Indonesia.go.id - Pesona Pulau Moyo dan Mata Jitu Memikat Selebritas Dunia

Pesona Pulau Moyo dan Mata Jitu Memikat Selebritas Dunia

  • Administrator
  • Kamis, 18 Mei 2023 | 16:06 WIB
PARIWISATA
  Aliran sungai Mata Jitu di Pulau Moyo. KEMENPAREKRAF
Ribuan wisatawan telah mengunjungi Pulau Moyo dan Mata Jitu, bahkan David Beckham dan Putri Diana pun pernah berlibur di sana.

Kawasan Teluk Saleh di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyimpan banyak potensi wisata. Tidak hanya pesona ikan hiu paus yang jinak, di perairan seluas sekitar 2.000 kilometer persegi itu ada sebuah pulau cantik. Namanya Pulau Moyo dan masuk ke dalam wilayah administrasi Dusun Oiramu, Desa Labuhan Aji, Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa.    

Pulau seluas 350 kilometer persegi itu, seperti dikutip dari website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB dikelilingi pantai berpasir putih dan perairan yang tenang. Pada beberapa bagian, pasir pantainya berwarna merah muda atau pink.

Pantai cantik yang mengelilingi pulau ini tidak hanya ada satu. Tapi ada beberapa, seperti kawasan gosong Takat Sigale, Pantai Tanjung Pasir, dan Pantai Poto Jarum. Keindahan pantai-pantai itu mampu memikat sejumlah tokoh dunia untuk berwisata ke sana.

Mick Jagger, penyanyi dan vokalis dari supergrup Rolling Stones, penyanyi David Bowie, kiper legendaris Belanda Edwin van der Sar, legenda sepak bola Inggris David Beckham bersama keluarga, mantan ratu tenis dunia asal Rusia Maria Sharapova, artis ternama Korea Selatan Rain dan Kim Tae-hee, bahkan pada 1993, Putri Diana pernah menyinggahi pulau itu.  

Total panjang garis pantai Pulau Moyo sekitar 88 km dan kawasan tertinggi di pulau ini ada di ketinggian 671 meter dari permukaan laut, yaitu berupa perbukitan hijau. Daerah pesisirnya masih banyak ditumbuhi hutan mangrove. Pulau Moyo bersama Pulau Satonda masuk ke dalam Taman Nasional Moyo Satonda di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Akses menuju Moyo hanya bisa ditempuh melalui jalur laut memakai perahu kayu berkapasitas 30 penumpang dengan tarif sekitar Rp30.000 per orang sekali jalan. Atau kita bisa menyewa perahu nelayan sebesar Rp350.000-Rp400.000 per hari dari Pangkalan Pendaratan Ikan Tanjung Pengawas, Labuhan Badas, Sumbawa.

Perjalanan dari Pelabuhan Badas di Kota Sumbawa Besar ke Moyo menghabiskan waktu sekitar dua jam. Jika beruntung, sekumpulan ikan lumba-lumba berenang mendekati perahu seolah menuntun perjalanan kita ke Pulau Moyo.

Waktu terbaik berkunjung ke sini adalah saat musim kemarau atau sekitar April hingga Juli ketika gelombang laut relatif tenang. Pengunjung bisa berenang di kejernihan air laut biru kehijauan serta menyelam atau sekadar snorkeling. Mereka dapat menikmati pemandangan bawah laut dengan terumbu karang yang menawan dan menjadi rumah bagi aneka ikan hias seperti lion fish, clown fish atau ikan nemo, dan lainnya.

Namun, Pulau Moyo bukan melulu bicara soal kecantikan perairannya. Tepat di tengah pulau terdapat beberapa air terjun seperti Sengalo dan Diwu Mbai. Hanya saja di sana, air terjun yang terkenal adalah Mata Jitu.

Untuk mencapainya, kita sebaiknya menumpang ojek sepeda motor dari kawasan dermaga Labuhan Aji menuju lokasi air terjun yang berjuluk Queen Waterfall itu. Pasalnya, perjalanan cukup jauh apabila dilakukan dengan berjalan kaki dan memakan waktu sekitar satu jam karena jaraknya dari dermaga sampai ke Mata Jitu sekitar 4 km.

Kita juga bisa memakai jasa ojek motor yang banyak terdapat di sekitar dermaga Labuhan Aji. Kita cukup mendaftar di sebuah pos untuk mendapatkan ojeknya dan perjalanan menuju Mata Jitu dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan ongkos Rp70.000 sekali jalan pergi dan pulang.

Treknya terbilang sulit dan cukup menantang terutama selepas jalan utama desa karena berupa jalan setapak berbatu yang mendaki dan menuruni perbukitan terjal dan akan sangat licin saat musim hujan. Menariknya, tampilan motor-motor ojek di Moyo tak seperti di tempat lain karena sudah dimodifikasi supaya mampu menaklukkan trek terjal.

Ditandai dengan pemakaian ban permukaan kasar khas motor trail dan beberapa bagian aksesoris motor sudah dipereteli supaya bobotnya lebih ringan dan mudah melibas jalur terjal. Beberapa di antaranya sudah berupa motor trail produksi massal dari pabrik asal Jepang.

Tukang ojek di sini yang rata-rata pemuda desa setempat sungguh lihai mengendalikan kuda besi mereka dan menjadi sebuah pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Para tukang ojek juga acap merangkap sebagai pemandu wisata ke Mata Jitu atau tempat lainnya di Pulau Moyo.

 

Mata Jitu

Motor ojek tidak diperbolehkan sampai ke tepi air terjun untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar. Sebuah lapangan terbuka telah disiapkan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB sekitar 300 meter dari Mata Jitu sebagai tempat parkir motor ojek. Penumpang dapat turun di sana dan melanjutkan dengan berjalan kaki sampai ke lokasi air terjun.

Mata Jitu adalah air terjun berair hijau jernih yang berada di tengah hutan Taman Buru seluas 22.537,9 hektare yang masih terjaga kelestarian ekosistemnya. Saking jernihnya, kita bisa melihat dasar dari air terjun. Keunikan Mata Jitu terletak pada tujuh kolam alami yang terdiri dari empat undakan.      

Titik terdalamnya sekitar 2,5 meter di bawah permukaan air dengan debit air yang selalu mengalir sepanjang tahun karena mendapat pasokan dari sekitar 20 mata air di sekitarnya. Debit air akan semakin deras kala musim hujan tiba dan kejernihannya tidak akan berubah. Air terjun ini juga pernah disinggahi Putri Diana saat berwisata ke Pulau Moyo.

Tak perlu khawatir jika kemalaman, karena di pulau ini kita bisa bermalam di rumah-rumah warga yang juga berfungsi sebagai homestay dengan tarif terjangkau. Sejumlah investor juga sudah mulai membangun penginapan hingga resor bertarif mahal untuk menjaring wisatawan berkantong tebal, terutama dari mancanegara.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB mencatat, setiap tahunnya Pulau Moyo dikunjungi oleh lebih dari 5.000 turis mancanegara dan puluhan ribu wisatawan domestik. Mengutip website Pemerintah Provinsi NTB, secara perlahan infrastruktur publik di Moyo mulai diperbaiki dan ditingkatkan.

Seperti menambah jaringan air bersih, memperkuat sinyal telekomunikasi dan internet, serta menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga disel serta menyiapkan pembangkit energi baru terbarukan, misalnya tenaga surya.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari