Indonesia.go.id - Titel Kedua Indonesia di Piala Suhandinata

Titel Kedua Indonesia di Piala Suhandinata

  • Administrator
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 07:43 WIB
OLAHRAGA
  Tim Bulutangkis Indonesia berfoto bersama di Piala Suhandinata 2024 usai berhasil menjadi kampiun. Pada kejuaraan bulutangkis tingkat junior internasional ini, Indonesia sukses menjuaraibSuhandinata Cup 2024 usai mengalahkan tuan rumah yang sekaligus unggulan pertama, China. PBSI
Kunci juara tim bulu tangkis junior Indonesia pada Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior 2024 adalah kekompakan tim, disiplin dalam bertanding, serta berani menghadapi tekanan luar biasa dari para pendukung tim tuan rumah yang memadati arena.

Bulu tangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang digemari penduduk Indonesia. Hampir di tiap kecamatan bisa ditemui tempat berlatih bulu tangkis berbentuk gelanggang olahraga (GOR). Dalam catatan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), ada sekitar 79.793 atlet dari berbagai kelompok usia mulai 9 tahun hingga dewasa yang bergabung pada 4.370 klub.

Secara berkala PBSI sebagai induk organisasi bulu tangkis di tanah air menggelar berbagai kejuaraan terutama kelompok umur remaja untuk menjaring atlet-atlet muda berbakat yang dipersiapkan sebagai pemain nasional Indonesia masa depan. Ketika lolos sebagai pemain muda nasional dan menghuni Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia (PBI) di Kawasan Cipayung, Jakarta Timur, atlet-atlet junior ini dipersiapkan untuk dikirim ke berbagai turnamen internasional yang diadakan oleh induk organisasi bulu tangkis dunia, Badminton World Federation (BWF).

Sepanjang tahun, BWF rutin menggelar lebih dari 100 turnamen junior di lima benua termasuk kejuaraan bersifat regional seperti Kejuaraan Junior Asia dan lain sebagainya. Turnamen-turnamen tersebut menjadi seleksi bagi berbagai negara dalam memilih pemain-pemain muda terbaik mereka untuk turun pada Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior BWF.

Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Junior itu juga dikenal sebagai Piala Suhandinata dan pesertanya adalah atlet-atlet bulu tangkis masa depan berusia di bawah 19 tahun. Ini adalah satu dari empat piala resmi BWF yang diperebutkan oleh banyak negara selain Piala Thomas sebagai lambang supremasi kejuaraan dunia bulu tangkis beregu putra dan Piala Uber bagi sektor putri. Selain itu, masih ada Piala Sudirman yang diperebutkan pada kejuaraan dunia beregu campuran.

Piala Suhandinata diambil dari nama tokoh bulu tangkis dunia asal Indonesia, Suharso Suhandinata, yang bersama Dick Sudirman, asal nama Piala Sudirman, dikenal sebagai diplomat bulu tangkis yang ulung. Mengutip website BWF, Suharso Suhandinata dan Dick Sudirman adalah dua sosok yang berhasil menyatukan dua induk bulu tangkis dunia pada 1981, yakni International Badminton Federation (IBF) dan World Badminton Federation (WBF).

Adanya dualisme induk organisasi bulu tangkis dunia tersebut tak lepas dari persoalan politik bilateral yang dihadapi oleh beberapa negara anggotanya. Suhandinata dan Sudirman kemudian menyatukan kedua organsasi tadi menjadi IBF, sebelum kemudian diubah lagi menjadi WBF pada 24 September 2006.

Piala Suhandinata digelar pertama kali pada 1992 di Jakarta dan dimenangkan oleh Indonesia. Sejak 24 kali diadakan--kecuali 2020 dan 2021 karena dunia dilingkupi oleh pandemi Covid-19--Indonesia telah dua kali membawa pulang piala serta empat kali menjadi finalis yakni pada 2013, 2014, 2015, dan 2023. Pencapaian itu tentu tak adil jika disandingkan dengan torehan Indonesia pada Piala Thomas karena telah 14 kali menjadi juara termasuk pada 2020. Setidaknya masih lebih baik dari pergulatan di Piala Sudirman, tatkala skuad Merah Putih baru sekali memboyongnya yakni sewaktu digelar perdana di Jakarta pada 1989.

