Indonesia.go.id - BLT Minyak Goreng, Meningkatkan Daya Beli Jelang Idulfitri

BLT Minyak Goreng, Meningkatkan Daya Beli Jelang Idulfitri

  • Administrator
  • Sabtu, 23 April 2022 | 13:41 WIB
BANSOS
  Warga menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) subsidi minyak goreng di Kantor Pos Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (13/4/2022). ANTARA FOTO/ Bayu Pratama S
Sebagai bagian dari program perlindungan masyarakat, pemerintah meluncurkan bantuan BLT minyak goreng

Ramadan hampir sampai di penghujung bulan dan sebentar lagi umat Islam akan merayakan Idulfitri, hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa.

Tentu di hari yang suci dan fitri ini, umat Islam ingin merayakannya dengan sukacita. Itulah sebabnya, pemerintah mengambil langkah strategis agar semua masyarakat dapat berada dalam situasi suka cita dan tidak terlalu terdampak akibat kenaikan harga pangan, terutama minyak goreng.

Di tengah masih berlangsungnya wabah Covid-19, pemerintah tetap mempertahankan program pemulihan ekonomi nasional. Salah satunya, dengan membantu masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga selama Ramadan dan Idulfitri melalui program Bantuan Langsung Tunai  (BLT) minyak goreng.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sepanjang 2022 telah mencapai 11,6 persen atau Rp52,66 triliun, Dari total nilai sebesar itu, sebanyak Rp2,5 triliun untuk penanganan kesehatan. Kemudian, perlindungan masyarakat telah mencapai Rp45 triliun atau 29 persen dari pagu yang terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH), BLT Minyak Goreng, BLT Desa, BLT Warung dan Nelayan, dan Kartu Prakerja, sedangkan penguatan pemulihan ekonomi sebesar Rp5,07 triliun.

BLT minyak goreng merupakan wujud respons pemerintah terhadap kenaikan harga kebutuhan pangan termasuk kenaikan harga minyak goreng dan juga antisipasi potensi kenaikan harga pada Ramadan dan Idulfitri.

Adapun total bantuan yang diberikan pemerintah sebesar Rp300.000 untuk tiga bulan, yakni mulai April hingga Juni 2022, yang bakal disalurkan sekaligus sebelum 21 April 2022. Tujuannya, untuk meningkatkan daya beli masyarakat prasejahtera di tengah kenaikan harga selama Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri.

BLT minyak goreng menjangkau sasaran sebanyak 20,65 juta KPM, yaitu 18,8 juta KPM BPNT dan 1,85 juta KPM PKH yang belum terdaftar sebagai penerima BPNT. "BLT minyak goreng ini merupakan rumpun dari program bansos Kementerian Sosial dan sebagian menjadi bagian dari rumpun program BT-PKLWN yang kami koordinasikan dengan teman-teman TNI dan Polri," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono, beberapa waktu lalu.

Berkaitan dengan program itu, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan program BLT minyak goreng yang secara seremoni berupa penyerahan uang tunai kepada masyarakat penerima bantuan di Pasar Angso Duo, Jambi, Kamis (7/4/2022). Dalam peluncuran BLT minyak goreng tersebut, hadir 100 penerima bantuan.

Presiden Jokowi meminta agar bantuan yang diterima digunakan untuk keperluan yang bermanfaat. Bisa untuk modal usaha, membeli kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng yang harganya sedang meningkat saat ini.

Tentu bantuan itu sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat prasejahtera, seperti Leni Haini, wanita berusia 46 tahun. Seperti dikutip dari website Kemensos, Leni Haini merupakan satu dari 100 penerima BLT minyak goreng.

Presiden pun sempat mengajak Leni Haini berdialog. Presiden Jokowi bertanya, “Mau digunakan untuk apa BLT minyak goreng itu?”. Leni pun menjawab, “Ya untuk tambah modal usaha. Saya tetap merasa bersyukur karena di saat pandemi gini kan usaha juga belum benar-benar pulih, Pak. Meskipun tingkat penularan Covid-19 sudah mulai menurun,” tutur Leni.

Ibu tiga anak itu tercatat sebagai peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dari komponen disabilitas. Keluarga prasejahterta bisa tercatat sebagai peserta PKH bila dirinya memenuhi syarat, di antaranya, di dalam keluarga terdapat komponen penyandang disabilitas, lansia, anak sekolah, balita, dan ibu hamil.

“Suami saya yang tercatat sebagai peserta PKH. Tapi suami lagi sakit, jadi saya mewakili,” kata warga Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi itu. Sudah beberapa bulan suami Leni, yakni Muhammad Ikhsan (46), menderita sakit dan hanya bisa rebahan di rumah.

Praktis, Leni yang mengambil alih nahkoda usaha pengolahan ikan teri krispi yang selama ini mereka kelola. “Ikan teri kecil-kecil itu dikemas, Pak. Rata-rata kemasan 1 ons dengan harga Rp15.000. Jualan pake online. Hasilnya ya nggak tentu pak. Seminggu bisa sampai 300 bungkus kalau ramai. Bantuan ini sangat berarti, Pak. Terima kasih atas bantuan pemerintah,” katanya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari