Indonesia.go.id - KRI Hampala dan Lumba-Lumba, Bukti Nyata Kekuatan Alutsista Indonesia

KRI Hampala dan Lumba-Lumba, Bukti Nyata Kekuatan Alutsista Indonesia

  • Administrator
  • Senin, 6 Januari 2025 | 07:47 WIB
ALUTSISTA
  Penampakan KRI Hampala 880 dan KRI Lumba-Lumba 881 dari atas Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2024). Dinas Penerangan Angkatan Laut
Kapal-kapal berjenis patroli cepat 60 meter itu dirancang untuk mendukung operasi militer baik dalam menjaga kedaulatan maupun patroli keamanan laut.

Sebagai salah satu negara yang dikaruniai alas kepulauan terluas di dunia, selaiknya Indonesia memiliki armada angkatan laut yang kuat dan mumpuni demi menjaga kedaulatan dan pertahanan negeri. Siapa menyangka, belum lama ini Direktori Dunia Kapal Perang Militer Modern atau World Directory of Modern Military Warships (WDMMW) merilis daftar Peringkat Kekuatan Angkatan Laut Global 2023.

Merujuk daftar tersebut, kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) angkatan laut Indonesia menduduki peringkat ke-4 setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia. Seperti diulas di laman indonesia.baik, laporan WDMMW juga menerangkan bahwa dari 36 negara yang disurvei, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) menduduki peringkat keempat dengan True Value Rating (TvR) sebesar 137,3 poin.

Tentu saja, di posisi pertama Skor TvR tertinggi yang dapat dicapai adalah 323,9 yang saat ini dipegang oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy). Posisi kedua di bawah AS terdapat Tiongkok dengan skor TvR 319.8. Peringkat ketiga diduduki Rusia dengan skor TvR 242.3

Dan menyusul Rusia, Indonesia menempati peringkat 4 dengan skor TvR 137.3. WDMMW mencatat, Indonesia memiliki 243 armada per Juli 2023. Rinciannya sebagai berikut, empat kapal selam, tujuh fregat (kapal perang yang biasa digunakan untuk patroli samudra, pengawalan armada dagang dan tanker di daerah rawan), 25 korvet (kapal perang kecil), sembilan kapal peledak/penyapu ranjau (mine warfare), 168 kapal patroli lepas pantai,  dan 30 kapal tempur amfibi.

Sejak 2021--2023, TNI-AL terus memperkuat kekuatan armada mereka dengan mengadakan alat utama persenjataan terbaru maupun merevitalisasi perangkat yang ada. Seperti kehadiran kapal peluncur rudal catamaran KRI Golok-688, kapal korvet KRI Bung Karno-369, sejumlah amunisi roket Exocet MM40, peluncur roket RM-70 Grad, dan tank BMP-3F.

Menurut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, modernisasi alat utama sistem senjata merupakan bukti nyata komitmen TNI-AL dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perairan Indonesia. Modernisasi alutsista ini juga seiring dengan peningkatan kapasitas industri strategis nasional dalam memproduksi alutsista TNI. Perusahaan BUMN seperti PT PAL, Pindad, Dirgantara Indonesia, Dahana, maupun beberapa produsen swasta lainnya telah mampu membuat alutsista yang dibutuhkan TNI.

Di akhir 2024, TNI-AL kembali mendapatkan tambahan kekuatan baru bagi armada angkatan perang laut di wilayah timur Indonesia. Tepatnya, dua kapal patroli cepat (PC) 60 meter buatan dalam negeri KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 resmi memperkuat armada TNI Angkatan Laut di wilayah kerja Koarmada II dan Koarmada III.

KSAL memimpin langsung upacara peresmian dua KRI terbaru TNI-AL itu, sekaligus mengukuhkan dua komandan kapal, yaitu Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo sebagai Komandan KRI Hampala-880, dan Letkol Laut (P) Guntur Prastyawan sebagai Komandan KRI Lumba-Lumba-881.

“Nama Hampala dan Lumba-Lumba yang disematkan pada kapal ini memiliki makna mendalam, mencerminkan karakter tangguh, gesit, dan adaptif,” kata KSAL, dalam sambutannya saat upacara peresmian kapal di Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Apa makna di balik nama dua kapal perang tersebut? Hampala, yang merupakan nama spesies ikan air tawar, melambangkan kekuatan dan daya juang tinggi yang tak mudah menyerah. Sementara itu, Lumba-Lumba yang merupakan mamalia laut melambangkan kelincahan, kecerdasan, dan kemampuan navigasi luar biasa di lautan.

“KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-Lumba-881 adalah wujud nyata keberlanjutan program modernisasi alutsista TNI Angkatan Laut. Kapal ini dilengkapi dengan meriam kaliber 40 mm, dan dua mitraliur 12,7 mm buatan Pindad, serta kemampuan manuver hingga kecepatan 24 knot,” kata Laksamana Muhammad Ali.

Kapal-kapal berjenis patroli cepat 60 meter itu dirancang untuk mendukung operasi militer baik dalam menjaga kedaulatan maupun patroli keamanan laut. Di samping itu, kapal-kapal itu juga dapat menjalankan misi pencarian dan penyelamatan (SAR), serta mendukung kebutuhan infiltrasi pasukan.

KRI Hampala-880 selanjutnya akan memperkuat Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) XI Merauke, Papua Selatan, yang berada di bawah kendali Komando Armada (Koarmada) III TNI-AL. Sementara itu, KRI Lumba-Lumba-881 akan memperkuat Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Utara, yang berada di bawah kendali Koarmada II TNI-AL.

Dua kapal patroli cepat teranyar TNI-AL itu dibangun oleh galangan kapal dalam negeri PT Caputra Mitra di Cirebon, Jawa Barat. KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba merupakan kapal patroli cepat ke-10 dan ke-11 yang dibangun oleh galangan kapal di Cirebon itu. Keduanya dibangun bersamaan dalam waktu 26 hari.

Ke depan, TNI-AL terus memperkuat kekuatan alutsista dengan menjalin kerja sama dengan negara sahabat seperti Korea Selatan, Prancis, Jerman, maupun lembaga pemerintah, yakni Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

 

 

Penulis:  Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf