Untuk mendukung pemulihan industri pariwisata, pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan dan program. Anggaran untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 2022 sebesar Rp4,55 triliun.
Dalam upaya pemulihan sektor pariwisata, Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya, masih perlunya peningkatan konsistensi penerapan standar kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan oleh seluruh kalangan masyarakat, serta terbatasnya aktivitas dunia pariwisata.
“Saya mengajak kita semua untuk memperkuat kerja sama lintas sektor guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, terutama pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menjadi keynote speech secara daring pada acara Rapat Kerja Nasional II Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tahun 2022, pada 9 Februari 2022.
Dalam rangka mendukung pemulihan industri pariwisata pada 2022, pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan dan program, di antaranya dengan pemberian insentif. Anggaran untuk menunjang pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga telah disiapkan pemerintah, yakni sebesar Rp4,55 triliun.
Selanjutnya, dukungan prioritas yang menunjang sektor pariwisata seperti dukungan terhadap KTT G20, Mandalika International Circuit, dan lainnya juga telah dialokasikan sebesar Rp3,39 triliun. Begitu juga pengembangan travel bubble, baik secara bilateral maupun regional, juga telah diupayakan pemerintah.
Pada Januari 2022, pemerintah telah meluncurkan kebijakan travel bubble Batam-Bintan-Singapura dan telah diujicobakan pada 24 Januari 2022. Diharapkan melalui kebijakan ini, pemulihan ekonomi, terutama sektor pariwisata di Batam dan Bintan, dapat diakselerasi.
Upaya berikutnya, penguatan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata. Penegakan protokol kesehatan merupakan kata kunci kesuksesan pencegahan penyebaran Covid-19. Pengelola kawasan diwajibkan membentuk Satgas Covid-19 Kawasan. Setiap destinasi dan industri pariwisata juga wajib memenuhi standar cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE).
“Dengan kolaborasi yang efektif, saya percaya bahwa kita bersama-sama dapat melaluinya dengan baik serta mampu membangun perekonomian kita kembali,” tutup Airlangga.
Perlu diketahui, hingga akhir 2021 kunjungan wisman hanya mencapai 1,58 juta orang atau turun 60,98 % dibanding 2020. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, data pergerakan wisatawan nusantara pada 2021 mengalami peningkatan sebesar 12% bila dibandingkan 2020. Tidak hanya itu, terjadi peningkatan devisa pariwisata sebesar 4% dibandingkan tahun 2020, yakni USD0,32 miliar, menjadi USD0,36 miliar.
Kontribusi PDB Pariwisata diperkirakan meningkat 37,4% dari persentase pada 2020 hingga mencapai angka 4.2% pada 2021. Nilai ekspor produk ekraf diperkirakan meningkat hingga mencapai USD20,58 miliar dan nilai tambah ekraf pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan hingga Rp1.273 triliun.
Menghadapi kenyataan berkurangnya wisatawan asing, maka wisatawan nusantara menjadi harapan sekaligus roda penggerak pariwisata Indonesia di masa pandemi. “Di tengah pandemi ini, terdapat secercah harapan yaitu tingginya antusias wisatawan nusantara yang menjadi roda penggerak geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno, pada Januari 2022.
Menurut Menparekraf pergerakan wisatawan nusantara ini akan menjadi andalan dalam pemulihan sektor pariwisata nasional pada 2022 dengan target 260 juta–280 juta pergerakan. Diperkirakan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional 2022 akan mencapai 4,3%. Sedikit lebih tinggi dari perkiraan capaian 2021, yaitu sebesar 4,2%.
Selain itu, lanjutnya, dari sisi nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan tahun 2022 dapat mencapai Rp1.236 triliun. Untuk nilai ekspor produk kreatif ditargetkan mencapai USD21,28 miliar. Nilai devisa sektor pariwisata Indonesia ditargetkan dapat meningkat hingga 1,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp24 miliar di 2022.
Jumlah wisman tahun ini ditargetkan mencapai sekitar 1,8 juta--3,6 juta dengan nilai devisa pariwisata mencapai USD470 juta–USD1,7 miliar. "Kontribusi pariwisata terhadap PDB sudah mulai stabil. Di tahun depan diharapkan mencapai angka 4,3 persen dan nilai ekspor ekonomi kreatif ada di perbaikan yang cukup signifikan di 21,28 miliar dolar AS," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dalam jumpa pers akhir tahun (JPAT) Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2021
Untuk jumlah wisatawan mancanegara, Sandiaga menjelaskan, di 2020 jumlahnya mencapai angka 4,05 juta orang dan menurun di 2021 sebanyak 1,5 juta orang. Di tahun depan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memfokuskan target di angka 1,8 juta sampai 3,6 juta wisman sebagai pariwisata yang berkualitas dan kelanjutan.
Kemenparekraf tetap akan kembali melanjutkan program-program 2021 dalam bingkai 3G yakni gerak cepat (Gercep), gerak bersama (Geber) dan garap semua potensi lapangan kerja (Gaspol). Program dalam bingkai Gercep dimulai dari bantuan insentif pemerintah (BIP), bantuan pemerintah bagi usaha pariwisata (BPUP), insentif pemulihan ekonomi nasional (PEN) film, stimulus bangga buatan Indonesia (BBI), reaktivasi industri pariwisata dan fasilitasi nakes (PEN Nakes), serta sertifikasi CHSE. Sedangkan dalam bingkai melalui Pengembangan Desa Wisata, Pengembangan Kabupaten/Kota (KATA) Kreatif, Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI), serta Santri Digitalpreneur.
Menparekraf Sandiaga menuturkan, berbagai program tersebut menjadi bekal bagi Kemenparekraf/Baparekraf untuk dapat menghadirkan program dan bantuan pada sektor-sektor yang paling membutuhkan secara adil, tepat, dan merata di tahun depan. “Untuk Geber itu ada program vaksinasi Covid-19, Beli Kreatif Danau Toba, dan Spice Up The World,” ujar Sandiaga.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari