Indonesia.go.id - Kabar Baik setelah 14 Hari Pelaksanaan PPKM Darurat

Kabar Baik setelah 14 Hari Pelaksanaan PPKM Darurat

  • Administrator
  • Sabtu, 17 Juli 2021 | 21:56 WIB
COVID-19
  Seorang tenaga kesehatan menata tempat tidur di ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat Pangkalan Marinir Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Rumah sakit darurat yang telah beroperasi sekitar tiga minggu tersebut mampu menampung sekitar 500 orang pasien dari militer maupun umum yang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan yang merupakan rujukan dari RSAL Mintohardjo Jakarta akibat tingginya tingkat penularan COVID-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Dalam evaluasi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang diungkapkan pemerintah, Sabtu (17/7/2021), terungkap kabar baik terkait melandainya BOR rumah sakit di DKI Jakarta.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, dalam evaluasi pelaksanaan PPKM Darurat, yang digelar secara virtual. Hadir sebagai narasumber lainnya dalam acara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

“Ada kabar baik selama 14 hari pelaksanaan PPKM Darurat, yakni BOR RS di Jakarta sudah mulai flat. Mungkin akibat penambahan bed yang signifikan dan angka pasien yang masuk tidak terlalu masif lagi,” katanya.

Disebutkan Dante, di Jakarta, penambahan bed di antaranya 1.000 bed di Wisma Haji yang diperuntukkan bagi isolasi, atas kerja sama Kemenkes dan Kemenag. Selain itu, dilakukan pula penambahan 300 bed di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Ada juga penambahan 300--400 bed di beberapa RS di Jakarta. Sehingga total, ada penambahan sekitar 2.000 bed di Jakarta,” katanya.

Selain itu demi menangani kasus infeksi Covid-19 di tanah air, Dante mengatakan, juga digelar kerja sama dengan Kementerian PUPR berupa pembangunan rumah sakit lapangan, baik di Bandung maupun Jateng.

Sebagaimana diketahui, pada Sabtu sore, data yang dilansir dalam akun Twitter resmi Kementerian Kesehatan @KemenkesRI menunjukkan adanya penambahan harian kasus positif Covid-19 sebanyak 51.952. Jumlah membuat total Covid-19 di Indonesia menjadi 2.832.755 kasus sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020.

Penambahan kasus positif Covid-19 tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, dengan provinsi dengan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta. Lalu secara berturut-turut disusul oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

Selain penambahan kasus harian, disampaikan pula adanya penambahan jumlah pasien sembuh sebanyak 27.903 pasien. Sehingga, total kesembuhan akibat Covid-19 mencapai angka 2.232.394 jiwa.

Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga mengalami penambahan yang signifikan, yakni sebanyak 1.092 pasien. Dengan jumlah penambahan itu, maka diketahui total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 72.489 orang.

 

Terobosan Pengadaan Oksigen

Sementara itu, terkait kebutuhan oksigen di tengah lonjakan kasus penularan Covid-19, Dante mengatakan, jika selama ini kebutuhan oksigen harian berkisar di angka 400 ton per hari, maka dengan peningkatan eksponensial akibat Covid-19 kebutuhan meningkat hingga lima kali lipat.

Oleh karena itulah, Dante mengatakan, sejumlah langkah secara gencar dilakukan pemerintah. Di antaranya, dia menambahkan, dilaksanakan kerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk melakukan konversi oksigen dari kebutuhan industri ke kebutuhan medis. “Kini, 90 persen untuk kebutuhan medis. Sedangkan untuk industri tinggal 10 persen,” katanya.

Bukan hanya itu, Dante juga mengingatkan pentingnya perhatian pada persoalan distribusi oksigen. Untuk itulah, kata dia, kini tengah dilakukan relokasi dan kerja sama dengan berbagai sektor, antara lain, dengan satgas di provinsi terkait pendistribusian oksigen.

Dante juga membeberkan, pemerintah juga akan menambah 20--30 ribu oksigen konsentrator untuk memenuhi kebutuhan suplai oksigen sebanyak 600 ton per hari. Dengan konstrator sebanyak itu, dia mengatakan, maka dapat disuplai 10 liter oksigen per menit untuk di ruang isolasi maupun ruang rawat di rumah sakit isolasi yang tersentral.

 

Gencarkan Negosiasi

Hal lain yang menjadi perhatian di tengah pelaksanaan PPKM Darurat di Jawa-Bali dan 15 provinsi lain tanah air, menurut Dante, adalah pasokan obat. Kini, sambung dia, pasokan obat relatif terkontrol.

