Resin kemenyan (Styrax sumaterana) ternyata bisa diolah menjadi parfum yang amat harum. Temuan itu bernama parfum Tobarium. Parfum ini sebagai produk inovasi dari olahan resin kemenyan akan diikutsertakan pada Indonesia Innovation Day di Jerman Juni 2019 nanti. Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup, Sylvana Ratina menyebut ide dasar pengembangan parfum Kemenyan mempertimbangkan manfaat multi-dimensi kemenyan sebagai sumber penghidupan, dan perkembangan sosial budaya dan peradaban di Sumut.
Sebagai salah satu kekayaan keanekaragaman hayati, menurut Sylvana, pohon kemenyan perlu dijaga dan dilestarikan. Di saat bersamaan, dibutuhkan upaya berkelanjutan untuk menjaga produktivitas pohon kemenyan serta peningkatan nilai tambah produk olahan resinnya.
Dengan ditemukannya parfum Tobarium ini, resin kemenyan menjadi produk unggul bernilai ekonomis tinggi. Jelas, aroma parfum Tobarium berbeda dengan pewangi lain yang beredar di pasaran. Parfum Tobarium sama sekali tidak mengandung alkohol dan tingkat konsentrasi larutannya tinggi sehingga bisa tahan lama. Selain wangi, parfum Tobarium juga dapat digunakan untuk aroma terapi dan penyegar. Wangi parfum ini berkelas, tahan lama dengan sensasi aroma yang berbeda sepanjang waktu.
Parfum Tobarium dihasilkan oleh tangan dingin Cut Riziani Cholibrina, peneliti di Balai Litbang LHK Aek Nauli. Ia meracik parfum dengan memadukan minyak kemenyan dan minyak atsiri dari flora hutan tropis Indonesia, sehingga gradasi aromanya begitu kentara. Parfum kemenyan saat ini telah tersedia dalam 7 (tujuh) varian aroma yakni Rizla (floral fresh), Riedh (floral fruit), Jeumpa (cempaka), Azwa (woody), Aphis (green oceanic), Tiara (oriental) dan Sylva (forest).
Inovasi parfum Tobarium ini membuka peluang besar bagi daerah-daerah produsen resin kemenyan untuk meningkatkan nilai tambah. Parfum Tobarium ini diyakini mampu mencuri perhatian para penikmat wewangian. Hasil penelitian terbaru Cut Riziani menyebut, menghirup aroma kemenyan cara tercepat untuk menstimulasi otak sehingga kita sampai pada gelombang teta pada frekuensi 4-8 Hertz, selain mendengarkan musik. "Manfaatnya antara lain meningkatkan kemampuan belajar dan menghilangkan stress karena mampu mengoreksi pusat kecemasan di otak," pungkasnya.
Dengan ditemukannya Tobarium ini, maka peluang pengembangan potensi wisata ilmiah terbuka lebar di Sumatera Utara. Wisata ilmiah kemenyan dimungkinkan mulai dari atraksi sadap getah, proses penyulingan, serta cara meracik parfum dari resin kemenyan. Dengan mengandalkan konsep wisata edukasi, nasib kemenyan pun akan semakin terawat dan para generasi kita kian tertantang untuk meneliti atau berinovasi menghasilkan aneka produk olahan dari resin kemenyan. (K-DH)