Indonesia.go.id - Ekspor demi Menahan Guncangan Kurs

Ekspor demi Menahan Guncangan Kurs

  • Administrator
  • Senin, 10 September 2018 | 10:11 WIB
INDUSTRI STRATEGIS

Pemerintah Indonesia semakin serius mendorong industri strategis untuk mengembangkan produknya menyasar pasar ekspor. Saat kondisi nilai tukar penuh ketidakpastian, langkah ekspor diyakini membantu penguatan nilai rupiah.

Tahun ini, tercatat beberapa BUMN mengekspor produknya. BUMN itu adalah PT Pindad, PT Krakatau Steel Tbk, PT Industri Kereta Api, PT Barata Indonesia, dan PT Dirgantara Indonesia.

PT Pindad, misalnya, memproyeksikan ekspor produk berupa senjata, amunisi, dan kendaraan tempur. Negeri tujuan ekspor yang sudah menyetujui untuk membeli produk PT Pindad adalah Thailand, Brunei, Myanmar, Korea Selatan, dan Perancis.

Produk itu juga dipasok untuk mendukung misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan perkiraan total nilai Rp78 miliar. Sementara itu, PT INKA telah memiliki kontrak ekspor kereta dengan Filipina dan Bangladesh. Nilainya, masing-masing mencapai Rp1,36 triliun dan Rp 126 miliar.

PT Krakatau Steel menargetkan, ekspor baja hot rolled coil ke Malaysia dan Australia tahun ini akan mencapai Rp907 miliar. Ini di luar ekspor baja yang secara rutin dilakukan PT Krakatau Steel ke berbagai negara lain.

Selain itu, Barata Indonesia akan mengekspor komponen perkeretaapian ke Amerika, Afrika, dan Australia dengan target nilai mencapai Rp 210 miliar.

Tahun depan sepertinya pesawat hasil karya anak bangsa jenis CN212i akan menghiasai langit Filipina dengan nilai 813 juta Peso. Sementara itu, pesawat jenis CN235 diminati Vietnam dengan nilai 18 juta dollar AS.

Penguatan industri strategis ini memang bakal menjadi perhatian pemerintah disebabkan karena produknya yang berorientasi ekspor. Pemerintah juga melahirkan kebijakan-kebijakan pendukung mulai dari kemudahan usaha sampai dorongan permodalan.

Dalam kondisi nilai tukar yang fluktuatif seperti ini Kementrian BUMN mendorong BUMN saling memberikan dukungan kepada sesama BUMN dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar ini. Industri strategis yang memang banyak berorientasi ekspor diharapkan dapat membantu BUMN seperti Pertamina, yang banyak membutuhkan bahan baku impor.

Langkah lainnya adalah dengan memanfaatkan potensi lokal untuk memenuhi bahan baku sebelum memutuskan untuk impor. Di sini dibutuhkan koordinasi antarinstansi agar bisa saling membantu mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Pemerintah sangat serius untuk mendorong industri berorientasi ekspor. Bersama BI, pemerintah menetapkan empat kebijakan untuk mendorong ekspor. Kebijakan itu diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih kencang lagi di tahun depan.

Tujuannya, untuk menguatkan transaksi berjalan. Negara-negara dengan ekonomi maju memiliki transaksi berjalan surplus. Nah, untuk tujuan itulah Indonesia serius mengambil kebijakan memberi kemudahan berusaha sekaligus juga intensif fiskal kepada industri berorientasi ekspor.