Kendati begitu, Dante mengakui, ada obat-obatan impor yang pasokan sangat ketat. Misalnya, sambung dia, jenis redemsivir, actemra, dan gammaraas. “Untuk redemsivir, kami melakukan negosiasi dengan sejumlah negara, yakni India, Pakistan, dan Tiongkok. Negosiasi dengan India, dilakukan dibantu Kemenlu, agar bisa membuka kembali ekspornya. Sekarang, 50 ribu vial sudah masuk dan akan bertambah 50 ribu vial per minggunya,” tuturnya.

Negosiasi juga dilakukan, menurut Dante, ke Tiongkok. Tujuannya, kata dia, supaya obat yang mirip dengan redemsivir bisa masuk. Demikian juga untuk obat sejenis actemra dan gammaraas. Walau begitu, komunikasi juga telah dilakukan langsung dengan produsen actemra dan gammaraas di Swiss, Roche.

 

Stok Vaksin Cukup

Sementara itu, terkait percepatan vaksinasi Covid-19, yang dilakukan demi menghalau laju penularan varian Delta, Wamenkes Dante mengatakan, kini tersedia stok vaksin sebanyak 74 juta dosis di seluruh daerah. Sementara itu, sudah 50 juta dosis vaksin yang disuntikkan, dengan perincian 41 juta disuntikkan bagi penerima dosis pertama.

Sedangkan untuk bahan baku, Dante juga mengatakan, jumlahnya cukup. Pasalnya, sambung dia, pada akhir Agustus akan datang lagi sebanyak 30 juta dosis vaksin.

Terkait upaya percepatan vaksinasi, Menkeu Sri Mulyani mengingatkan bahwa Presiden Jokowi telah menginstruksikan percepatan vaksinasi hingga 3 juta vaksinasi per harinya.  Terkait itu, sambung Menkeu, TNI/Polri ditargetkan melaksanakan vaksinasi sebanyak 30 juta dosis dan bidan BKKBN sebanyak 37 juta dosis.

“Ini berarti mereka akan diberikan anggaran untuk vaksinasi bagi tenaga yang melakukan vaksinasi sebesar 1,96 triliun. Ini sebenarnya anggaran ada di daerah, tapi selama ini tidak terjadi. Makanya nanti anggaran daerah akan di-intercept,” katanya.

 

Anggaran Kesehatan Naik

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani juga mengatakan, karena ada kenaikan jumlah pasien Covid-19, maka pemerintah pun kembali menambah anggaran bidang kesehatan. Saat ini, menurut Sri Mulyani, untuk klaim perawatan pasien, anggaran sudah ada Rp40 triliun, termasuk tagihan 2020.

“Jumlah itu akan ditambahkan lagi sebanyak Rp25,87 triliun demi mengantisipasi biaya perawatan pasien dan isoman. Jadi, total untuk perawatan pasien Covid-19 dan isoman ada Rp65,9 triliun,” katanya.

Sementara itu, seiring rencana Kementerian Kesehatan untuk membangun berbagai rumah sakit darurat (RSD) dalam mengantisipasi kenaikan jumlah penularan. Misalnya, sejumlah asrama haji dikonversi jadi RSD. “Itu membutuhkan Rp2,75 triliun untuk mengkonversinya,” katanya.

Lebih lanjut, Menkeu mengatakan, insentif nakes juga memerlukan penambahan. Pasalnya, sambung dia, sejumlah RSD memerlukan penambahan nakes. Data yang ada menyebutkan adanya rencana untuk merekrut 3 ribu dokter dan 20 ribu perawat.

“Di mana insentifnya itu harus disediakan. Maka kami menambahkan Rp1,08 triliun di atas Rp17,3 triliun bagi insentif nakes. Baik di pusat atau daerah, jadi total Rp18,4 triliun,” katanya.

Sedangkan terkait upaya menambah jumlah suplai oksigen, Sri Mulyani mengatakan, telah disiapkan dana sebesar Rp370 miliar. Itu diperuntukkan bagi pengadaan oksigen, baik dari dalam dan luar negeri, sesuai perhitungan kebutuhan Kemenkes.

Menyarikan seluruh alokasi anggaran kesehatan, Menkeu mengungkapkan, total anggaran kesehatan pada saat ini mencapai Rp214,95 triliun, atau naik dari sebelumnya Rp193,93 triliun.




Penulis: Ratna Nuraini
Redaktur: Elvira Inda Sari