Dengan ekonomi potensi kelautan yang mencapai Rp15.000 triliun per tahun, maka jika saja itu dimaksimalkan hasilnya Indonesia hanya akan tinggal tunggu waktu memasuki deretan negara-negara kaya.
Jika dibandingkan sumbangan sektor kelautan sejumlah negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok mencapai 48,5% bagi PDB nasionalnya. Negara anggota Asean seperti Vietnam, sektor kelautannya mampu menyumbang 57,63% terhadap total PDB. Bahkan, sejumlah negara di Eropa memiliki kontribusi sektor kelautan hampir 60% dari PDB.
Sementara itu, kini sektor kelautan kita hanya menyumbang di bawah 30% dan sektor perikanan hanya menyumbang sekitar 3% dari PDB nasional. Angka ini relatif kecil dibandingkan dengan potensi yang berada di sepanjang garis pantai Indonesia. Artinya, terbuka kesempatan sangat lebar untuk meningkatkan potensi laut Indonesia sebagai basis perekonomian nasional.
Bahkan laporan yang disusun para ahli dari Inggris menjelaskan, pada 2030 ada pertumbuhan yang luar biasa dari ekonomi di sekitar laut. Laporan yang disusun untuk pemerintah Inggris itu menunjukkan angka USD3 triliun.
Tentu saja sebagai negara dengan luas laut yang sangat besar, Indonesia harus mendapatkan porsi yang besar dari pertumbuhan ekonomi kelautan tersebut.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang sangat panjang, luas wilayah Indonesia sebagian besarnya adalah lautan. Kebijakan yang paling tepat adalah dengan memberikan penekanan pada pengembangan ekonomi kelautan sebagai salah satu pilar penunjang.
Laut adalah keunggulan komparatif yang akan ditransformasi menjadi keunggulan kompetitif, yang pada akhirnya menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru baru Indonesia.