 

Kedua Kali

Titel kedua kali yang direbut oleh skuad Garuda Muda pada Piala Suhandinata dan membuat Indonesia Raya berkumandang terjadi pada gelaran di 2024, tepatnya ketika Tiongkok ditunjuk sebagai tuan rumah. Bertempat di Nanchang International Sports Center Gymnasium, Kota Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi, Sabtu (5/10/2024), Mutiara Ayu Puspitasari memimpin rekan-rekannya untuk mengalahkan tuan rumah pada partai final dengan skor 110-103.

Itu sekaligus revans atas kekalahan yang dialami Indonesia saat final Piala Suhandinata di Spokane, Amerika Serikat pada 2023. Saat itu, Indonesia dipermalukan Tiongkok dengan skor 1-3.

Ada yang menarik pada perhelatan Piala Suhandinata 2024. Sebab, pihak BWF menerapkan format pengitungan skor berbeda dibandingkan sebelumnya. Pada kejuaraan selama 12 hari yang diikuti 50 negara dengan total 400 atlet tersebut, digunakan format relay point dengan total penghitungan mencapai 110 poin. Di mana setiap tim yang berhasil mencapai skor 110 terlebih dulu, maka dia pemenangnya.

Ada beberapa perbedaan aturan terkait format baru BWF tersebut, di antaranya satu pertandingan terdiri atas 10 partai yakni dua kali tunggal putra dan dua kali tunggal putri, kemudian dua kali laga ganda putra dan dua kali ganda putri, serta dua kali partai ganda campuran. Seorang atlet diperbolehkan turun maksimal dalm empat partai.

Menariknya lagi, setiap partai akan memperebutkan poin 11 atau berlaku kelipatannya. Misalnya, partai pertama berakhir di poin 11-9, maka partai kedua dimulai dari poin 11-9 sampai 22, begitu seterusnya. Selain itu, lawan yang tidak mendapatkan poin lima di setiap partai, maka otomatis pada partai berikutnya akan memulai poin dari atau kelipatannya. Misalnya saja partai pertama skor berakhir dengan 11-0, di partai dua akan dimulai dengan poin 11-5. Pada partai kedua berakhir dengan 22-7, di partai ketiga dimulai dengan poin 22-10, begitu seterusnya.

Pada laga final, Mutiara tampil sebagai laga pembuka yakni partai tunggal putri. Sayang, ia menyerah 7-11 dari lawannya, Xu Wen Jing. Ganda putri Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine kemudian membayar lunas kekalahan Mutiara dengan kemenangan 22-15 atas Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue.

Saat partai ketiga dan keempat digelar, Tiongkok mulai mengejar meski belum berhasil menyalip tim lawan. Indonesia masih unggul dengan skor 44-40. Skuad Garuda Muda kembali melebarkan jarak pada partai kelima. Kali ini giliran Anselmus Breagit Fredy Prasteya/Pulung Ramadhan mengakhiri paruh pertama dengan kemenangan 55-48 atas Hu Ke Yuan/Lin Xiang Yi.

Pada paruh kedua, Mutiara kembali tampil dan mampu menebus kesalahan di partai kedua. Berhadapan lagi dengan Xu Wen Jing, juara Asia Junior 2023 itu sukses memperlebar jarak poin menjadi 66-55. Usai penampilan Mutiara, Indonesia makin melesat lewat tiga wakilnya, Isyana/Rinjani, Darren Aurelius/Bernadine Anindya Wardana dan Moh Zaki Ubaidillah. Duet Anselmus/Pulung menyudahi laga 10 partai untuk menggenapkan kemenangan skuad Merah Putih.

Seperti dikutip dari website PBSI, usai laga Mutiara mengaku senang karena sejak tiga kali memperkuat Indonesia di Piala Suhandinata, baru sekarang dapat memboyong kemenangan ke kampung halaman. Ubaidillah mengaku gembira karena bisa menjalankan tugas dengan baik dan menjadi bagian dari kemenangan Indonesia.

Kegembiraan serupa juga dirasakan oleh Rinjani, Isyana, Ubaidillah, dan Pulung. “Bahagia sekali hari ini. Rasanya campur aduk dan tegangnya sangat terasa,” ucap Pulung.

Manajer tim Riony Mainaky membocorkan rahasia kemenangan skuadnya di kandang Tiongkok yang telah 14 kali menjuarai Piala Suhandinata. Kuncinya adalah kekompakan tim serta disiplin dalam bertanding serta berani menghadapi tekanan luar biasa dari para pendukung tim tuan rumah yang memadati arena.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/TR