Indonesia.go.id - Mendongkrak Kinerja Ekspor

Mendongkrak Kinerja Ekspor

  • Administrator
  • Minggu, 5 November 2023 | 20:38 WIB
EKSPOR
  Presiden Joko Widodo (kanan) membuka BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023). PT Bank Negara Indonesia (BNI) menggelar BNI Investor Daily Summit 2023 bertajuk Sustainable Growth, Global Challenge untuk mendorong sentimen positif bagi para investor agar menanamkan modal di Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo mengungkapkan pentingnya ekspor dan investasi untuk terus dijaga dan ditingkatkan.

Perekonomian global masih cukup menantang. Di tengah kondisi itu, perekonomian Indonesia dinilai masih berada di posisi aman. Hal itu tecermin dari pertumbuhan ekonomi yang konsisten di angka 5 persen.

Kondisi tersebut diamini oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lantaran itulah, Kepala Negara menekankan pentingnya untuk terus meningkatkan ekspor dan investasi dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pertanyaannya, apa kunci untuk mengatasi kondisi itu? Presiden Jokowi mengungkapkan, ekspor dan investasi harus terus dijaga dan ditingkatkan.

“Untuk mencapai semua itu tentu tidak mudah. Selain kedua instrumen itu, ekspor dan investasi, apalagi basis pertumbuhan ekonomi kita masih di konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi swasta,” ucap Presiden Jokowi usai membuka Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Presiden Joko Widodo berpendapat, kerja sama tim menjadi hal krusial dalam menjaga perekonomian tetap berada di jalur yang aman. Meskipun kebijakan makro ekonomi menjadi hal penting, sektor mikro juga harus selalu dikawal.

Presiden Jokowi juga mengungkapkan kondisi perekonomian Indonesia yang dinilai masih relatif aman. Secara makro ekonomi, Indonesia masih tumbuh dengan baik.

Dia juga menyampaikan, implementasi kerja di sektor mikro dapat tetap dijaga guna memastikan perekonomian tetap berkesinambungan. Demikian pula dengan depresiasi mata uang rupiah masih dalam batas wajar, disertai dengan inflasi masih terkendali sehingga sektor riil masih tetap terjaga dengan baik.

Pernyataan kepala negara itu juga diamini oleh Bank Indonesia, seperti disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman. Menurutnya, Indonesia mampu menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian dan gejolak ekonomi global.

Aida menyebutkan, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam perekonomian global, antara lain, pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan melemah, eskalasi geopolitik, dan suku bunga kebijakan negara maju, termasuk Fed Fund Rate (FFR), yang bertahan tinggi dalam waktu lama.

"Di tengah berbagai tantangan, Indonesia tetap mampu menjaga pemulihan ekonomi dengan baik," kata Aida dalam The 7th Indonesia Risk Management Outlook 2024 dengan tema “Beyond Uncertainty and Opportunity: Technology and Leadership as Key Elements” seperti dikutip Antara, Jumat (27/10/2023).

Demikian pula dengan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II-2023 yang masih tumbuh 5,17 persen. Bahkan, capaian itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen selama tujuh triwulan berturut-turut.

Pertumbuhan ekonomi didorong terutama oleh permintaan domestik dan keyakinan konsumen yang tetap tinggi. Sementara itu, indikator-indikator ekonomi terkini juga masih menunjukkan perkembangan yang baik.

Kuatnya daya tahan ekonomi Indonesia juga didukung oleh stabilitas perekonomian yang terjaga. Tak dipungkiri, pemerintah harus mencari jalan keluar agar kinerja ekspor kembali moncer. Kerja sama semua pemangku kepentingan perlu dikerahkan untuk mendongkrak kembali neraca ekspor Indonesia.

Belum lama ini, Badan Pusat Statistik atau BPS baru saja melaporkan kinerja ekspor pada September 2023. Pada periode September 2023, kinerja ekspor tercatat mencapai USD20,76 miliar atau menurun 16,17 persen dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama tahun lalu USD24,76 miliar.

Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, kinerja ekspor September juga menyusut 5,63 persen dibanding ekspor pada bulan sebelumnya, Agustus 2023, USD22 miliar. Bila dilihat per sektor, ekspor migas tercatat senilai USD1,41 miliar atau naik 6,54 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Namun, ekspor nonmigas menurun 6,41 persen dengan nilai ekspor USD19,35 miliar. “Penurunan nilai ekspor bulan September didorong oleh penurunan ekspor nonmigas terutama golongan lemak dan minyak hewan nabati turun 20,54 persen, bijih logam terak dan abu turun 23,8 persen, pakaian dan aksesoris turun 48,45 persen dan bahan bakar mineral turun 5,25 persen,” ujar Amalia, Senin (16/10/2023).

Kenaikan ekspor migas sebesar 6,54 persen didorong oleh peningkatan nilai ekspor minyak mentah yang naik 185,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, secara tahunan ekspor pada September 2023 turun 16,17 persen.

“Penurunan ini didorong oleh ekspor nonmigas dan melanjutkan tren awal tahun terutama disebabkan harga komoditas-komoditas unggulan di pasar global yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” ujar Amalia.

Di tengah-tengah melemahnya neraca perdagangan, pemerintah terus berupaya keras untuk memperbaiki kinerjanya. Salah satunya melalui pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) yang ke-38. TEI diselenggarakan selama lima hari.

Transaksi yang bisa dihasilkan dari TEI, baik offline maupun online mencapai USD6,28 miliar atau setara dengan Rp99,85 triliun. Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, selama lima hari TEI 2023 digelar secara offline, cukup sukses meraih transaksi perdagangan selain didatangi pengunjung hampir menyentuh 33.000 orang. TEI diikuti sebanyak 1.232 pelaku usaha.

Harus diakui untuk tetap bisa mempertahankan kinerja neraca perdagangan tidak mudah. Pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan cara dan pasar konvensional. Perlu terobosan untuk dongkrak kinerja neraca perdagangan.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari