Indonesia.go.id - Investasi USD321 Juta Masuk ke Kawasan Industri Terpadu Batang

Investasi USD321 Juta Masuk ke Kawasan Industri Terpadu Batang

  • Administrator
  • Kamis, 20 Oktober 2022 | 09:05 WIB
INDUSTRI
  Foto udara pembangunan rumah susun (Rusun) pekerja di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Dengan perkiraan total investasi mencapai Rp165 triliun, seluruh area pada fase 1 KIT Batang telah terisi tenant.

Pemerintah terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya dengan menangkap peluang momentum relokasi investasi asing dari beberapa negara wilayah Asia.

Oleh karena itu, pemerintah dalam hal itu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perindustrian memberikan dukungan dalam pembangunan megaproyek Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Proyek strategi ini diharapkan mampu menjadi magnet untuk menarik para investor dari dalam dan luar negeri.

KIT Batang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Upaya itu juga sesuai dengan Perpres nomor 106 tahun 2022 tentang Percepatan Investasi melalui Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang Provinsi Jawa Tengah.

“KIT Batang yang diprakarsai oleh pemerintah ini akan menjadi lokasi untuk menangkap sejumlah relokasi industri dari luar negeri. Oleh karena itu, pembangunan KIT Batang ini perlu dikawal bersama-sama untuk mendukung pengembangan sektor industri di tanah air,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di KIT Batang yang berlokasi di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (13/10/2022).

Pada kesempatan itu Menperin mendampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan KIT Batang. Selain berdiskusi dengan jajaran Direksi PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Menko Airlangga dan Menperin Agus memantau perkembangan pembangunan infrastruktur di KIT Batang.

Beberapa item pekerjaan yang telah disiapkan di sana mulai dari jalan dalam kawasan, waduk, sistem drainase, rumah susun pekerja industri, konstruksi pabrik tenant, serta rencana lokasi jetty dan dry port.

Usai peninjauan, Menko Airlangga memberikan apresiasi kepada seluruh instansi khususnya PT Kawasan Industri Terpadu Batang yang telah mendukung secara penuh percepatan pembangunan KIT Batang. “Pembangunan KIT Batang akan memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia, melalui investasi dan ekspor produk yang dihasilkan oleh industri di Kawasan KIT Batang,” ungkapnya.

KIT Batang yang memiliki luas sekitar 4.300 hektare (ha). Berbagai fasilitas juga telah ditawarkan untuk para calon investor, termasuk jaringan gas pipa transmisi yang telah dibangun serta ditargetkan selesai pada 2023 dan target operasional pada 2024.

Pembangunan KIT Batang sendiri difokuskan pada pembangunan klaster 1 seluas 3.100 ha yang dibagi menjadi tiga fase. Pembangunan fase 1 seluas 450 ha telah selesai untuk infrastruktur dasar di dalam kawasan.

Dengan perkiraan total investasi mencapai Rp165 triliun, seluruh area pada fase 1 ini telah terisi tenant baik investor asing dan domestik, di antaranya dari Korea Selatan, Taiwan, Belanda, dan Inggris. Fokus pengembangan industri pada fase 1 ini, di antaranya, kimia, otomotif, tekstil, logistik, ICT, dan high tech.

Menperin juga menekankan, pihaknya siap mendukung pengembangan KIT Batang dengan dilengkapi fasilitas pendidikan khususnya yang berbasis vokasi, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik. Upaya ini dapat menopang ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan industri saat ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Ngurah Wirawan juga mengapresiasi kontribusi besar dari pemerintah untuk menciptakan kawasan industri yang sangat kompetitif sehingga banyak investor yang berminat menanamkan modal mereka.

Saat ini, pembangunan fase 1 seluas 450 ha sudah selesai 100 persen dan telah habis terjual kepada investor. Terdapat 11 perusahaan yang sudah melakukan tanda tangan persetujuan (agreement sign) sebagai tenant KIT Batang di lokasi fase 1 tersebut. Kemenperin mencatat, pada fase 1, total investasi yang masuk sekitar USD321 juta, dengan target penyerapan tenaga kerja di KIT Batang sebanyak 6.000 orang.

Infrastruktur pendukung di KIT Batang fase 1 juga ditargetkan akan beroperasi pada semester I 2024 baik jaringan gas, listrik, air baku, dan infrastruktur lainnya, sehingga tenant dapat mulai beroperasi pada 2024. Sebagai infrastruktur pendukung juga telah dibangun rumah susun sebanyak 10 tower dengan daya tampung sekitar 2.570 orang, yang utamanya ditujukan untuk menampung tenaga kerja dari para tenant.

Pembangunan KIT Batang juga diharapkan tidak berhenti pada penyediaan infrastruktur fisik semata, melainkan lebih jauh lagi mampu menciptakan multiplier effect kepada perekonomian daerah serta meningkatkan partisipasi Indonesia dalam global value chain melalui ekspor produk manufaktur unggulan dengan nilai tambah yang tinggi.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari