Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan sebanyak 25% kursi kepemimpinan di BUMN terisi oleh wanita pada 2023.
Pada 21 April 2022 di Jakarta, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meluncurkan Respectful Workplace Policy (RWP) bertema “Terbang Tinggi Menjulang Prestasi”.
Program ini merupakan tindak lanjut diterbitkannya Surat Edaran Menteri BUMN nomor SE-3/MBU/04/2022 yang berisi tentang Kebijakan Berperilaku Saling Menghargai di Tempat Kerja (Respectful Workplace Policy) di lingkungan BUMN.
Program RWP sejalan dengan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang disahkan DPR RI pada 12 April 2022. Program ini juga selaras dengan nilai utama BUMN.
Pada acara peluncuran program RWP, Galuh Puteri Pangesthi, karyawan difabel Telkom Indonesia bercerita penuh semangat. Meskipun dirinya merupakan penyandang disabilitas, keterbatasan tidak menghentikan tekadnya.
“(Saya) Masuk di tim multimedia yang mayoritas laki-laki, saya perempuan dan disabilitas. Karena itu, RWP ini sebetulnya dapat melindungi lebih banyak hak-hak pekerja perempuan seperti kami,” ujar Galuh, ketika berdialog dengan Erick Thohir bersama dengan enam tokoh perempuan inspiratif lainnya dari lingkungan BUMN dalam rangka memperingati hari Kartini 2022.
Perempuan-perempuan itu adalah Kiki Eprina Arieanti (karyawati PT Angkasa Pura I), Laras Wuri Dianningrum D (karyawati milenial Pupuk Indonesia), Karina Trijono (UMKM Solo Putri binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), Dina Hanifah (mahasiswa Universitas Telkom, Peserta Magang Mahasiswa Bersertifikat BUMN), serta Vina Muliana (karyawati influencer).
Acara ini juga dihadiri oleh Pengurus Srikandi BUMN, para direksi dan karyawan perempuan dari 12 klaster BUMN bersama dengan pelaku UMKM, peserta Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) dan pegawai Kementerian BUMN.
“Agar jangan sampai keterbatasan membelenggu kita dan meyakinkan bahwa jika ada tekad dan keinginan maka tidak ada batasan. Terima kasih Galuh telah memberikan inspirasi bagi kita semua,” kata Erick Thohir.
Menteri BUMN juga menyoroti permasalahan fasilitas bagi kaum disabilitas dan tempat penitipan anak yang sampai sekarang belum terealisasi secara maksimal di tempat kerja BUMN. Erick meminta agar BUMN dapat membuatkan roadmap mengenai pengadaan fasilitas bagi disabilitas dan tempat penitipan anak tersebut.
Kebijakan ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman menghargai harkat dan martabat manusia, mengedepankan sikap saling menghormati, bebas diskriminasi, pengucilan, atau pembatasan, perundungan dan pelecehan dan berbagai bentuk kekerasan lainnya baik fisik maupun mental bagi seluruh insan BUMN dan pihak-pihak terkait.
Bertepatan dengan momen Hari Kartini, Erick meminta Srikandi BUMN untuk menjadi nukleus bagi transformasi dan perubahan di BUMN, khususnya dalam implementasi RWP tersebut di masing-masing Grup BUMN. Srikandi BUMN merupakan komunitas perempuan berkarya di BUMN untuk saling mendukung dalam berkarya dan berprestasi dengan beragam peran.
“Nukleus-nukleus yang hadir hari ini, saya berharap tolong titip transformasi dan perubahan yang terus terjadi. Tolong titip juga policy yang sudah bagus ini dikerjakan hariannya, dipastikan benar-benar diimplementasikan dan perbaikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan sesuai dengan kesepakatan kita hari ini,” ujar Erick.
Erick berharap, para perempuan yang hadir harus menjadi pendorong dalam keseharian, jangan takut speak out, jangan takut bicara ketika ada perbuatan yang tidak membuat nyaman. Untuk mendukung implementasi RWP, Kementerian BUMN membuat sebuah sistem monitoring, reward, dan punishment yang proporsional.
Output yang diharapkan dari inisiasi ini adalah perusahaan, karyawan, dan pihak terkait lainnya memberikan dampak besar pada kesehatan fisik, mental, kepuasan kerja, dan keterikatan pekerjaan yang berujung pada peningkatan produktivitas. Penerapan RWP akan membentuk lingkungan kerja yang dinamis dan produktif bagi semua karyawan, baik laki-laki maupun perempuan, serta membangun situasi kerja yang inklusif bagi semua pihak. Lebih dari itu, penerapan RWP diharapkan mampu mengatasi isu kesetaraan gender dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
“Semua bisa dicapai dengan saling mendukung sesama perempuan di lingkungan kerja, yang akan menciptakan energi positif, meningkatnya produktivitas, dan tetap semangat dalam berkarya. Bentuk dukungan tersebut di antaranya melalui tiga pilar, yaitu care, collaborate, dan contribute,” ungkap Ketua Srikandi BUMN Indonesia, Tina T Kemala Intan.
Karena itulah, RWP harus dijalankan dengan sebaik-baiknya, karena inisiasi ini mengupayakan iklim kerja yang ramah terhadap perempuan dan mengedepankan persamaan hak berdasarkan kompetensi dan kualitas tanpa memandang gender.
Sementara itu, pada 18 April 2022, MIND ID menggelar talkshow bertajuk “Perempuan-Perempuan Dunia Tambang”. Nurmalia, pekerja di PT Timah Tbk–anggota MIND ID ini mengatakan kalau perempuan di Indonesia sangat beruntung.
Lia--begitu dia akrab dipanggil--mencontohkan di Amerika Serikat, cuti hamil dan melahirkan tidak dibayar. Namun di Indonesia, perempuan yang cuti dan melahirkan tetap mendapatkan gaji dan hal ini diatur undang-undang. Bahkan, menurut Lia, banyak juga rekan kerjanya yang lelaki mendukung Lia untuk tetap melakukan perannya sebagai
“Tidak ada batasan untuk berkembang di timah, kalau punya pengetahuan dan kemampuan, tidak menutup kemungkinan dipercaya mengemban jabatan bahkan lebih dari laki-laki” ungkap Lia.
Menurut Lia, PT Timah Tbk terus berupaya mengikuti aturan inklusivitas di dalam Grup MIND ID. Bahkan Lia menyebut kalau porsi pekerja perempuan di timah sudah lebih dari 100% dari aturan yang ditetapkan.
“Di Grup MIND ID setidaknya 20% adalah karyawan perempuan, itu berarti setidaknya ada 5% pegawai perempuan di Timah. Namun pegawai perempuan di Timah mencapai 10% dari seluruh jumlah pegawai. Para perempuan inilah jadi penerang-penerang seperti juga yang Ibu Kartini lakukan,” pungkas Lia.
Saking pedulinya terhadap kepemimpinan perempuan, di kalangan BUMN ada program Girls Take Over (GTO) yang dicanangkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Girls Take Over merupakan kegiatan yang memberi kesempatan kepada perempuan dan generasi muda sehari menjadi pemimpin di BUMN. Program ini digerakkan oleh Forum Human Capital Indonesia serta komunitas di bawahnya: Srikandi BUMN dan BUMN Muda.
Perlu diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan sebanyak 25% kursi kepemimpinan di BUMN terisi oleh wanita pada 2023. Hal itu dilakukan dalam rangka transformasi human capital di BUMN untuk mencapai kesetaraan gender di Indonesia serta menyeimbangkan komposisi kepemimpinan yang berujung pada tercipta iklim perusahaan yang lebih baik.
Pada peringatan hari Kartini 21 April 2022, acara WOMAN (Wonderful & Magnificent) 2022 yang diinisiasi oleh BRI Group dan digelar di Bogor. Lebih dari 7.000 perempuan yang menghadiri WOMAN 2022 tersebut terdiri dari 5.000 Account Officer (AO) Mekaar dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), 1.000 nasabah Mekaar PNM, 500 Mantri BRI, dan 500 Penaksir dari PT Pegadaian.
Pada acara tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir kembali menegaskan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN diterapkan secara holistik dan saling terkait. “Perempuan memiliki peranan esensial dalam transformasi di BUMN. Oleh karenanya, kepemimpinan perempuan di BUMN sudah melebihi 15 persen,” ungkap Erick.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI selalu membuka kesempatan bagi perempuan untuk memaksimalkan potensinya untuk perusahaan dan Indonesia. Kesempatan yang setara, kata Sunarso, menjadi pemicu bagi perempuan di Indonesia menorehkan kinerja terbaiknya bagi seluruh nasabah.
“BRI memberikan kesempatan yang sama kepada pekerja wanita dalam meniti karirnya. Sebagai informasi, di tahun 2021, dari 113.262 pekerja BRI sebanyak 38.942 ribu atau 34,38 persen merupakan wanita dan 71 persen adalah generasi milenial. Untuk pekerja wanita yang menduduki jabatan level manajerial di BRI sendiri tercatat 822 pekerja (manajer sampai dengan board of director) atau sekitar 23,11 persen dari formasi jabatan manajerial,” terangnya.
Di sisi lain, Sunarso menyebut BRI terus berupaya memberdayakan perempuan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa tumbuh berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan misi BRI untuk senantiasa mendampingi pelaku UMKM supaya dapat terus ‘naik kelas’ secara sistematis dan memperbesar customer base dengan mencari sumber-sumber pertumbuhan baru.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari