalam upaya menarik minat pengunjung, BPDPKS dan GAPKI menyajikan demonstrasi masak langsung di stand mereka. Salah satu yang paling diminati pengunjung adalah olahan Mi Aceh yang dimasak menggunakan minyak sawit, serta kerupuk goreng yang disajikan sebagai camilan. 

Pengunjung tidak hanya puas dengan pengalaman mencicipi makanan. Mereka juga mengakui bahwa masakan yang dimasak dengan minyak sawit terasa lebih lezat dan gurih. Aksi BPDPKS bersama GAPKI itu mampu menjadi salah satu strategi efektif untuk mematahkan stigma negatif yang sering dikaitkan dengan produk kelapa sawit.

Tidak hanya demonstrasi kuliner, stand BPDPKS juga menggelar talkshow tentang keberlanjutan industri sawit, yang berhasil menarik perhatian pengunjung dari berbagai latar belakang. Selain itu, dalam momen bersejarah selama pameran, BPDPKS dan GAPKI menandatangani MoU dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk memperluas pemasaran minyak sawit ke Tiongkok, sebagai bagian dari upaya penguatan ekspor produk sawit Indonesia ke pasar internasional.

Paviliun City of Charm Hall B2 dengan kampanye ‘sawit baik’ menjadi salah satu titik paling ramai dikunjungi selama perhelatan CAEXPO-CABIS ke-21. Terlebih saat pengunjung diajak terlibat menari poco-poco yang membuat yang hadir tertawa riang. Itu membuktikan bahwa kolaborasi strategis dan penyampaian pesan yang tepat dapat membawa produk Indonesia, khususnya kelapa sawit, semakin diminati dan diterima di pasar internasional.

 

Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf